atau isu gender ini masih begitu terlihat jelas di Instansi Pemerintahan seperti yang sudah dibahas dibab sebelumnya berdasarkan data dari bps
kab. Manggarai, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mendalami lebih jauh tentang isu tersebut.
3.3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Menurut Sarosa 2012:43 secara umum, dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam penelitian
adalah wawancara, observasi dan telaah dokumen. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara,
Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama. Wawancara memungkinkan
peneliti mengumpulkan data yang beragam dari para partisipan dalam berbagai situasi dan konteks, sehingga sebagian besar data
akan diperoleh melalui wawancara. Menurut Myres 2009 wawancara memungkinkan peneliti menggali data yang “kaya” dan
multi dimensi mengenai suatu hal dari para partisipan. Sedangkan menurut Moleong 2005 wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara interviewer yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Tipe wawancara dalam penelitian kualitatif menurut Myers Newman 2007 dapat digolongkan berdasarkan seberapa tingkat
formalitas dan terstrukturnya wawancara tersebut diantaranya adalah Wawancara terstruktur, Wawancara tidak terstruktur dan
Wawancara semi terstruktur. Dalam penelitian ini, tipe wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan tipe
wawancaranya adalah semi terstruktur yaitu kompromi antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Tipe wawancara ini dipilih karena tidak seperti wawancara terstruktur yang kaku dan wawancara tidak terstruktur yang bebas.
Pewawancara sudah menyiapkan daftar pertanyaan pemandu wawancara sebelum aktivitas wawancara dilaksanakan. Daftar
pertanyaan pemandu
biasanya berfungsi
untuk memulai
wawancara. Urutan pertanyaan dan pembahasan tidak harus sama seperti pada panduan, semua tergantung pada jalannya wawancara.
Pada wawancara semi-terstruktur ini pertanyaan sudah disiapkan oleh peneliti sesuai dengan topik permasalahan yang
diangkat, tetapi akan ada penelusuran lebih dalam atau dengan kata lain akan ada pengembangan pertanyaan sesuai dengan jawaban
atau peryataan yang didapatkan dari partisipan. Hal ini dimaksudkan untuk menelusuri lebih jauh suatu topik berdasarkan
jawaban yang diberikan partisipan. Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang banyak mengenai
isu gender pada pejabat perempuan yang menduduki posisi tertentu di Instansi Pemerintahan Kabupaten Manggarai.
Berikut adalah beberapa pertanyaan awal yang akan diajukan oleh peneliti kepada partisipan. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajaukan diantaranya adalah :
Personal
1. Sudah berapa lama Ibu bekerja di Instansi Pemerintahan
ini? 2.
Posisi jabatan yang sedang Ibu jalani sebagai apa? 3.
Ada berapa banyak staf yang Ibu miliki? 4.
Sudah berapa tahun menduduki posisi strategis tersebut? 5.
Apa yang memotivasi Ibu untuk bekerja pada awalnya? 6.
Bagaimana perasaan Ibu selama bekerja di Instansi Pemerintahan ini? lebih khusus dengan posisi strategis
yang dimiliki? 7.
Adakah hal yang masih kurang di Instansi Pemerintahan ini? jika ada
8. Menurut Ibu, adakah dampak yang Ibu rasakan dengan Ibu
bekerja? dampak positif dan negatif 9.
Menurut Ibu, apakah wanita karir itu? 10.
Menurut Ibu, apakah jabatan itu? 11.
Faktor-faktor apa saja yang mendukung Ibu dalam bekerja? sampai memiliki sebuah jabatan yang strategis saat ini
12. Apakah Ibu sudah berkeluarga? jika ia, bagaimana Ibu
membagi waktu antara karir dan keluarga 13.
Adakah Hambatan yang Ibu alami saat bekerja? 14.
Adakah tantangan yang dialami saat Ibu menduduki sebuah jabatan? jika Ya, lanjut pertanyaan 14
15. Bagaimana Ibu menyelesaikan tantangan yang ada?
Lingkungan kerja dan pendapat mengenai anggapan akan perempuan
1. Menurut Ibu, bagaimana partisipasi perempuan di Instansi
Pemerintahan ini? 2.
Menurut Ibu, apakah sudah ada kesamaan dan kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam hal
partisipasi dan peran serta perempuan di Instansi Pemerintahan ini?
3. Menurut Ibu, selama bekerja di Instansi Pemerintahan ini
adakah diantara perempuan yang ada di Instansi Pemerintahan ini yang menurut Ibu mereka mampu dan
memiliki potensi untuk menduduki sebuah jabatan strategis?
4. Ada anggapan bahwa kaum perempuan adalah kaum yang
lemah, pasif dan dependent. Bagaimana pendapat Ibu mengenai anggapan tersebut? Setuju kah Ibu akan hal
tersebut? Jika setuju karena apa, dan jika tidak setuju karena apa?