Tujuan Peta Kompetensi Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, 081392297979, e-Mail:

PPPPTK PENJAS DAN BK 6 MODUL GURU PEMBELAJAR PJOK SD g. Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu. h. Bekerjasama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah peserta didik. i. Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya. j. Meneliti kemajuan peserta didik, baik di sekolah maupundi luar sekolah. k. Peran guru sebagai pengajar dan sebagai pembing memiliki keterkaitan yang sangat erat dan keduanya dilaksanakan secara berkesinambungan dan sekaligus berinterpenetrasi dan merupakan keterpaduan antara keduanya. Pate, Mc Clenaghan, dan Rotella, mengemukakan bahwa urutan rangkaian perkembangan motorik dapat digunakan model tahap-tahap. Perkembangan motorik dapat dibagi menjadi dua periode utama, yaitu: 1 tahap pra keterampilan; dan 2 tahap perkembangan keterampilan. P Gambar 1.: Tahap-tahap perkembangan motorik, pada tahap-tahap Pencapaian Perilaku Motorik. Sumber Russel R. Pate, Bruce McClenaghan, and Robert Rotella 1984. Scientific Foundations of Coaching. Philadelphia: Saunders College Publishing, p. 185. PESERTA PPPPTK PENJAS DAN BK 7 MODUL GURU PEMBELAJAR PJOK SD Kaitannya dengan anak sekolah dasar, maka perkembangan motorik usia anak pada perbaikanpenghalusan gerak dasar dalam tahap keterampilan . Tahap ini terdiri dari urutan perkembangan motorik, yaitu: a. Gerak refleks dan integrasi sensori, yang berkembang pada masa bayi; dan b. Perkembangan gerak dasar, yang berkembang pada masa kanak-kanak c. Menuju kesempurnaan gerak melalui perbaikanpenghalusan gerak dasar kelanjutan dari teori: Pae, Rotella, dan McClenaghan.

2. Identifikasi Jenis Kegiatan Pengembangan Potensi Peserta Didik

Jenis kegiatan pengembangan potensi peserta didik pada jenjang sekolah dasar yaitu pengembangan Pola Gerak Dasar, yaitu:

a. Keterampilan Lokomotor Locomotor skills

Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu empat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk dasar atau landasan koordinasi gerak kasar gross skill dan melibatkan gerak otot besar.

b. Keterampilan Nonlokomotor Non locomotor skills

Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan stabilitas stability skill, didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya gerakan berbelok-belok, menekuk, mengayun, bergoyang. Kemampuan melaksanakan keterampilan ini paralel dengan penguasaan keterampilan lokomotor.

c. Keterampilan Manipulaif Manipulative skills

Keterampilan manipulatif didefinisikan sebagai keterampilan yang melibatkan pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu,