BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu : a.
Kurnia Windias Praditasari 2009 melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Perbankan yang Go-Public Periode 2004-2008”. Penelitian ini berkesimpulan bahwa secara simultan ada pengaruh yang signifikan
antara CAR, KAP, BOPO, dan LDR terhadap harga saham. Secara parsial, CAR, KAP, dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham, sedangkan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
b. Anita Ardiani 2007 melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh
Kinerja Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta BEJ”. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa secara simultan antara CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham.
Dan secara parsial, CAR, RORA, dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan untuk ROA,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
NPM, dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham.
c. Ratna Purwasih 2010 melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Rasio
CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia BEI Tahun 2006-2008”.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa secara simultan CAR, RORA, NPM, ROA, dan LDR berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Secara parsial, RORA dan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan untuk CAR, NPM, dan LDR tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Sinyal Signalling Theory
Teori sinyal signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan
mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada
pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri
informasi dapat terjadi di antara dua kondisi ekstrem yaitu perbedaan informasi yang kecil sehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau
perbedaan yang sangat signifikan sehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan harga saham Sartono, 1996.
Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Perusahaan yang baik akan memberi sinyal yang jelas dan sangat bermanfaat bagi keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Sinyal
yang diberikan dapat berupa good news maupun bad news. Sinyal good news dapat berupa kinerja perusahaan perbankan yang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan bad news dapat berupa penurunan kinerja yang semakin mengalami penurunan. Peningkatan rasio
CAMEL diharapkan dapat menjadi sinyal bagi para investor dalam
menentukan keputusan investasi, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham perusahaan perbankan.
2.2.2. Efficient Market Theory Efficient Market HypothesisEMH
Menurut Fama dikutip oleh Jogiyanto H.M, 2003, Efficient market
atau pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia dengan
cepat dan akurat. Efficient Market Theory menyatakan bahwa investor selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan
mereka sehingga terefleksi pada harga saham yang mereka transaksikan. Jadi, harga saham yang berlaku di pasar modal sudah mengandung faktor
informasi tersebut. Karakteristik suatu pasar modal yang efisien yaitu terdapat pemodal-pemodal yang berpengetahuan luas dan informasi
tersedia secara luas kepada para pemodal sehingga mereka bereaksi secara cepat atas informasi baru yang akhirnya menyebabkan harga saham
menyesuaikan secara cepat dan akurat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Fama 1970 dalam Jogiyanto, H.M 2003:371-375 menyajikan tiga
macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam
bentuk dari informasi, yaitu:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah weak form
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari
sekuritasnya secara penuh mencerminkan fully reflect informasi masa
lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan random walk
theory yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien dalam bentuk lemah, maka
harga-harga masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saat ini. Hal tersebut berarti bahwa untuk pasar efisien bentuk lemah,
investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk
mendapatkan abnormal return.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat semistrong form
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-
harga sekuritasnya secara penuh mencerminkan fully reflect semua informasi yang dipublikasikan all publicly available information
termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan emiten.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat strong form
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga dari
sekuritasnya secara penuh mencerminkan fully reflect semua
informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal
abnormal return karena mempunyai informasi privat.
Husnan 1992 menulis artikel mengenai efisiensi pasar modal
Indonesia yang dilihat secara mikro dan secara makro. Kesimpulannya menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan dalam efisiensi lemah,
tetapi tidak untuk efisiensi yang setengah kuat. Affandi dan Utama 1998 dalam Manurung 2007:20 melakukan penyelidikan terhadap
pasar modal Indonesia dengan menggunakan Cumulative Average
Abnormal Return dalam rangka menguji pengumuman laba dengan
stock return yang juga dikenal pasar efisien dalam bentuk setengah kuat. Hasilnya menyatakan bahwa bahwa pasar modal Indonesia berada
dalam bentuk yang setengah kuat semistrong form.
Efficient Market Hypothesis bentuk semikuat menyatakan bahwa
harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan all publicly available information termasuk
informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten Jogiyanto H.M, 2003:371. Tersedianya informasi yang cepat dan
akurat mengenai peningkatan kinerja perusahaan, melalui peningkatan rasio CAMEL dari tahun ke tahun dapat mempengaruhi terjadinya
peningkatan harga saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3. Pengertian, Fungsi dan Jenis Bank
Bila dilihat dari segi usahanya, bank dapat diartikan sebagai suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat
dan atau dari pihak lainnnya kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran Hasibuan, 2001:64. Beberapa pendapat lain mengemukakan pengertian bank sebagai berikut :
a. Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 Tentang Perbankan
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan bank umum adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. b.
A. Abdurrachman Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan
berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan- perusahaan, dan lain-lain.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Howard D. Crosse dan George H. Hempel
Bank adalah suatu organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsi bank dalam
rangka melayani kebutuhan masyarakat dan untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik bank.
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary Budisantoso dan Triandaru, 2006. Secara lebih spesifik, bank dapat berfungsi sebagai
agent of trust, agent of development, dan agent of services. Jenis bank menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 adalah
sebagai berikut : Kasmir, 2000 a.
Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan berfungsi
sebagai agent of development yang bertujuan meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan raktyat banyak. b.
Bank Perkreditan Rakyat BPR Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4. Kesehatan Bank
2.2.4.1. Pengertian Kesehatan Bank
Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso 2006:51, kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang
sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan
yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya.
Kegiatan tersebut meliputi : a.
Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri.
b. Kemampuan mengelola dana.
c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat.
d. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,
pemilik modal, dan pihak lain. e.
Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
2.2.4.2. Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Analisis Rasio CAMELS
Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP 31 Mei 2004 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank
wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Apabila
diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian tingkat kesehatan bank tersebut secara berkala atau sewaktu-waktu untuk posisi penilaian
tersebut terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksud diselesaikan selambat-
lambatnya 1 satu bulan setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait.
Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
kondisi dan perkembangan suatu bank. Dalam hal ini digunakan analisis rasio CAMELS yang merupakan perkembangan dari analisis CAMEL,
dimana analisis ini menambahkan aspek sensitivitas dalam perhitungan rasionya. Analisis rasio CAMELS digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan yang diperoleh suatu bank terhadap perhitungan kegiatan operasionalnya dengan suatu persentase tertentu yang telah ditetapkan
sehingga dapat diketahui tingkat kesehatan suatu bank dalam bentuk peringkat komposit. Rasio CAMELS yang diterapkan pada penelitian ini
tidak sepenuhnya sama dengan Ketentuan tentang Tata Cara Pengukuran Kesehatan Bank yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, mengingat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pihak bank tidak sepenuhnya memuat data-data yang diperlukan dalam perhitungan.
Penilaian tingkat kesehatan bank sesuai dengan PBI Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 mencakup penilaian terhadap
faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari Permodalan Capital, Kualitas Aset Assets Quality, Manajemen Management, Rentabilitas
Earnings, Likuiditas Liquidity, dan Sensitivitas terhadap resiko pasar Sensitivity to market risk Budisantoso dan Triandaru, 2006:53.
Perhitungan rasio keuangan dengan menggunakan metode CAMELS dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Capital Permodalan
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR
Capital Adequacy Ratio, yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR.
Modal Sendiri CAR =
X 100 Aktiva Tetap Menurut Risiko ATMR
Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia, terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri dari :
1 Modal
Pos-pos yang termasuk modal sendiri adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a Modal inti, yang terdiri dari :
- Modal disetor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh
pemiliknya. -
Agio saham, yaitu selisih laba setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai
nominalnya. -
Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih sesudah
dikurangi pajak yang telah disetujui. -
Cadangan tertentu, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang telah disisihkan untuk tujuan tertentu.
- Laba yang ditahan, yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah
dikurangi pajak, dan belum ditentukan 25 penggunaannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS atau rapat
anggota. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor
pengurang dari modal inti. -
Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun berjalan setelah dikurangi dengan tafsiran hutang pajak.
- Minority interest, yaitu modal inti anak perusahaan setelah
dikompensasikan dengan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b Modal pelengkap, terdiri dari :
- Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang
dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.
- Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu
cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan.
- Modal kuasi, yaitu modal yang didukung oleh instrumen
atau warkat yang memiliki sifat seperti modal atau hutang. -
Pinjaman subordinasi. c
Modal kantor cabang bank asing, yaitu dana bersih kantor- kantor cabangnya di luar Indonesia.
ATMR merupakan pejumlahan baik itu aktiva neraca maupun aktiva administratif yang telah dikalikan bobotnya masing-masing.
Pos-pos yang masuk dalam aktiva antara lain kas, emas, Giro pada Bank Indonesia, Tagihan pada bank lain, surat berharga yang dimiliki,
kredit yang disalurkan, penyertaan, aktiva tetap dan inventaris, rupa- rupa aktiva, fasilitas kredit yang belum digunakan, jaminan bank, dan
kewajiban untuk membeli kembali aktiva bank dengan syarat repurchase agreement. Seluruh aktiva tersebut dikalikan dengan bobot
risiko yang telah ditetapkan BI kemudian dan disebut dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut SK BI No. 3011KEPDIRTgl. 30 April 1997, nilai CAR tidak boleh kurang dari 8 . Berikut adalah ketentuan CAR dari
Bank Indonesia.
Tabel 2.1: Tingkat Capital Adequacy Ratio CAR
Tingkat Peringkat 8 Keatas
Sehat 6,4 – 8
Kurang Sehat Dibawah 6,4
Tidak Sehat
Sumber : www.bi.go.id
Semakin besar CAR yang dimiliki oleh suatu bank maka kinerja bank tersebut akan semakin baik. Permasalahan modal umumnya
adalah berapa modal yang harus disediakan oleh pemilik sehingga keamanan pihak ketiga dapat terjaga, dengan CAR tinggi berarti bank
tersebut semakin solvable, bank memiliki modal yang cukup guna menjalankan usahanya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang
diperoleh sehingga akan terjadi kenaikan pada harga saham Siamat, 1993:84.
b. Assets Quality Kualitas Aset