PENGERTIAN KECERDASAN EMOSIONAL KECERDASAN EMOSIONAL 1. PENGERTIAN EMOSI

Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadan diri emosional, merupakan “keterampilan bergaul” dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Orang-orang seperti ini cocok untuk pekerjaan-pekerjaan keperawatan, mengajar, penjualan, dan manajemen.

e. Membina Hubungan

Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan ketrampilan mengelola emosi orang lain. Ini merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apa pun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain; mereka adalah bintang-bintang pergaulan. Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi Goleman, 2002. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam setiap wilayah, beberapa orang mungkin terampil dalam menangani kecemasan tapi kurang mampu untuk meredam kemarahan orang lain. Kekurangan-kekurangan dalam keterampilan emosional dapat terus diperbaiki sampai pada tingkat setinggi-tingginya dimana masing-masing wilayah menampilkan bentuk kebiasaan dan respon yang dengan usaha yang tepat dapat dikembangkan. Kelima aspek yang dikemukakan oleh Salovey tersebut menujukkan hubungan yang erat antara satu aspek dengan aspek yang lain. Keseimbangan secara menyeluruh melingkupi kelima aspek tersebut membentuk suatu kemampuan yang utuh dan unik yang kemudian disebut sebagai kecerdasan emosional.

B. KUALITAS TIDUR 1. TIDUR

Tidur berasal dari bahasa latin somnus yang berarti alami periode pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran Erfandi,2008. Evans 1984 dengan pendekatan kognitif memandang tidur sebagai periode dimana otak lepas dari dunia eksternal dan menggunakan waktu off-line bebas tersebut untuk memilah pikiran dan mereorganisasi banyak jenis informasi yang masuk selama sehari. Menurut teori tersebut, otak seperti komputer dengan bank memori yang besar dan sejumlah program control. Sebagian dari program itu bersifat diturunkan instinktif; yang lain dipelajari dan terus menerus dimodifikasi oleh pengalaman. Tidur, terutama tidur REM, adalah saat dimana otak menadi off-line, mengisolasi dirinya sendiri dari jalur sensorik dan motorik. Dalam periode off-line tersebut berbagai bank memori dan file program dibuka dan dapat dimodifikasi serta direorganisasi berdasarkan pengalaman. Crick dan Mitchison 1983;1986 dalam pendekatan neurobiologist memandang tidur REM sebagai waktu dimana informasi yang palsu dan tidak berguna dikeluarkan dari memori Atkinson,dkk., Edisi Kesebelas. Menurut Dr. Andreas A. Prasadja 2009, tidur adalah sumber energi bagi otak: Tidurlah dalam jumlah yang cukup. Kantuk ringan pun sudah dapat mengganggu performa akademis maupun olah raga. Kurang tidur membuat seseorang lesu, mudah marah hingga tertekan. Tidur merupakan satu kondisi organisme ditandai dengan berkurangnya kesadaran yang jelas kelihatan, ketidakaktifan, proses-proses metabolik yang tertekan, dan ketidakpekaan relatif terhadap rangsangan Chaplin, 2002. Dua macam teori untuk tidur telah diusulkan: teori-teori rekuperasi dan teori-teori sirkadian. Perbedaan antara kedua pendekatan ini terlihat dari jawaban yang mereka tawarkan untuk kedua pertanyaan fundamental tentang tidur. Esensi recuperation theories of sleep teori-teori rekuperasi tentang tidur adalah bahwa bangun mendisrupsi homeostatis stabilitas fisiologis internal tubuh dengan cara tertentu dan tidur dibutuhkan untuk memulihkannya. Berbagai teori rekuperasi berbeda dalam kaitannya dengan disrupsi fisiologi apa yang mereka kemukakan sebagai pemicu tidur ─misalnya, lazim dipercaya bahwa fungsi tidur adalah untuk memulihkan tingkat energi. Akan tetapi, terlepas dari fungsi apa yang dirumuskan oleh teori-teori restorasi tentang tidur, mereka semuanya mengimplikasikan bahwa perasaan mengantuk dipicu oleh deviasipenyimpangan dari homeostasis yang disebabkan oleh bangun dan tidur dihentikan oleh kembalinya homeostatis. Esensi circadian theories of sleep teori-teori sirkadian tentang tidur adalah tidur bukan reaksi terhadap efek-efek disruptif bangun, tetapi sebagai akibat mekanisme timing internal 24-jam circadian berarti “berlangsungnya kira-kira 1 hari” ─artinya, manusia semuanya terprogram untuk tidur dimalam hari terlepas dari apa pun yang terjadi pada diri kita di siang hari. Menurut teori ini, kita telah berevolusi untuk tidur dimalam hari, karena tidur melindungi kita dari kecelakaan dan predator di malam hari ingat bahwa manusia berevolusi jauh sebelum ditemukannya pencahayaan artifisial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI