4.4. Pemeriksaan Kuantitatif
4.4.1. Kurva Kalibrasi Timbal dan Kadmium
Kurva kalibrasi logam timbal dan kadmium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standar kedua logam pada konsentrasi yang berbeda-beda.
Logam timbal diukur pada panjang gelombang 217,0 nm dan kadmium pada panjang gelombang 228,8 nm. Berdasarkan pengukuran kurva kalibrasi tersebut, maka
diperoleh persamaan garis regresi untuk timbal yaitu: y = 2,223x + 0,0402 dan untuk kadmium y = 8,834x + 0,0408.
Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar timbal dan kadmium serta
contoh perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 6 hal. 36 dan Lampiran 7 hal.38. Kurva kalibrasi larutan standar timbal dan kadmium dapat
dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 berikut.
Kurva Kalibrasi Pb
0,2 0,4
0,6 0,8
1
0,00 0,05
0,10 0,15
0,20 0,25
0,30 0,35
0,40 0,45
Konsentrasi A
b s
o rb
a n
s i
y = 2,223x + 0,0402 r = 0,0,9985
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Logam Timbal Konsentrasi 0,05 ppm; 0,1 ppm; 0,2
ppm; 0,3 ppm dan 0,4 ppm yang diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 217,0 nm.
Universitas Sumatera Utara
Kurva Kalibrasi Cd
0,0000 0,2000
0,4000 0,6000
0,8000 1,0000
0,000 0,020
0,040 0,060
0,080 0,100
0,120
Konsentrasi A
b s
o rb
a n
s i
y = 8,834x + 0,0408 r = 0,9978
Gambar 3. Kurva Kalibrasi Logam Kadmium Konsentrasi 0,01 ppm; 0,025 ppm;
0,05 ppm ; 0,075 ppm dan 0,1 ppm yang diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 228,8 nm.
Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan antara konsentrasi logam dengan serapannya dengan nilai koefisien korelasi r untuk timbal sebesar 0,9985
dan untuk kadmium sebesar 0,9978. Harga r berada pada rentang nilai antara -1
≤ r ≤ 1. Nilai r terbaik adalah yang mendekati 1. Hal ini sesuai dengan Hukum Lambert-Beer yaitu A = abc, dimana nilai absorbansi A berbanding lurus dengan
nilai konsentrasi c Gandjar, I. G., dan Rohman, A. 2007.
4.4.2. Pemeriksaan Kadar Timbal dan Kadmium pada cacing tanah Drawida sp, Megascolex sp dan Pontoscolex corethaurus
Pemeriksaan kadar timbal dan kadmium dilakukan secara spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimum,
yaitu 217,0 nm untuk timbal dan 228,8 nm untuk kadmium. Kadar timbal dan kadmium diperoleh dari persamaan garis regresi larutan standarnya. Hasil analisis
kuantatif kadmium dan timbal dapat dilihat pada Tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5 Kadar Timbal dan Kadmium ppm pada cacing tanah Drawida sp,
Megascolex sp dan Pontoscolex corethaurus
No. Sampel
Kadar Timbal ppm
Kadar Kadmium ppm
1. Drawida sp
2,5925 ± 0,0409 1,1760 ± 0,01543
2. Megascolex
sp 4,5122 ± 0,0543
0,4414 ± 0,00224 3
Pontoscolex sp
5,1657 ± 0,07066 1,1613 ± 0,01508
Hasil analisis timbal dan kadmium pada cacing tanah Drawida sp, Megascolex sp dan Pontoscolex corethaurus menunjukkan kadar timbal sebesar
2,5925 ± 0,0409 ppm Drawida sp; 4,5122 ± 0,0543 ppm Megascolex sp; 5,1657 ± 0,07066 ppm Pontoscolex corethaurus dan kandungan kadmium sebesar 1,1760 ±
0,01543 ppm Drawida sp; 0,4414 ± 0,00224 ppm Megascolex sp; 1,1613 ± 0,01508 ppm Pontoscolex corethaurus Data dan perhitungan statistik dapat dilihat
pada Lampiran 10 hal.42 sampai dengan Lampiran 15 hal.55. Hasil ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar timbal dan kadmium yang signifikan pada ketiga jenis cacing tanah Drawida sp, Megascolex sp dan Pontoscolex
corethaurus. Tempat pembuangan sampah merupakan habitat yang kaya akan bahan
organik namun juga rentan akan pencemaran logam berat yang dapat diperoleh dari sampah batere, cat, kaleng, plastik berwarna, pestisida yang mungkin masih terdapat
dalam sampah sayur-sayuran, asap kendaraan dan partikel logam berat yang beterbangan di udara akan terbawa oleh air hujan yang bembasahi tanah sehingga
dapat timbul pencemaran tanah.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Uji Validasi Metode Analisis