Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

79

4.2 Pembahasan

Dari hasil analisis yang sudah dilakukan oleh peneliti dapat diperoleh bahwa data yang sudah di analisis dengan menggunakan program SPSS 20 IBW dengan menggunakan 4 tahap yaitu : 1 Uji Normalitas yakni analisis yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data responden. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai signifikansinya 0,05 dan distribusi data dikatakan tidak normal apabila nilai signifikansinya 0,05. 2 Uji perbedaan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, untuk mengetahui perbedaan rata-rata pada skor pretest dari dua kelompok yang tidak saling berhubungan 3 Uji perbedaan skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok ekperimen, untuk mengetahui perbedaan rata-rata pada skor posttest dari dua kelompok yang tidak saling berhubungan 4 Uji perbedaan dari pretest ke posttest pada masing-masing kelompok, untuk mengetahui kenaikan rata-rata dari dua kelompok yang saling berhubungan. Pada tahap pertama yakni uji normalitas dapat dilihat dari rerata pretest dan posttest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen bahwa data tersebut normal karena nilai signifikansinya 0,05. Pada tahap kedua untuk uji perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa pada kedua kelompok tersebut berada pada titik pijak yang sama atau pada kondisi yang sama, karena harga sig. 2-tailed 0,05 adalah 0,873. Pada tahap ketiga yaitu dengan melakukan uji perbedaan skor posttest pada masing-masing kelompok, pada tahap tersebut diperoleh hasil bahwa harga sig.2-tailed ialah 0,017 yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, atau dengan kata lain pada kelompok kontrol 80 dan kelompok eksperimen memiliki perbedaan dengan yang tidak diberikan perlakuan pada kelompok kontrol dengan yang diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi akhir atau posttest antara yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan terdapat suatu perbedaan, dimana yang diberikan perlakuan menggunakan suatu model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap kesadaran akan nilai cinta tanah air. Pada uji ke empat yaitu dengan melakukan perbandingan skor pretest ke posttest dari kedua kelompok, dimana pada kelompok kontrol diperoleh data dengan posttest 3,4821 dan pretest 3,3808 sehingga diperoleh peningkatan sebesar 2,99 dengan sig. 2-tailed 0,889 sehingga ada perbedaan yang signifikan karena berada di atas 0,05. Sedangkan pada kelompok eksperimen sendiri, diperoleh data postest 3,6974 dan pretest 3,4009 sehingga diperoleh peningkatan sebesar 8,72 dengan sig. 2- tailed 0,000 dengan kata lain terdapat suatu peningkatan yang signifikan. Apabila dilihat dari kedua presentase tersebut, presentase pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan presentase pada kelompok kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat suatu peningkatan yang signifikan pada kelompok eksperimen, karena telah diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match menggunakan kartu tunggal dan kartu domino. Dengan menggunakan model tersebut dapat membantu siswa untuk mempermudah dalam memahami materi yang diberikan dan membuat siswa menjadi lebih aktif. 81 Dari tabel skor perbandingan aspek kesadaran akan nilai cinta tanah air antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diperoleh hasil kenaikan rata-rata pretest ke posttest menunjukkan peningkatan sebesar 0,10. Pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match menyatakan kenaikan rata-rata pretest ke posttest sebesar 0,297. Adapun hasil selisih rata-rata menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil peningkatan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik make a match memiliki peningkatan sedikit lebih tinggi daripada peningkatan kelas yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa SMP kelas IX

1 5 148

Upaya meningkatkan pemahaman konsep trigonometri siswa kelas X MA At-Tasyri Tangerang melalui model pembelajaran kooperatif metode course review horay

18 122 322

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur untuk meningkatkan aktivitas belajar matemetika siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Islam al-Ikhlas Cipete)

1 9 47

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipi Inside-outside circle untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa (penelitian tindakan kelas di MTSN Tangerang 11 Pamulang)

4 20 61

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23