PELACAKAN KERUSAKAN PADA MOTOR DAN GENERATOR LISTRIK
129
4.4.3. Starting dan Kontrol Kecepatan Motor DC
Motor-motor DC mempunyai re- sistansi jangkar sangat kecil. Jika
motor ini seketika dihubungkan pada tegangan yang besar, maka
arus yang mengalir pada resis- tansi jangkar R
A
akan sangat besar, dan ini akan menimbulkan
hentakan. Oleh karena itu, pada motor-motor DC yang besar di-
perlukan starting resistansi Rv yang digunakan untuk mengham-
bat arus starting. Besarnya Rv = R – R
A
, dimana R = resistansi total pada jangkar.
Gambar 4.23. Rangkaian Ekivalen Jangkar
Fachkunde Elektrotechnik, 2006, hal 458
Contoh 4-3. Sebuah motor DC mempunyai resistansi jangkar 0.5
:. Arus jangkar I
A
terukur 10 A pada tegangan jangkar 220 V. Jika besarnya kelipatan arus jangkar adalah 1.5 I
A
, berapakah resistansi starting yang diperlukan?
Jawab: Resistansi total jangkar, R = 220 V 1,5 . 10A = 14,7
: Resistansi starting yang diperlukan: Rv = R–RA = 14,7 – 0,5 = 14,2
: V
A
1,5 . I
A
=
4.4.4. Karakteristik Motor DC
a. Karakteristik Motor Penguat Terpisah
Pada motor dengan penguat terpisah, arus eksitasinya tidak tergan- tung dari sumber tegangan yang mencatunya. Putaran jangkar akan
turun dengan naiknya momen torsi, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.25b.
b. Karakteristik Motor Shunt
Rangkaian eksitasi motor shunt terletak paralel dengan jangkar. Putaran akan turun dengan naik-nya momen torsi. Pada kondisi tanpa
beban, karakteristik motor shunt mirip dengan motor dengan penguat terpisah.
Medan Eksitasi
Jangkar
Di unduh dari : Bukupaket.com
PELACAKAN KERUSAKAN PADA MOTOR DAN GENERATOR LISTRIK
130
Gambar 4.24. Karakteristik Motor Penguat Terpisah
Fachkunde Elektrotechnik, 2206, hal 460
c. Karakteristik Motor Seri.
Rangkaian eksitasi motor seri dipasang secara seri terhadap jangkar. Diantara jenis motor DC lainnya, motor seri memerlukan momen torsi
awal paling besar.
Hal yang perlu diperhatikan
, bahwa motor seri
tidak boleh dioperasikan dalam kondisi tanpa beban .
d. Krarakterisrik Motor Kompon
Pada motor kompon, kutub utama berisi rangkaian seri dan paralel. Dalam kondisi tanpa beban, motor kompon mempunyai sifat seperti
motor shunt. Pada kondisi beban terpasang, dengan momen torsi yang sama, akan didapat putaran sedikit lebih tinggi.
a. Rangkaian Ekivalen Motor Penguat Terpisah
b. Karakteristik Motor Penguat Terpisah
Gambar 4.25. Karakteristik Motor Shunt
a. Rangkaian Ekivalen Motor Penguat Shunt
b. Karakteristik Motor Penguat Shunt
Di unduh dari : Bukupaket.com
PELACAKAN KERUSAKAN PADA MOTOR DAN GENERATOR LISTRIK
131
4.5. Generator AC Sinkron
Generator sinkron merupakan mesin yang menghasilkan energi listrik AC. Seperti halnya motor, generator juga mempunyai konstruksi yang
terdiri dari bagian yang diam stator dan Bagiann yang bergerak rotor. Gambar 4.23 adalah rotor dari generator sinkron.
Tegangan induksi yang dihasilkan oleh generator sinkron tergantung pa- da arus eksitasi dan jumlah putaran. Frekuensi tegangan AC yang di-
hasikan tergantung dari jumlah putaran radial kutub. Tegangan dapat di- atur melalui pengaturan arus eksitasi.
Gambar 4.28: Tipe Rotor dari Generator Sinkron, a 3-kutub, b 1-kutub
a b
Fachkunde Elektrotechnik, 2006, hal 448 Fachkunde Elektrotechnik, 2206, hal 460
Gambar 4.26. Karakteristik Motor Seri a. Rangkaian Ekivalen
Motor Seri a. Karakteristik Motor Seri
Gambar 4.27. Karakteristik Motor Kompon a. Rangkaian Ekivalen
Motor Kompon a. Karakteristik Motor
Kompon
Di unduh dari : Bukupaket.com
PELACAKAN KERUSAKAN PADA MOTOR DAN GENERATOR LISTRIK
132
Besarnya tegangan AC yang dihasilkan oleh generator sinkron di- tentukan oleh jumlah putaran rotor dan oleh besarnya arus eksitasi.
Sedangkan frekuensi tegangan AC ditentukan oleh jumlah putaran radial rotor.
4.6. Motor Induksi Tiga Fasa