Lateks kebun dari Tempat Pengumpulan Hasil TPH harus diangkut segera kepabrik walaupun telah diberi bahan pengawet kimia. Mikroba
mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan lateks yang mengandung bahan pengawet, sehingga mutu lateks akan menurun bila terlalu
lama di TPH.
2.2.1. Komposisi Kimia Lateks
Komponen lateks terdiri dispersi pertikel-partikel karet dan bukan karet dalam cairan yang disebut serum.
Adapun komposisi lateks adalah seperti yang dipaparkan dalam tabel 2.1. Tabel 2.1 Komposisi Lateks
No. Fraksi Lateks
Zat yang Terkandung 1
Fraksi Karet 37 - Karet
- Protein - Lipida
- Ion Logam
2 Fraksi Frey Wyssling 1-3
- Karotenoida - Lipida
- Air - Karbohidrat dan inositol
- Protein dan turunannya
3 Fraksi Serum 48
- Senyawa nitrogen - Asam nukleat dan nukleosida
- Senyawa organik - Ion anorganik dan logam
4 Fraksi Dasar 14
- Air - Protein dan senyawa nitrogen
- Karet dan karotenoida - Lipida dan ion logam
Sumber : PTPN III 2004
Universitas Sumatera Utara
Partikel-partikel yang terkandung dalam karet murni isoprena tersuspensi dalam serum lateks dan bergabung membentuk rantai panjang yang disebut
dengan poliisoprena C
5
H
8
Partikel karet dapat terdispersi dengan baik dalam suatu larutan, hal ini disebabkan adanya gerakan zig-zag gerakan Brown dari pertikel. Besarnya
gerakan Brown dapat mengatasi gaya gravitasi dari partikel karet sehingga tidak terjadi creaming maupun pengendapan. Di dalam lateks, isoprena ini diselaputi
oleh lapisan protein sehingga partikel karet bermuatan listrik. Protein merupakan gabungan dari asam-asam amino yang bersifat dipolar dalam keadaan netral
mempunyai dua muatan listrik dan amphoter dapat bereaksi dengan asam atau basa .
.
Lateks segar mempunyai pH = 6,9. Ion yang bermuatan negatif tersebut diserap oleh permukaan partikel karet dengan membentuk lapisan yang disebut
lapisan sterin. Lapisan yang sama-sama bermuatan negatif tersebut menyebabkan terjadinya gaya tolak menolak antara partikel, sehingga lateks tidak menggumpal.
Jadi selama lateks bermuatan negatif, lateks akan tetap dalam keadaan stabil. Pada titik isoelektris, muatan listrik akan mencapai nol sehingga protein tidak stabil dan
akan menggumpal serta lapisan sterin akan hilang sehingga antar butir karet terjadi kontak yang mengakibatkan lateks menggumpal.
Lump adalah lateks yang menggumpal atau telah terkoagulasi. Jika lateks menggumpal atau terkoagulasi di dalam mangkok penampung lateks disebut cup
lump atau lump mangkok. Tetapi jika menggumpal atau terkoagulasi di tanah atau di sekitar pangkal batang di bawah irisan sadapan disebut lump tanah. Lump
Universitas Sumatera Utara
mangkok diperoleh dari penderesan atau penyadapan yang mangkoknya dibiarkan berada pada pohon atau tidak diangkat. Lump mangkok ini diambil pada pagi hari
bersamaan dengan dilakukannya penderesan dan dikumpulkan setelah penderesan selesai. Sedang lump tanah yang diperoleh dari pohon karet yang mangkok
deresnya diambil atau diangkat dari pohon setelah penggumpalan lateks sehingga lateks yang masih menetes jatuh ke tanah dan akhirnya menggumpal atau
terkoagulasi Setyamidjaja, 1993. Scrab atau bantalan adalah lateks susu yang digumpalkan di kebun atau
karet yang menggumpal dalam tangki. Berbentuk balok dan dicetak dengan menggunakan cetakan dari seng. Scrab juga dapat dibuat dari busa karet yang
terbentuk dari lateks susu, yaitu yang terdapat pada sisa dari sari pengolahan sheet pada saat pembekuan. Scrab dari busa lateks susu ini banyak mengandung air.
2.2.2. Prakoagulasi pada Lateks Kebun