Aturan Tertulis Aturan Tidak Tertulis Aturan tertulis Aturan tidak tertulis Kerangka Berpikir

21

2.1.5 Materi Ajar Kelas III Norma

1. Norma atau Aturan yang berlaku di rumah

Contoh-contoh aturan yang berlaku dirumah antara lain: a. Bangun pagi tepat waktu. b. Membiasakan diri untuk sarapan pagi sebelum kesekolah. c. Pamit kepada orangtua sebelum berangkat kesekolah. d. Tidak menonton televisis sampai larut malam. e. Menggunakan waktu belajar dengan baik. Aturan tersebut yang biasa berlaku didalam keluarga. Setiap anggota keluarga wajib mentaatinya. Apabila melanggar, sanksinya bisa bermacam- macam sesuai dengan kesepakatan bersama. Misalnya, saar belajar maka tidak boleh menonton televisis dan lain-lain.

2. Norma atau Aruran yang berlaku di sekolah

Setiap sekolah memiliki aturan. Aturan terseut dibuat bersama antara anggota guru dan siswa. aturan di sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu aturan tertulis dan aturan tidak tertulis.

a. Aturan Tertulis

Aturan tertulis merupakan ketentuan-ketentuan yangdibuat bersama kemudian dipasang di tempat-tempat yang mudah terbaca. Berikut adalah contoh aturan aturan tertulis di sekolah: 1 Masuk sekolah tepat waktu 2 Memakai sragam sesuai jadwal dengan rapi 3 Dilarang membawa benda tajam 22 4 Dilarang membuat kegaduhan 5 Setiap hari senin wajib mengikuti kegiatan upacara bendera 6 Buanglah sampah pada tempatnya 7 Jagalah kebersihan kelas dan lingkungan sekolah

b. Aturan Tidak Tertulis

Contoh aturan-aturan tidak tertulis di sekolah adalah sebagai berikut: 1 Mengucapkan salam jika bertemu guru 2 Menengok teman yang sakit

3. Norma atau Aturan yang berlaku di masyarakat

a. Aturan tertulis

Contoh aturan tertulis yang berlaku di masyarakat adalah sebagi berikut: 1 Setiap kepala keluarga wajib memiliki kartu keluarga 2 Setiap warga yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah wajib memiliki kartu tanda penduduk 3 Tamu yang mengunap lebih dari 24 jam wajib lapor ketua RT

b. Aturan tidak tertulis

Contoh aturan tidak tertulis yang berlaku di lingkungan masyarakat adalah sebagai berikut: 1 Menghargai orang lain 2 Bersikap sopan dengan siapa saja 3 Tidak berkata kasar 4 Jangan mencuri 23 5 Minta izin jika akan meminjam barang

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Octriana, Hermita, Munjiatun 2008 yang berjudul “Penerapan Model PBM untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V”. Hasil Penelitiannya adalah peningkatan aktivitas siswa pada siklus 1 dengan presentase 13,8 dan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 13,84. Peningkatan hasil belajar siklus I dengan nilai rata-rata 67,38. Sedangkan pada sikulus II dengan nilai rata-rata 75,63. Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo 2016 yang berjudul “Peningkatan Sikap Nasionalisme pada Siswa Kleas V Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunkan Metode Problem Based Learning”. Hasil penelitiannya adalah peningkatan terjadi pada kondisi awal di siklus I. Nilai rata-rata kondisi awal 62,7. Setelah siklus pertama nilai rata-rata menjadi 76,3. Lanjut pada siklus II, hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami perkembangan dari siklus I yaitu sebesar 88,86. Hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Wijayanto 2010 dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X dan XI Progran Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Juwiring Klaten Tahun Ajaran 20092010”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi yang ditunjukkan dengan r hitung sebe 0,532; koefesien determinan r 2 sebesar 0,283; thitung sebesar 6,524, serta p Value PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 sebesar 0,000 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama. Sama mengukur variabel tentang Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru, sedangkan perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nanang Wijayanto adalah subjek dan tahun penelitiannnya. Dari ketiga hasil penelitian relevan diatas dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian. Penelitian relevan tersebut memiliki variabel sikap siswa dalam pembelajaran, persepsi terhadap prestasi belajar siswa dan variable terhadap mata pejaran. Perbedaan penelitian relevan pada variabel sikap siswa dalam pelajaran yang dilakukan Purnomo adalah pembelajaran PKn. Perbedaan penelitian relevan pada variabel persepsi siswa dalam pelajaran yang dilakukan Wijayanto adalah pembelajaran IPS. Peneliti mengembangkan sebuah penelitian baru yang berjudul hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan. 25

2.2.1 Literatur Map

Gambar 2.2 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan Persepsi Wijayanto 2010 dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X dan XI Progran Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Juwiring Klaten Purnomo 2016 yang berjudul “Peningkatan Sikap Nasionalisme pada Siswa Kelass V Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunkan Metode Problem Based Learning” Sikap dan PBL Octriana, Hermita, Munjiatun 2008 yang berjudul “Penerapan Model PBM untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V” PBL Penelitian : Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 Berdasarkan Literatur Map yang dipaparkan diatas, peneliti relevan yang pertama mengenai persepsi berhasil dalam melaksanakan tugas mengembangkan kinerja guru dan motivasi belajar siswa. peneliti yang relevan kedua mengenai sikap Nasionalisme pada Siswa Kelass V Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunkan Metode Problem Based Learning. Kemudian peneliti relevan yang ketiga membahas mengenai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada kelas yang menggunakan model Problem Based Learning.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan di sekolah dasar menitik beratkan pada tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tiga aspek tersebut adalah bekal anak SD untuk masa depan. Pembelajaran yang dapat mengasah ketiga aspek tersebut adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa, keatifan siswa bisa membangun kembali pengetahuan awal siswa. Berbekal pengetahuan awal, siswa mampu menemukan masalah dalam pembelajaran sekaligus bisa menyelesaikan masalah tersebut. Model PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik pijak dalam pembelajaran. Dengan melakukanpembelajaran ini siswa belajar untuk memecahkan masalah dan mendapat pengetahuan sesuai dengan masalah tersebut. Model PBL dalam pembelajaran PKn materi Norma akan lebih membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dan membantu siswa 27 untuk memecahkan permasalahan di sekitar siswa serta memotivasi siswa untuk bisa lebih aktif dalam memecahkan suatu permasalahan. Persepsi siswa yang terbentuk dalam diri siswa akan sangat berpengaruh terhadap sikap siswa. Hal ini dapat membuat siswa meniliki sikap yang buruk terhadap mata pelajaran PKn. Dikarenakan jika persepsi siswa pada mata pelajaran PKn buruk juga mempengaruhi sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Sikap tersebut terlihat pada tingkah laku siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas, ada yang malas, mengantuk, jenuhb bahkan ada yang mengobrol. Sikap siswa tersebut terbentuk karena persepsi siswa yang tidak menyukai gaya belajar di dalam kelas. Ketika menggunkan model pembelajaran PBL, siswa dapat terlibat aktif di kelas dengan melihat suatu permasalahan yang nyata sehingga siswa berminat dalam mengikuti proses bembelajaran, dilihat dari sikap siswa yang cenderung memprihatinkan Slameto, 2010:181. PBL memiliki tahap-tahap pembelajaran yang dapat memicu siswa untuk berpikir kritis dan mengacu pada permasalahan sehingga siswa akan merasa penasaran dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. Penggunaan model pembelajaran PBL bertujuan untuk menggali pemahaman siswa terhadap norma-norma pada mata pelajaran PKn. Jika model pembelajaran berbasis masalah diterapkan model tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap norma-norma yang berlaku. 28

2.4 Hipotesis Penelitian