ANALISA DATA Konsep Dasar Pengasuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

mengerti. Misalnya, pada observasi : “pasien selalu diam dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha mengajak pasien berkomunikasi, tetapi pasien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat.Jika keadaan pasien tersebut ditulis oleh perawat bahwa pasien depresi berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku pasien dan bukan data yang aktual.Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi pasien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian Nursalam, 2009. c. Relevan Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus dikumpulkan.Kondisi seperti ini bisa diantisipasi Dengan membuat data komprehensif tetapi singkat dan jelas Nursalam, 2009. Dengan mencatat data yang relevan sesuai dengan masalah pasien merupakan data fokus terhadap masalah pasien dan sesuai dengan situasi khusus berdasar sumber data terdiri dari: i. Sumber data primer Pasien adalah sumber utama data primer dan perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan pasien Nursalam, 2009. ii. Sumber data sekunder Informasi dapat diperoleh melalui orang terdekat pada pasien seperti, orangtua, suami dan istri, anak, dan dan teman pasien.Jika pasien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya pasien dalam kondisi tidak sadar Nursalam, 2009. iii. Sumber data lainnya a. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan Nursalam, 2009. b. Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis.Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan keperawatan Nursalam, 2009. d. Konsultasi Terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa. Nursalam, 2009 e. Hasil pemeriksaan diagnostik Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan pasien.hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan Nursalam, 2009. f. Perawat lain Jika pasien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat pasien sebelumnya Nursalam, 2009. g. Kepustakaan Data dasar pasien yang komprehensif, perawat dapat membaca literature yang berhubungan dengan masalah pasien. Nursalam, 2009

3. RUMUSAN MASALAH

Diagnosa keperawatan pada gangguan mobilisasi fisik harus aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi Potter Perry, 2006. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi NANDA dalam Potter Perry, 2006 yaitu: 1. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kesejajaran tubuh yang buruk dan penurunan mobilisasi. 2. Risiko cedera yang berhubungan dengan ketidaktepatan mekanika tubuh, ketidaktepatan posisi dan ketidaktepatan pemindahan yang buruk. 3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan statis sekresi paru dan ketidaktepatan posisi tubuh. 4. Ketidakefektifas pola nafas yang berhubungan dengan penurunan pengembangan paru, dengan penumpukan sekresi paru ketidakpatenan posisi tubuh. 5. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan pola nafas tidak simetris, penurunan pengembangan paru dan penumpukan sekresi paru. 6. Gangguan integritas kulit atau risiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi, tekanan permukaan kulit, dan gaya gesek. 7. Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi, risiko infeksi dan retensi urin. 8. Risiko infeksi yang berhubungan dengan statisnya sekresi paru, kerusakan integritas kulit, dan statisnya urine. 9. Inkontinensia total yang berhubungan dengan perubahan pola eliminasi dan keterbatasan mobilisasi. 10. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan pengurangan tingkat aktivitas dan isolasi sosial. 11. Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan pengurangan tingkat aktivitas dan isolasi sosial. 12. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi dan ketidaknyamanan.

4. PERENCANAAN

Perencanan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah yang diindentifikasi pada diagnosa keperawatan.Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi. Perawat menggunakan proses pemecahan masalah untuk memprioritaskan masalah klien dan mendapatkan intervensi keperawatan dan pengaturan permasalahan tiap-tiap klien dan pelaksaan keperawatan untuk mengobati keadaan klien Nursalam, 2009. Pasien berisiko bahaya dikaitkan ketidaktepatan kesejajaran tubuh dan gangguan mobilisasi,membutuhkan cara keperawatan langsung melalui pemberian posisi secara actual atau potensial serta kebutuhan mobilisasiPotter and perry, 2006. Rencana asuhan keperawatan didasari oleh satu atau lebih tujuan sebagai berikut : 1. Menunjukan tingkat mobilisasi di tandai dengan indikator tingkat ketergantungan fisik individu yaitu mampu merawat diri sendiri secara penuh,memerlukan penggunaan alat, memerlukan bantuan atau pengawasaan orang lain,dan peralatan,sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam keperawatan. 2. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi. 3. Mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat. 4. Mencapai kembali kesajajaran tubuh yang tepat maupun pada tingkat optimal. 5. Mengurangi cedera pada system kulit dan musculoskeletal dan ketidaktepatan mekanika atau kesejajaran. 6. Mencapai ROM penuh atau optimal 7. Mencegah kontraktur 8. Mempertahankan kepatenan jalan napas 9. Mencapai ekspansi paru dan pertukaran gas optimal 10. Memobilsasikan sekresi jalan napas 11. Mempertahankan fungsi kardiovaskuler, respirasi, gastrointestinal, sistem perkemihan. 12. Meningkatkan toleransi aktivitas 13. Mencapai pola eliminasi normal 14. Mempertahankan pola tidur normal 15. Mencapai stimulasi fisik dan mental 16. Mencapai kemandirian penuh dalam aktivitas perawatan diri 17. Memperbaiki gangguan psikologi dan koping individu yang efektif.