Elastisitas Kesempatan Kerja Hubungan Antara Penyerapan Tenaga Kerja Dengan Pertumbuhan Ekonomi

yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Dari definisi tersebut jelas bahwa pembangunan ekonomi mempunyai pengertian: a. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus – menerus. b. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita. c. Kenaikan pendapatan perkapita harus terus berlangsung dalam jangka panjang. d. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya. Sistem ini bisa ditinjau dari 2 aspek yaitu aspek perbaikan di bidang organisasi institusi dan perbaikan di bidang regulasi baik legal maupun informal.

2.4 Elastisitas Kesempatan Kerja

Secara makro, laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat dikaitkan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Hubungan antara laju pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan melalui elastisitas kesempatan kerja. Jika elastisitas kesempatan kerja semakin tinggi berarti laju pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas. Tingkat elastisitas kesempatan kerja dapat dihitung dengan cara membandingkan antara laju pertumbuhan kesempatan kerja dengan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB, dengan rumusan: Dimana: E = Elastisitas kesempatan kerja N = kesempatan kerja Universitas Sumatera Utara Y = pertumbuhan ekonomi = persentase perubahan kesempatan kerja = persentase perubahab pertumbuhan ekonomi

2.5 Hubungan Antara Penyerapan Tenaga Kerja Dengan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah PDB yang menunjukkan kenaikan tingkat ouput total yang dihasilkan oleh negara tersebut. Peningkatan output bisa dilakukan melalui peningkatan kesempatan kerja. Kesempatan kerja meningkat akan berpengaruh pada peningkatan daya beli masyarakat dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai faktor yang positif dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti menambah jumlah tenaga produktif dan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti semakin besar ukuran pasar domestiknya. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja dapat dilihat berdasarkan rasio kesempatan kerja dengan output. Teori rasio kesempatan kerja-output dikenalkan oleh seorang ekonom bernama Arthur Okun. Menurutnya, tingkat pengangguran minimal 4 per tahun akan tercapai bila seluruh kapasitas produksi terpakai kesempatan kerja penuh atau full employment. Dalam teorinya, Okun terfokus pada pentingnya menjaga perekonomian agar berada dalam keadaan kesempatan kerja penuh. Universitas Sumatera Utara Secara sistematik, dapat dirumuskan sebagai berikut: L = cQ Dimana: L= kesempatan kerja Q= tingkat output c= hubungan proporsional Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa untuk menambah kesempatan kerja, output harus bertumbuh. Hal ini disebabkan setiap satu unit pertambahan output akan menambah kesempatan kerja sebanyak c unit. Makin besar nilai c, maka jumlah kesempatan kerja yang tersedia akibat bertambahnya 1 unit output akan semakin besar. Besar kecilnya nilai c sangat tergantung pada teknik produksi tingkat teknologi yang digunakan dan tingkat efisiensi. Teknik produksi yang padat karya cenderung memperbesar nilai c dan sebaliknya akan memperkecil nilai c dengan produksi yang padat modal. Selain Arthur Okun, para ekonom aliran klasik juga meneliti tentang hubungan antara tenaga kerja dengan pertumbuhan ekonomi. Di negara sedang berkembang, tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat dominan. Pertumbuhan tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output. Akan tetapi, permasalahannya adalah sampai berapa banyak penambahan tenaga kerja akan terus meningkatkan output. Hal itu tergantung dari seberapa cepat terjadinya The Law of Diminishing Return TLDR. Sedangkan cepat atu lambatnya proses TLDR ditentukan oleh kualias Sumber Daya Manusia SDM dan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi produksi. Dengan kata lain, selama ada sinerji antara tenaga kerja dan teknologi, penambahan tenaga kerja Universitas Sumatera Utara akan memacu pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri jumlah tenaga kerja yang dapat dilibatkan dalam proses produksi akan semakin sedikit bila teknologi yang digunakan semakin tinggi Rahardja, 2004:125. Kesimpulan dari teori klasik ini adalah berlakunya TLDR menyebakan tdak semua penduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika terlalu dipaksakan, maka akan menurunkan tingkat output perekonomian, seperti pada gambar di bawah ini: Gambar 2.5 Diagram Jumlah Penduduk Optimal Dalam diagram di atas, kurva TP 1 menunjukkan hubungan antara jumlah tenaga kerja dengan tingkat output fungsi produksi. Kondisi optimal akan tercapai jika jumlah penduduk tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi adalah L 1 dengan jumlah output PDB adalah Q 1 . Jika jumlah tenaga kerja ditambah menjadi L 2 , PDB justru akan berkurang menjadi Q 2 . Hal ini disebabkan cepat terjadinya TLDR. Penambahan tenaga kerja ke L 2 dapat meningkatkan output Q 3 bila dilkukan investasi fisik barang modal dan SDM yang menunda terjadinya gejala TLDR sekaligus dapat menimbulkan sinerji. Jika hal itu terjadi, TP 2 TP 1 L 2 L 1 Q 2 Q 1 Q 3 total produksi output tenaga kerja Universitas Sumatera Utara maka fungsi produksi membaik yang terlihat dari bergesernya kurva produksi ke TP 2 . Dengan demikian, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan output PDB.

2.6 Penelitian Sebelumnya