pemekatan dan dianalisis kadarnya dengan KLT-Densitometri pada panjang gelombang 425 nm.
4. Penetapan Kadar Kurkumin Hasil Disolusi dengan KLT-Densitometri
a.
Pembuatan fase gerak
Fase gerak menggunakan kloroform : etanol : aquadest 25 : 0,96 : 0,004
Martono, 1996.
Fase gerak dibuat dalam erlenmeyer 50 mL kemudian digojog sampai
bening.
b.
Pembuatan larutan baku kurkumin
1
Pembuatan larutan stok kurkumin 2000 gml.
Menimbang seksama 50,0 mg baku kurkumin, dimasukkan ke dalam
labu takar 25 ml dan diencerkan dengan etanol p.a. hingga tanda.
2
Pembuatan seri larutan baku
Mengambil 0,25 ml; 0,5 ml; 0,75 ml; 1 ml; 1,25 ml; 1,5, ml; dan 1,75 ml larutan stok kurkumin, dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml dan
diencerkan dengan etanol hingga tanda, sehingga didapatkan konsentrasi 50 gml, 100 gml, 150 gml, 200 gml, 250 gml,
300 gml, dan 350 gml. c.
Penetapan panjang gelombang maksimum
Seri larutan baku konsentrasi rendah, sedang, tinggi atau 50 gml, 200
gml, dan 350 gml masing-masing ditotolkan dengan volume penotolan 1 µL pada plat KLT fase diam silika gel GF 60 yang sudah
dikeringkan dahulu menggunakan oven dan setelah totolan kering kemudian dikembangkan dalam chamber kromatografi yang telah
dijenuhi dengan fase gerak. Jarak rambat yang dicapai hingga 6,5 cm. Setelah mencapai jarak rambat yang dikehendaki plat dikeluarkan dari
bejana dan dikeringkan menggunakan oven. Plat hasil pengembangan kemudian dianalisis panjang gelombang serapan maksimumnya dengan
alat KLT-densitometer.
d. Pembuatan kurva baku dan pengamatan nilai Retardation Factor Rf
kurkumin
Seri larutan baku konsentrasi 50 gml, 100 gml, 150 gml, 200 gml, 250 gml, 300 gml, dan 350 gml yang sudah dibuat, masing-masing
ditotolkan dengan volume penotolan 3 µL pada plat KLT fase diam silika gel GF 60 yang sudah dikeringkan dahulu menggunakan oven dan setelah
totolan kering kemudian dikembangkan dalam chamber kromatografi yang telah dijenuhi dengan fase gerak. Jarak rambat yang dicapai hingga
6,5 cm. Setelah mencapai jarak rambat yang dikehendaki plat dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan menggunakan oven. Plat hasil pengembangan
kemudian dianalisis dengan alat KLT-densitometer, dimana pada alat tersebut terlihat AUC dan nilai Rf kurkumin untuk setiap penotolan.
Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali dan dipilih persamaan kurva baku yang paling baik.