Cedera Otak Fokal dan Difus

2. Perdarahan subdural akut atau subdural hematom SDH akut Perdarahan SDH adalah terkumpulnya darah di ruang subdural yang terjadi akut mulai saat kejadian - 3 hari. Perdarahan ini terjadi akibat robeknya vena-vena kecil dipermukaan korteks serebri. 3. Perdarahan intra serebral atau intracerebral haematoma ICH Intra cerebral hematom adalah area perdarahan yang homogen dan konfluen yang terdapat didalam parenkim otak. Intra cerebral hematom bukan disebabkan oleh benturan antara parenkim otak dengan tulang tengkorak, tetapi disebabkan oleh gaya akselerasi dan deselerasi akibat trauma yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang terletak lebih dalam, yaitu di parenkim otak atau pembuluh darah kortikal dan subkortikal. 4. Perdarahan subarahnoid traumatika atau subarachnoid hemorrhage SAH Perdarahan subarahnoid diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah kortikal baik arteri maupun vena dalam jumlah tertentu akibat trauma dapat memasuki ruang subarahnoid dan disebut sebagai perdarahan subarahnoid. Cedera otak difus menurut Sadewa 2011 adalah terminologi yang menunjukkan kondisi parenkim otak setelah terjadinya trauma. Terjadinya cedera kepala difus disebabkan karena gaya akselerasi dan deselerasi gaya rotasi dan translasi yang menyebabkan bergesernya parenkim otak dari permukaan terhadap parenkim yang sebelah dalam. Vasospasme luas pembuluh darah dikarenakan adanya SAH traumatika yang menyebabkan terhentinya sirkulasi di parenkim otak dengan manifestasi iskemia yang luas, edema otak disebabkan karena hipoksia akibat renjatan sistemik, bermanifestasi sebagai cedera kepala difus. Dari gambaran morfologi pencitraan atau radiologi, cedera kepala difus dikelompokkan menjadi Sadewa, 2011: 1. Cedera akson difus diffuse axonal injury Cedera akson difus adalah keadaan dimana serabut subkortikal yang menghubungkan inti permukaan otak dengan inti profunda otak serabut proyeksi, maupun serabut yang menghubungkan inti-inti dalam satu hemisfer asosiasi dan serabut yang menghubungkan inti- inti permukaan kedua hemisfer komisura mengalami kerusakan. 2. Kontusio serebri Kontusio serebri adalah kerusakan parenkimal otak yang disebabkan karena efek gaya akselerasi dan deselerasi. Mekanisme lain yang menjadi penyebab kontusio cerebri adalah adanya gaya coup dan countercoup, dimana hal tersebut menunjukkan besarnya gaya yang sanggup merusak struktur parenkim otak yang terlindung begitu kuat oleh tulang dan cairan otak yang begitu kompak. 3. Edema serebri Edema serebri terjadi karena gangguan vaskuler akibat trauma kepala. Pada edema serebri tidak tampak adanya kerusakan parenkim otak namun terlihat pendorongan hebat pada daerah yang mengalami edema. Edema otak bilateral lebih disebabkan karena episode hipoksia yang umumnya dikarenakan adanya renjatan hipovolemik. 4. Iskemia serebri Iskemia serebri terjadi karena suplai aliran darah ke bagian otak berkurang atau berhenti. Kejadian iskemia serebri berlangsung lama kronik progresif dan disebabkan karena penyakit degeneratif pembuluh darah otak. Gambar 2.7 Lesi intrakranial Tomio Ohee , 2000

2.4 Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Pada Fraktur Maksilofasial dan Lesi

Intrakranial Akut 2.4.1 X-ray skull AP Lat, water’s view Fisikawan Jerman yang pertama sekali menemukan X-ray adalah Wilhelm Rontgen pada tahun 1895. Dia jugalah yang memberi nama X-ray meskipun banyak yang menyebut sebagai “Rontgen” Assmus, 1995. Selama lebih dari dua dekade, nilai dari X-ray kepala pada pasien dengan cedera kepala telah dipertanyakan. Meskipun begitu, pada tahun 1999, The Royal College of Surgeons of England RCSE mengeluarkan panduan untuk penggunaan X-ray pada cedera maksilofasial dan cedera kepala. Kriteria untuk dilakukan X-ray adalah Soysa, 2005: 1.Kecurigaan cedera dengan mekanisme trauma yang tidak jelas 2.Adanya benjolan lunak khususnya di regio parietotemporal 3.Kecurigaan terjadi trauma penetrasi 4.Pasien sempat pingsan atau muntah 5.Kecurigaan terjadi fraktur compound atau adanya jejas yang jelas pada kepala

2.4.2 Computed Tomography Scanner CT scan Kepala

CT scan kepala adalah prosedur pengabaran X-ray yang menghasilkan gambar dari isi intrakranial sebagai hasil dari penyerapan X-ray yang spesifik oleh jaringan yang diperiksa. Alat CT scan menghasilkan sejumlah gambar crosssectional dari otak dan gambar tiga dimensi dari kranium dan pembuluh darah dapat dihasilkan apabila diperlukan. CT scan tidak menyakitkan, tidak invasif, dan secara umum akurat Fertikh, 2013. Terdapat beberapa indikasi dilakukan CT scan kepala yaitu Fertikh, 2013: 1.Trauma kepala 2.Stroke 3.Nyeri kepala 4.Lesi yang meningkatkan tekanan intrakranial 5.Kejang 6.Kecurigaan terhadap adanya hidrosefalus 7.Kecurigaan terhadap perdarahan intrakranial 8.Penyakit vaskular intrakranial Menurut National Institute for Health and Clinical Excellence 2007, khusus pada trauma kepala, terdapat indikasi-indikasi yang mengharuskan dilakukan CT scan segera yaitu: 1. GCS kurang dari 13 pada penilaian awal di instalasi gawat darurat