Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
tersebut.
39
Penegakan hukum dapat dimaknai sebagai suatu atau serangkaian tindakan yang bertujuan mewujudkan konsep yang ideal das sein menjadi suatu realitas
das sollen yang terwujud dalam kenyataan sosiologis untuk itu tentu harus ada lembaga yang diorganisasikan untuk melaksanakan tugas ini.
Makna bersaing diartikan sebagai tindakan yang bersifat individualistis dan hanya berorientasi pada kepentingan sepihak dengan cara melakukan berbagai
upaya semaksimal mungkin untuk mencapai keuntungan yang sebesar besarnya, bersaing dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bisnis memiliki asumsi dan
analogi, anggapan bersaing berarti bersifat individual serta tidak memperhatikan kepentingan orang lain tidaklah sepenuhnya benar. Pandangan tersebut menjadi
salah apabila dilakukan dengan cara yang tidak jujur. Sebaliknya dengan kultur kita yang tidak terbiasa dengan persaingan dan bial kita hidup dengan tidak
mengenal apakah persaingan itu, tentu kita tidak akan mengetahui makna dari cara bagaimana bersaing yang sehat. Kemungkinan lainnya adalah bahwa mungkin
kita tidak akan mampu mengetahui hasil kita yang optimal karena tidak pernah mengetahui dan melihat kemampuan pesaing disekeliling kita.
C. Instrumen Penegakan Hukum Persaingan Usaha di Indonesia
40
Penegakan hukum pada umumnya selalu berada dalam 3 dimensi hukum yaitu dimensi hukum Administrasi, dimensi hukum Perdata dan dimensi hukum Pidana.
Setiap dimensi hukum memiliki pendekatan yang berbeda-beda. Walaupun memiliki pendekatan yang berbeda-beda tujuannya tetap sama yaitu tercapainya
39
Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan di Indonesia, Op.Cit, hal. 14.
40
Arie Siswanto, Op Cit, hal 49
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
atau terciptanya kondisi yang menjadi tujuan dari pembentukan suatu Undang Undang
Ketiga dimensi penegakan hukum diatas dapat dikategorikan sebagai pendekatan represif yang langsung menyediakan legal consequences atau akibat
hukum yang berbentuk administratif, pidana, dan perdata. Dalam hukum persaingan usaha selain pendekatan represif dikenal juga pendekatan preventif.
Pendekatan preventif ini bisa terwujud dalam berbagai aktivitas yang beberapa diantaranya dikemukakan dibawah ini :
41
Dalam hal organ penegak hukum persaingan usaha menganggap telah tejadi pelanggaran terhadap hukum persaingan usaha, beberapa Negara memberi
kewenangan kepada organ penegak hukum persaingan usaha tersebut untuk memberikan rekomendasi. Rekomendasi ini merupakan perintah agar si pelaku
tindakan pelanggaran hukum persaingan usaha segera menghentikan tindakannya. a. Konsultasi
Konsultasi merupakan sarana yang lazim disediakan oleh hukum persaingan usaha di banyak negara. Sarana ini diadakan dengan maksud supaya secara
interaktif para pelaku bisa memperoleh klarifikasi tentang apakah langkah yang mereka ambil melanggar hukumk persaingan usaha atau tidak. Tanpa mekanisme
konsultasi, bukan tidak mungkin seorang pelaku usaha mengambil langkah yang tanpa mereka sadari mengarah kepada pelanggaran hukum persaingan usaha.
Kewenangan untuk memberikan knsultasi pada umumnya terletak pada organ penegak hukum persaingan usaha competitive authority.
b. Rekomendasi
41
Ibid, hal 53
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
Sepanjang si pelaku mau menaati isi rekomendasi, prosedur hukum yang pernah dan bersifat represif tidak perlu dijalankan.
c. Izin Pembebasan exemption Pada umumnya hukum persainganusaha mengenal apa yang disebut dengan
“pembebasan” atau “exemption”, yakni pembolehan dilakukannya tindakan yang sebenarnya bersifat anti persaingan berdasarkan pertimbangan tertentu. Di banyak
Negara kewenangan ini dimiliki oleh competition authority. Apabila seorang pelaku usaha telah memperolah persetujuan exemption, konsekuensi hukum yang
bersifat represif tidak akan muncul meskipun secara substantif tindakan yang dilakukan mungkin merupakan pelanggaran terhadap hukum persaingan usaha
d. Pemberitahuan Pemberitahuan juga merupakan mekanisme preventif penegakan hukum
persaingan. Pemberitahuan sebenarnya adalah sarana bagi competition authority untuk secara praktis mereview tindakan atau struktur yang berpotensi
mengganggu persaingan usaha. Dengan kewenangan yang dimiliki FTC Jepang bisa menilai dan mengeluarkan pemberitahuan tentang pembentukan asosiasi
dagang serta kontrak-kontrak internasional yang diperkirakan bisa berpengaruh buruk terhadap persaingan
Untuk mengawasi pelaksanaan Undang Undang No. 5 Tahun 1999 dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang merupakan Lembaga Independen yang
terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah serta pihak lain.
42
Hal ini dinyatakan di dalam Pasal 30, yang berbunyi :
43
42
Asril Sitompul, Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha tidak Sehat Tinjauan terhadap Undang Undang No.5 Tahun 1999, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1999, hal.85
43
Lihat Pasal 30 UU No.5 Tahun 1999
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
1 Untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang ini dibentuk Komisi
Pengawas Persaingan Usaha yang selanjutnya disebut Komisi. 2
Komisi adalah suatu lembaga independent yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah serta pihak lain.
3 Komisi bertanggung jawab kepada Presiden.
Pasal 1 angka 18 menyatakan bahwa :
44
Komisi persaingan usaha diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara independent terlepas dari pengaruh pemerintah walaupun komisi ini bertanggung
jawab kepada Presiden dan biaya-biaya untuk pelaksanaan tugasnya dibebenkan Kepada Anggaran pendapatan dan Belanja Negara.
“ Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah komisi yang dibentuk untuk mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak
melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat”.
45
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1999 KPPU dibentuk sebagaimana diatur dalam Pasal 34 yang mengatur mengenai
susunan organisasi, tugas dan fungsi komisi yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden
46
Pasal 36 mencantumkan tentang kewenangan komisi mulai dari memerima laporan dari masyarakat atau pelaku usaha hingga menjatuhkan sanksi
administrative bagi pelanggar ketentuan undang-undang. .
47
Secara lengkap KPPU memiliki kewenangan-kewenangan yang meliputi:
48
44
Lihat Pasal 1 angka 18 UU No.5 Tahun 1999
45
Asril Sitompul, Op. Cit, hal 86
46
Ningrum Natasya Sirait, Op.Cit, hal 106
47
Arie Siswanto, Op.Cit, hal.94.
48
Lihat Pasal 36 UU No.5 Tahun 1999
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
1. Menerima Laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang
dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
2. Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau
tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
3. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang
ditemukan oleh Komisi sebagai hasil dari penelitiannya; 4.
Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat; 5.
Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap undang-undang ini;
6. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan setiap orang yang
dianggap mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;
7. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi,
saksi ahli atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia memenuhi panggilan komisi;
8. Meminta keterangan dari instansi pemerintah dalam kaitannya dengan
penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini;
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
9. Mendapatkan, meneliti dan atau menilai surat, dokumen atau alat bukti
lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan; 10.
Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat;
11. Memberitahukan putusan komisi kepada pelaku usaha yang diduga
melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat; 12.
Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administrasif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini.
Atas dasar kewenangannya yang besar tersebut maka Komisi memiliki beberapa tugas yang meliputi:
49
a. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat; b.
Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat; c.
Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat; d.
Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi; e.
Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat;
49
Lihat Pasal 35 UU No.5 Tahun 1999
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
f. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan undang-
undang nomor 51999; g.
Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
Sebagaimana layaknya Komisi Pengawas Persaingan Usaha di negara-negara lain, Komisi juga diberikan kewenangan dan tugas yang sangat luas meliputi
wilayah eksekutif, yudikatif, legislatif serta konsultatif. Sehingga dari berbagai pendapat melihat bahwa KPPU dapat dikatakan bersfifat multifungsi kerena
memiliki wewenang sebagai investigator investigative function, penyidik, pemeriksa, penuntut prosecuting function, pemutus adjudication function
maupun fungsi konsultatif consultative function.
50
1. Peradilan Umum
Tetapi sebagaimana dengan karakter yang khas dalam Hukum Persaingan maka KPPU dikatakan sebagai
lembaga quasi judicial yang artinya lembaga penegak hukum yang mengawasi persaingan usaha. Disamping itu banyak pihak juga memperdebatkan kedudukan
KPPU baik sebagai badan independen dalam sistem ketatanegaraan maupun sebagai lembaga quasi judicial dalam sistem peradilan. Hal ini disebabkan karena
dalam UU No. 141970 mengenai Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman hanya dikenal ada 4 lembaga peradilan yaitu:
2. Peradilan Agama
3. Peradilan Militer
4. Peradilan Tata Usaha Negara
50
Ningrum Natasya Sirait, Op.Cit, hal 109
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
Keempat lingkungan peradilan tersebut berada dalam pengawasan Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan tertinggi di Indonesia. Walaupun secara
limitatif disebutkan hanya keempat lingkungan peradilan ini saja yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman, namun undang-undang memberikan
kesempatan untuk dibentuknya suatu lembaga peradilan khusus yang harus berada di bawah lingkup peradilan umum sepanjang hal tersebut diatur oleh
undang-undang. Dan juga peradilan khusus itu haruslah diatur dalam lingkup lembaga peradilan itu sendiri. Sebaliknya dengan melihat kedudukan KPPU yang
ada maka sebenarnya kedudukannya relatif sama dengan lembaga pemutus administratif yang lain karena pada dasarnya kewenangan yang melekat pada
KPPU adalah kewenangan yang bersifat administratif.
51
Kewenangan Komisi yang cukup strategis adalah peran konsultatif ketika memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam hal berkaitan
dengan keputusan suatu lembaga yang menyangkut kebijakan ekonomi. Kewenangan komisi yang menyerupai lembaga yudikatif adalah kewenangan
komisi melakukan fungsi penyelidikan, memeriksa, memutus dan akhirnya menjatuhkan hukuman administrativ atas perkara diputusnya. Demikan juga
kewenangannya menjatuhkan sanksi ganti rugi atau denda kepada terlapor. Kewenangan legislatif pada KPPU adalah kewenangan Komisi menciptakan
peraturan baik secara internal mengikat para pekerjanya, maupunn eksternal kepada publik, misalnya guidelines, tata cara prosedur penyampaian laporan dan
51
Ibid, hal 110.
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
penanganan atau mengeksekusi kewenangan yang diberikan oleh UU No.5 Tahun 1999 dalam mengawasi jalannya undang-undang.
52
a. Tahap Pengumpulan Laporan atau Indikasi Terjadinya Pelanggaran
Dalam melakukan penegakan hukum Undang Undang no.5 tahun 1999 KPPU melalui beberapa tahap, yaitu:
Komisi dapat memulai pemeriksaan terhadap para pihak yang dicurigai baik dengan adanya laporan maupun berdasarkan atas inisiatif KPPU sendiri dari
hasil penelitian para staff KPPU.
53
Dari rumusan pasal 38 UU No.5 Tahun 1999dapat kita ketahui bahwa tidak hanya pihak yang dirugikan saja,
sebagai akibat dari terjadinya pelanggaran terhadap undang-undang ini, yang dapat melaporkan secara tertulis kepada KPPu dengan keterangan yang
lengkap dan jelas tentang telah terjadinya pelanggaran serta kerugian yang ditimbulkan, melainkan juga setiap orang yang mengetahui telah terjadi atau
patut diduga telah terjadi pelanggaran dapat melaporkannya secara tertulis kepada KPPU.
54
b. Tahap Pemeriksaan Pendahuluan
Sebelum langkah selanjutnya, KPPU dapat melakukan proses hearing atau dengar pendapat dalam upaya memutuskan apakah
pemeriksaan selanjutnya diteruskan atau tidak.
Pemeriksaan pendahuluan adalah proses komisi untuk meneliti dan atau memeiksa apakah suatu laporan dinilai perlu atau tidak dilanjutkan kepada
52
Ibid, hal 111
53
Ibid, hal 115
54
Ahmad Yani dan Gunawan Muhammad, Op.Cit, hal 57
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
tahap pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan pendahuluan disebutkan dalam Pasal 39 ayat 1 UU No.5 1999, dimana jangka waktunya adalah tiga puluh
hari sjak tanggal surat penetapan dimulainya suatu pemeriksaan pendahuluan.
55
c. Tahap Pemeriksaan Lanjutan
Pada tahap pemeriksaan pendahuluan tidak hanya laporan yang diperiksa, namun pemeriksaan yang dilakukan atas inisiatif Komisi
juga wajib melalui proses Pemeriksaan Pendahuluan ini.
Pemeriksaan Lanjutan pertama kali disebutkan di dalam Pasal 39 ayat 2 UU No.51999, dan djelaskan secara detail dalam Keputusan KPPU
No.5KepIX2000 tentang tata cara penyampaian laporan dan penanganan dugaan pelanggaran terhadap UU No.51999.
56
d. Tahap Eksekusi Putusan Komisi
Pemeriksaan lanjutan adalah serangkaian pemeriksaan dan atau penyelidikan yang dilakukan oleh majelis
sebagai tindak lanjut Pemeriksaan Pendahuluan.
Apabila Keputusan Komisi menyatakan terbukti adanya perbuatan melanggar ketentuan UU No. 51999, maka proses selanjutnya akan
berlanjut kepada tahap eksekusi putusan Komisi. Berdasarkan pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999, Komisi memiliki kewenangan untuk menjatuhkan sanksi
administratif dalam bentuk-bentuk pembatalan perjanjian, perintah penghentian suatu kegiatan, pembatalan merger konsolidasi, akuisisi,
maupun penetapan pembayaran ganti rugi atau denda. Bila pihak terlapor
55
Destiavano Wibowo dan Harjon Sinaga, Hukum Acara Persaingan Usaha, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005, Hal 18
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
tidak mengajukan keberatan, maka KPPU akan melakukan eksekusi putusannya.
57
PENDEKATAN EKONOMI DALAM MEMAHAMI PERSAINGAN USAHA
BAB III
56
Ibid, hal 19
Manahan : Perilaku Pelaku Usaha Untuk Menjadi Posisi Dominan Melalui Pemilikan Saham Yang Bertentangan Dengan UU No.51999, 2007.
USU Repository © 2009
A. Pendekatan Ekonomi Dalam Persaingan