Tindakan pada seseorang akan terjadi secara terus menerus seperti halnya kesadaran yang dimiliki oleh individu. Dalam sebuah tindakan individu bagi
Giddens tidak hanya melibatkan satu individu saja, tetapi melibatkan individu- individu lainnya. Bagi Giddens, aktor atau agen memiliki motivasi untuk
melakukan sebuah tindakan. Motivasi ini menurut Giddens melibatkan keinginan dan hasrat yang dapat mengubah tindakan, sehingga motivasi dalam hal ini
dipahami sebagai suatu potensi untuk bertindak, meskipun bagi Giddens terkadang motivasi itu tidak disadari dalam melakukan tindakan. Tindakan
manusia menurut Giddens, terjadi sebagai duree, suatu arus tindakan yang terus menerus, seperti halnya kesadaran cognition. Menurut pandangan Giddens
Ritzer, 2012: 568, struktur tidak mungkin menentukan tindakan atau sebaliknya 1984:219. Selain itu pada ranah kesadaran, Giddens Ritzer, 2012: 570 juga
membahas tentang pemisahan kesadaran diskursif dengan kesadaran praktis. Giddens membedakan jika kesadaran diskursif lebih pada kemampuan seseorang
dalam menjabarkan suatu tindakan dengan kata-kata. Kesadaran praktis menurutnya hanya melibatkan tindakan yang bisa diterima begitu saja oleh aktor
tanpa mampu mengekspresikan tindakan mereka melalui kata-kata. Dari uraian diatas kita dapat melihat bahwa yang menjadi tema besar dalam pembahasan
Giddens adalah hubungan antara agen dengan struktur.
2.5.1 Konsep Agen
Agen bagi Giddens dalam Maulida, 2013: 16 adalah pelaku yang konkret dalam arus kontinu tindakan dan peristiwa di dunia. Bagi Giddens dalam bukunya
teori strukturasi, menjadi seorang manusia berarti dia telah menjadi seorang agen yang mana dengan tindakan disengaja, menjadi alasan-alasan atas aktivitas-
aktivitasnya dan mampu, jika diminta mengelaborasi secara diskursif alasan- alasan itu Giddens, 2010 : 4. Dalam menciptakan praktik sosial, agen
membutuhkan adanya rasionalisasi dan reflektivitas yang secara terus menerus dilibatkan dalam tindakannya. Namun hal ini berbeda dengan yang disebut
motivasi, motivasi bisa dibayangkan sebagai sebuah potensi untuk agen melakukan tindakannya.
Giddens 1984: 9 dengan fokus kesadaran menjelaskan bahwa transisi dari agen menjadi agensi adalah agensi terdiri dari peristiwa yang di dalamnya
individu bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Peristiwa tidak akan terjadi jika saja individu tidak melakukan intervensi Ritzer, 2012: 570. Dalam
pandangannya, Giddens lebih menekankan kepada agen. Menurutnya agen dapat menciptakan perbedaan pada dunia sosial. Giddens juga menjelaskan bahwa agen
tidak akan ada tanpa adanya sebuah kekuasaan. Baginya tindakan itu melibatkan kekuasaan atau bisa jadi kemampuan agen mengubah situasi.
Giddens 2004: 18 menjelaskan bahwa : “menjadi agen berarti harus mampu mempengaruhi kekuasaan yang
disebarkan oleh orang lain. Suatu tindakan tergantung pada kemampuan individu dalam „mempengaruhi’ keadaan atau rangkaian peristiwa yang
ada sebelumnya. Agen tidak lagi bisa seperti itu jika dia kehilangan kemampuan „mempengaruhi’, yakni melaksanakan kekuasaan semacam
itu. ”
Dalam hal ini, agen harus mampu mempengaruhi tindakan seseorang dengan kekuasaan yang dimilikinya. Jika dalam diri agen tidak memiliki sebuah
kekuasaan maka, agen tidak dapat mempengaruhi orang lain untuk bertindak. Giddens juga menjelaskan kesadaran diskursif dan kesadaran praktis.
Menurutnya, kesadaran diskursif merupakan sebuah kemampuan untuk melukiskan suatu tindakan melalui kata-kata, sedangkan kesadaran praktis
melibatkan tindakan.
2.5.2 Konsep Strukturasi