Tinjauan Hukum Kegiatan di Pasar Modal

90 jangka waktu delapan belas bulan setelah pengumuman. Pembelian kembali dapat dilaksanakan atas keputusan manajemen TELKOM melalui pembelian Saham Biasa atau ADS pada BEI atau NYSE, transaksi dan perjanjian di luar bursa, atau cara yang sah lainnya yang dianggap tepat oleh Perusahaan. 5 Merepresentasikan jumlah maksimal 339.443.313 lembar Saham Biasa yang diijinkan untuk dibeli kembali oleh TELKOM sesuai dengan Rencana Pembelian Kembali Saham TELKOM Tahap Ketiga. Pada bulan Januari 2009 PT. TELKOM telah melakukan Pembelian Kembali Saham dalam Kondisi Pasar Berpotensi Krisis untuk jangka waktu 3 bulan dan telah berakhir pada tanggal 12 Januari 2009. Dalam pelaksanaannya, perusahaan berhasil membeli kembali saham perseroan sejumlah 10.411.500 saham melaui Bursa Efek Indonesia BEI atau 2,06 dari maksimal total alokasi dana senilai Rp. 3 tiga Trilyun. Dari Program Pembelian Kembali Saham sebelumnya Program I,II, dan III TELKOM telah membeli kembali sejumlah 480.163.000 saham. Hingga kini keaseluruhan jumlah saham yang telah dibeli kembali oleh TELKOM adalah sejumlah 490.574.500 saham yang terdapat dalam Treasury Stock dengan total nilai pembelian keseluruhan saham tersebut adalah Rp. 4.263.819.170.513,- termasuk komisi.

D. Tinjauan Hukum Kegiatan di Pasar Modal

Kegiatan transaksi saham dari perusahaan-perusahaan yang telah go publik di pasar modal adalah transaksi yang terorganisir secara baik, hal ini disebabkan Universitas Sumatera Utara 91 objek transaksi adalah sesuatu yang bernilai ekonomis dan abstrak. Kegiatan transaksi saham tersebut akan mengacu pada aspek-aspek antara lain: 49 Perlindungan hukum bagi pelaku-pelaku di pasar modal Indonesia diatur secara nyata dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, serta dilengkapi dengan peraturan pelaksanaanya seperti 1. Aspek Hukum Administrsi 2. Aspek Hukum Pidana 3. Aspek Hukum Ekonomi Kegiatran transaksi sangat membutuhkan aspek Hukum Administrasi yang berperan sebagai rambu-rambu terhadap setiap perijinan bagi setiap pihak yang terlibat dalam kegiatan bursa tersebut, hal ini terkait penawaran umum sejak dari pendaftaran perusahaan ke bursa efek, penawaran saham perdana, penawaran umum maupun pembelian kembali saham. Aspek Hukum Perdata Dagang sangat mempengaruhi seluruh tindakan internal perseroan terbatas PT yaitu sejak persiapan go publik sampai buy back hingga hubungan hukum antar perusahaan dengan pemegang saham perusahaan pemilik saham baru Aspek hukum pidana akan berperan jika antara pihak-pihak yang terlibat kegiatan bursa melakukan tindakan pelanggaran peraturan-peraturan yang berlaku dalam pasar modal. Serta akhirnya aspek hukum ekonomi akan merangkum keseluruhan keterlibatan dan kepentingan-kepentingan pelaku pasar modal dalam suatu titik keseimbangan kepentingan yang terjadi diantara kepentingan pribadi dengan kepentingan publik. 49 Sri Rejeki Hartono Op cit hal 52 Universitas Sumatera Utara 92 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. Undang-Undang Republik Indonesia No 8 tahun 1995 mengatur secara tegas terhadap pelanggaran peraturan berupa saksi administrasif, saksi perdata berbentuk ganti rugi serta saksi pidana bagi pihak-pihak yang menyimpang dari peraturan yang ada. Persoalan utama serta sangat kompleks dalam bidang hukum pasar modal yaitu berkenaan dengan tanggung jawab juridis yang dapat merugikan pihak pihak lainnya. Menurut Munir Fuady 50 50 Munir Fuady Op cit hal 38 Perlindungan hukum yang maksimal terhadap pelaku-pelaku pasar modal meliputi beberapa sistem tanggung jawab antara lain: 1. tanggung jawab administrasi 2. tanggung jawab pidana 3. tanggung jawab perdata konvensional 4. tanggung jawab secara renteng Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.1 tahun 1995 dalam pasal 54 ayat 3 dinyatakan bahwa saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak kebendaan kepada pemegangnya. Dengan demikian maka para pemegang saham yang memiliki saham tertentu mempunyai hak kebendaaan terhadap saham tersebut, hal ini akan memberikan konsekuensi pemegang saham mempunyai hak dan kewajiban yang timbul atas saham tersebut. selaku pemegang hak, pemegang saham berhak mempertahankan haknya tehadap setiap orang. Universitas Sumatera Utara 93 Saham sebagai benda bergerak juga diatur dalam Undang-Undang Hukum Perdata pada pasal 511 yang menyebutkan: “Sebagai kebendaan bergerak karena ketentuan Undang-undang harus dianggap : 1, hak pakai hasil dan hak pakai atas kebendaan bergerak; 2, hak atas bunga-bunga yang diperjanjikan, baik bunga yang diabaikan, maupun bunga cagak hidup; 3, perikatan-perikatan dan tuntutan-tuntutan mengenai jumlah-jumlah uang yang dapat ditagih yang mengenai bend-benda bergerak; 4, sero-sero atau andil-andil dalam persekutuan uang, persekutuan dagang atau persekutuan yang bersangkutan dan perusahaan itu adalah kebendaan tak bergerak, sero-sero atau andil-andil itu dianggap merupakan kebendaaan bergerak, akan tetapi hanya terdapat para pesertanya selama persekutuan berjalan. Menurut pasal 1457 KUH Perdata perjanjian jual beli ialah suatu perjanjian dimana pihak yang satu mengikatkan diri untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang membayar haraga yang telah dijanjikan. Adapun bentuk-bentuk perjanjian jual-beli dalam KUH Perdata telah diatur dalam : 1. pasal 612 KUH Perdata: penyerahan benda bergerak yang tidak bertubuh dilakukan dengan penyerahan nyata feite levering oleh pemilik lama kepada pemilik baru; 2. Pasal 613 KUH Perdata: cara penyerahan benda tidak berwujud berupa piutang atas nama benda tidak bertubuh, dilakukan dengan ”cessie” dan dibuat Universitas Sumatera Utara 94 akte otentik atau akta dibawah tangan, dimana hak kebendaan itu telah dpindahkan kepada orang lain. 3. Pasal 616 KUH Perdata, untuk penyerahan benda tidak bergerak atau benda tetap dilakukan dengan cara pengumuman akte diikuti dengan pembukuan pada register terrtentu untuk itu. Tinjauan yuriidis terhadap perlindungan hak perseorangan juga diatur secara jelas dalam undang-undang. Sebagai pemegang saham yang betindak sebagai subjek hukum mempunyai hak perseoarangan atau personal right yang mempertahankan haknya seta pelaksanaan haknya atau personal right yang dapat mempertahankan haknya serta pelakasanaan haknya tersebut. Dalam Undang-undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1995 pasal 54 ayat 2 disebutkan bahwa setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap persroan melalui Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan. Gugatan pada perseroan dapat dilakukan jika pemegang saham dirugikan yang diakibatkan ketidakadilan tindakan perseroan, seperti akibat keputusan Rapat Umum Para Pemegang Saham, Komisaris maupun Direksi, gugartan dapat berupa meminta perseroan menghentikan tindakan diskriminatif serta mengambil langkah-langkah memperbaikinya untuk menghindarkan tindakan serupa terulang kembali di masa depan. Dalam tindakan tersebut secara nyata peraturan dalam Undang-undang Perseroan Terbatas tersebut memberikan perlindungan bagi pemegang saham. Jika diteliti secara seksama pemegang saham yang berpeluang memanfaatkan ketentuan ini adalah pemegang saham minoritas, sebab pemegang saham Universitas Sumatera Utara 95 minoritas dapat suatu tindkan yang kak dilaksanakan perseroan meskipun telah diputuskan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 1 tahun 1995, pemegang saham monoritas dapat melakukan gugatan : ”Setiap pemegang saham berhak meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersngkutan tidak menyetujui tindakan perseroan berupa : a. Perubahan Anggaran dasar b. Penjualan, penjaminan, pertukaran sebahagian besar atau seluruh kekayaaan perseroan, atau c. Penggabungan, peleburan atau pengambil alihan perseroan. Dengan diaturnya ketentuan tersebut maka para pemegang saham yang ingin meninggalkan perseroan masih dapat mengharapkan menutup kerugiannya dengan menjual kembali saham yang dimilikinya ke perseroan. Namun adakalanya perseroan tidak mampu membeli kembali sahamnya yang dilepas pemegang saham, maka perseroan wajib mengusahakan supaya sisa saham bisa dibeli oleh pihak lain, namun jika hal ini juga tidak dapat terlaksana. Maka pemegang saham dapt menggunakan ketentuan pasal 54 Undang-Undang Republik Indonesia No 1 tahun 1995 yaitu dengan menggugat perseroan ke Pengadilan Negeri.

E. Tinjauan Hukum Pembelian Kembali Saham PT Telkom di Pasar Modal