Panduan Observasi Penilaian Hasil Belajar

Sejarah Indonesia 57 JXUXGDSDWPHQJHPEDQJNDQNHVHOXUXKDQSUR¿OSHULODNXKDVLOEHODMDU karakter seperti: Belum Tampak BT, Mulai Tampak Mt, Mulai Stabil MS, Sudah Konsisten SK. 3DGD DNKLU VHPHVWHU JXUX GDSDW PHQJNRQYHUVL SUR¿O WHUVHEXW untuk nilai rapor sebagai berikut: NILAI KRITERIA SB Sangat Baik -LNDSUR¿OVLVZDPHQXQMXNNDQNRQVLVWHQVLGDODP suatu perilaku di atas 90 dari hasil pengamatan observasi, tugas, dan kerja kelompok B Baik -LNDSUR¿OSHVHUWDGLGLNPHQXQMXNNDQ konsistensi dalam suatu perilaku di atas 80 dari hasil pengamatan observasi, tugas, dan kerja kelompok C Cukup -LNDSUR¿OVLVZDPHQXQMXNNDQNRQVLVWHQVLGDODP suatu perilaku di atas 60 dari hasil pengamatan observasi, tugas, dan kerja kelompok K Kurang -LNDSUR¿OSHVHUWDGLGLNPHQXQMXNNDQ konsistensi dalam suatu perilaku kurang dari 50 dari hasil pengamatan observasi, tugas, dan kerja kelompok

6. Panduan Observasi

a. Pengertian Panduan observasi adalah alatinstrumen yang dikembangkan untuk merekam berbagai perilaku seperti ucapan, mimik, dan tindakan yang dilakukan siswa baik pada waktu ketika proses belajar- mengajar di kelas, kegiatan di sekolah, atau pun kegiatan lain yang dilaksanakan berdasarkan program belajar suatu mata pelajaran. Panduan observasi untuk merekam hasil belajar pendidikan karakter bersifat deskriptif atau terbuka, tidak prekriptif atau tertutup sebagaimana dalam penilaian hasil belajar pengetahuan. Observasi yang dimaksudkan di sini berbeda dari catatan anekdot anecdotal record. Catatan anekdot tidak terencana dan merekam suatu peristiwa hanya apabila peristiwa itu muncul. Observasi untuk pendidikan karakter dilakukan secara terencana setiap hari Di unduh dari : Bukupaket.com 58 Kelas XII SMAMA dan merekam peristiwaperilaku muncul atau tidak muncul. Suatu peristiwakejadian yang tidak muncul atau tidak dilakukan siswa tetap dihitung sebagai suatu kejadian. b. Bentuk HQWXN ¿VLN VXDWX SHGRPDQ REVHUYDVL WHUGLUL DWDV SHULODNX teramati yang diobservasi, rekaman terhadap perilaku tersebut, dan informasi mengenai siswa yang melakukan perilaku yang terekam. Berbeda dari panduan observasi kelas yang merekam perilaku kelas sehingga nama tidak penting tetapi frekuensi munculnya perilaku, dalam observasi pendidikan karakter nama siswa yang melakukan perilaku terekam. Hal tersebut penting untuk pembinaan selanjutnya kepada yang bersangkutan. c. GunaManfaat Instrumen pedoman observasi membantu guru untuk merekam perilaku yang ditunjukkan siswa dalam bentuk rekaman yang dapat dipelajari walau pun perilaku itu sudah berlalu. Dengan demikian, guru memiliki waktu yang cukup untuk mengkaji hasil rekaman observasi dan mengulang kajian tersebut setiap saat diperlukan. Dengan cara demikian maka pemaknaan terhadap perilaku tersebut menjadi lebih baik. d. Proses Pengembangan Perilaku yang ditunjukkan siswa yang terekam tidak dirancang sebagai sesuatu yang preskriptif tetapi terekam sebagai sesuatu yang deskriptif. Hal ini disebabkan guru tidak mungkin memiliki pengetahuan mengenai apa yang akan dilakukan siswa atau perilaku untuk nilai apa yang dilakukan siswa. Keterbukaan dalam item ini menyebabkan guru memiliki kebebasan dalam pengembangan format instrumen. Selain aspek identitas siswa, tanggalbulan yang menyatakan waktu perekaman, guru hanya perlu menyediakan kolom kosong untuk setiap siswa. Dalam format yang demikian maka proses pengembangan pedoman observasi untuk hasil belajar pendidikan karakter lebih sederhana. Dalam satu halaman guru dapat merekam perilaku lebih dari satu siswa dan lebih dari satu perilaku yang berbeda ingat seperti yang dikatakan di bagian pengertian tidak ada perilaku tetap dianggap sebagai suatu perilaku. Berikut adalah contoh panduan observasi berdasarkan apa yang sudah dikemukakan di atas. Di unduh dari : Bukupaket.com Sejarah Indonesia 59 Guru dapat mengembangkan bentuk lain berdasarkan apa yang telah dikemukakan. Contoh: Tanggal: Hari: Nama Siswa Perilaku yang Ditampilkan Catatan: berisikan situasi atau kondisi khusus bukan yang terjadi sehari- hariketika suatu perilaku muncul. Guru membuat lembar panduan observasi sebanyak yang diperlukan yaitu jumlah siswa di suatu kelas dibagi 4. Jadi suatu kelas terdiri atas 40 orang maka setiap hari untuk kelas tersebut guru membawa 10 halaman kertas panduan observasi. e. Pengolahan Jawaban Siswa Pada dasarnya pengolahan hasil observasi yang terekam dalam pedoman observasi bersifat inferensial atau induktif. Artinya, guru melakukan pemberian pertimbangan dari apa yang telah terekam ke dalam kelompok nilai yang paling sesuai. Secara teknis guru menggunakan indikator suatu nilai untuk mengelompokkan perilaku yang terekam. Suatu perilaku yang terekam dapatboleh dikelompokkan dalam lebih dari satu nilai apabila memang suatu perilaku mewakili perbuatan lebih dari satu nilai. Misalnya, ketika seorang siswa meminjamkan pensilballpoint miliknya kepada teman sebangku atau sekelas yang lupa membawa pensilballpoint maka perilaku itu dapat dikelompokkan sebagai peduli sosial dan saling bantu. Ketika seorang siswa memberikan penjelasan kepada temannya tentang bahan pelajaran yang tadi dibicarakan di kelas, guru dapat mengelompokkan perilaku itu sebagai saling bantu, bersahabat, dan kerjasama. Sebagaimana halnya dengan hasil pengolahan jawaban dalam instrumen performance, berdasarkan rekaman perilaku peserta didik \DQJWHUDPDWLJXUXGDSDWPHQJRODKMDZDEDQWHUVHEXWPHQMDGLSUR¿O SHULODNXVLVZD3UR¿OWHUVHEXWPHQJJDPEDUNDQSHULODNXQLODL\DQJ Di unduh dari : Bukupaket.com 60 Kelas XII SMAMA ditunjukkan siswa. Banyaknya kata, tindakan, mimik terekam guru PHPEXDWSUR¿ODZDO\DQJWHUGLULDWDV7GDQ07XQWXNVHWLDSKDVLO observasi. Berdasarkan hasil observasi untuk jangka waktu tertentu, satu minggu untuk guru kelas atau satu bulan untuk guru mata pelajaran yang mengajar seminggu sekali suatu kelas, guru dapat mengembangkan NHVHOXUXKDQ SUR¿O SHULODNX KDVLO EHODMDU NDUDNWHU VHSHUWL HOXP Tampak BT, Mulai Tampak MT, Mulai Berkembang MB, Mulai Konsisten MK, Sudah Konsisten SK.

7. Pelaporan Hasil Penilaian