7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan kuat dengan konsumen
dengan tujuan untuk menciptakan nilai keuntungan dari konsumen. Berhasil tidaknya pencapaian suatu tujuan perusahaan tergantung kepada
keahlian mereka dalam produksi, pemasaran, pengorganisasian dan keuangan. Pemasaran berasal dari kata pasar, pasar adalah seperangkat
pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk Kotler Amstrong, 2008.
Menurut Kotler Amstrong 2008, pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan, dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak.
2.
Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran menurut Kotler dalam Swastha Irawan 2005, adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
program-program yang ditunjukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal
ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu,
mendorong, serta melayani pasar. Jadi tujuan manajemen pemasaran adalah menawarkan yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan pasar, menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif agar tujuan organisasi dapat
tercapai. 3.
Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan konsumen berbeda-beda dan program-program pemasaran akan berfungsi
lebih efektif apabila hal itu disesuaikan dengan masing-masing kelompok sasaran. Penerapan konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan
kepuasan terhadap calon konsumen maupun konsumennya, serta membantu memberikan petunjuk bahwa setiap perusahaan mampu
memuaskan konsumen dengan caranya masing-masing. Ada beberapa konsep yang dijadikan sebagai pedoman oleh
organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran. Menurut Kotler Keller 2009, konsep-konsep tersebut adalah:
a. Konsep Produksi
Konsep ini menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah. Para manajer perusahaan yang
berorientasi produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya yang rendah, dan distribusi secara masal.
b. Konsep Produk
Konsep ini menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk- produk yang menawarkan ciri yang paling bermutu, berkinerja atau
inovatif. Para manajer organisasi itu memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari
waktu ke waktu. c.
Konsep Penjualan Konsep ini berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis,
jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk-produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena
itu, organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
d. Konsep Pemasaran
Konsep ini menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus
menjadi lebih efektif dibandingkan dengan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan
kepada pasar sasaran yang terpilih. e.
Konsep Pemasaran Holistik Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan, desain,
dan implementasi dari program, proses, dan aktivitas pemasaran yang mengenalkan mereka pada keseluruhan dan ketergantungan.
Pemasaran holistik mengenalkan bahwa segala sesuatu penting dengan
pemasaran dan hal itu meluas, menyatukan prespektif adalah sesuatu yang sering diperlukan. Empat komponen dari pemasaran holistik
adalah pemasaran relasi hubungan, pemasaran terpadu, pemasaran internal dan pemasaran masyarakat.
f. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial
Konsep pemasaran berwawasan sosial mempertanyakan apakah konsep pemasaran murni sudah memperhatikan kemungkinan konflik
antara keinginan jangka pendek konsumen dan kesejahteraan jangka panjang konsumen. Apakah perusahaan yang mampu memuaskan
kebutuhan dan keinginan saat ini dari target pasar selalu melakukan yang terbaik bagi konsumaen dalam jangka panjang. Konsep
pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa strategi pemasaran harus dapat memberikan nilai bagi pelanggan dalam cara yang
mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat Kotler Armstrong, 2008.
4.
Bauran Pemasaran Marketing Mix
Menurut Kotler Armstrong 2008 bauran pemasaran adalah seperangkat taktik pemasaran yang dapat dikontrol meliputi produk, harga,
tempat dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk menciptakan respon dari target marketnya. Bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi
empat kelompok yang disebut 4P, yaitu:
a. Produk product
Produk adalah kombinasi benda atau jasa dari perusahaan yang ditawarkan ke target pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Produk secara luas meliputi desain, merek, hak paten, positioning dan pengembangan produk baru.
b. Harga price
Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa.Harga juga merupakan pesan
yang menunjukan bagaimana suatu brand memposisikan dirinya. c.
Tempat place Tempat merupakan aktivitas perusahaan dalam membuat produknya
tersedia ditarget pasar. Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi, pergudangan, pengaturan persediaan dan cara pemesanan bagi
konsumen. d.
Promosi promotion Promosi adalah aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan
produk dan jasanya dan mempengaruhi target konsumen unuk membeli. Kegiatan promosi antara lain yaitu iklan, personal selling,
promosi penjualan dan public relation. 5.
Harga
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran 2009, harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga
merupakan dimensi termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan
banyak waktu.
a. Tujuan Penetapan Harga
Tujuan penetapan harga menurut Situmorang 2011, yaitu: 1
Tujuan berorientasi pada laba, mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para pesaing. Pilihan ini
cocok dalam tiga kondisi yaitu, tidak ada pesaing, perusahaan beroperasi pada kapasitas maksimum, harga bukanlah merupakan
atribut yang penting bagi pembeli. 2
Tujuan berorientasi pada volume, dilandaskan pada strategi mengalahkan atau mengalahkan pesaing. Pada tujuan ini
perusahaan akan melihat harga yang dipatok oleh kompetitor kemudian menetapkan harga diatas atau dibawahnya.
3 Tujuan berorientasi pada citra image, perusahaan berusaha
menghindari persaingan dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau melayani pasar khusus. Biasanya perusahaan memiliki
value tinggi akan menerapkan premium pricing.
4 Tujuan stabilisasi harga, dilakukan dengan jalan menetapkan harga
untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga satu perusahaan dan harga pemimpin industri.
5 Tujuan-tujuan lainnya harga dapat ditetapkan dengan tujuan
mencegah masuknya
pesaing, mempertahankan
loyalitas
pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
b. Indikator Harga
Menurut Kotler Amstrong 2012, di dalam variabel harga ada beberapa unsur kegiatan utama harga yang meliputi daftar harga,
diskon, potongan harga, dan periode pembayaran. Menurut Kotler Armstrong 2008, ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu:
Keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat.
6.
Desain
Suyanto 2007, menyatakan bahwa Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu
produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Menurut Rosnani 2010, berpendapat bahwa desain dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas luas
dari inovasi desain dan teknologi yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan melalui transaksi jual beli dan fungsional.
a. Indikator Desain
Sedangkan menurut Kotler 2005, terdapat tujuh indikator desain produk yaitu:
1 Ciri-ciri. Karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk.
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri. Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk
perusahaan yang terdiferensiasi. Beberapa perusahaan sangat
inovatif dalam penambahan ciri-ciri baru ke produknya. Satu dari faktor kunci keberhasilan perusahaan jepang adalah karena mereka
secara terus menerus meningkatkan ciri-ciri tertentu pada produk seperti arloji, mobil, kalkulator dan lain-lain. Pengenalan ciri-ciri
baru dinilai merupakan satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam persaingan.
2 Kinerja. Mengacu kepada tingkat karakteristik utama produk pada
saat beroperasi.
Pembeli produk-produk
mahal biasanya
membandingkan kinerja kenampakanprestasi dari merek-merek yang berbeda. Para pembeli biasanya rela membayar lebih untuk
kinerja yang lebih baik sepanjang lebihnya harga tidak melebihi nilai yang dirasakan.
3 Mutu kesesuaian. Tingkat dimana desain produk dan karekteristik
operasinya mendekati standar sasaran. Mutu kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi
terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Hal ini disebut konformansi karena spesifikasinya.
4 Tahan lama Durability. Daya tahan merupakan ukuran waktu
operasi yang diharapkan dari suatu produk tertentu. Sebagai contoh, Volvo mengiklankan mobilnya sebagai mobil yang
mempunyai waktu pakai tertinggi untuk menjustifikasi harganya yang lebih tinggi. Pembeli bersedia membayar lebih untuk produk
yang lebih tahan lama.
5 Tahan uji Reliabilitas. Adalah ukuran kemungkinan bahwa suatu
produk tidak akan berfungsi salah atau rusak dalam suatu periode waktu tertentu. Pembeli rela membayar lebih untuk produk-produk
dengan reputasi reliabilatas yang lebih tinggi. Mereka ingin menghindari biaya karena kerusakan dan waktu untuk reparasi.
6 Kemudahan perbaikan Repairability. Suatu ukuran kemudahan
perbaikan suatu produk yag mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan-kerusakan. Kemudahan perbaikan ideal akan ada jika
pemakai dapat memperbaiki produk tersebut dengan biaya murah atau tanpa biaya dan tanpa memakan waktu terlalu lama.
7 Model Style. Menggambarkan seberapa jauh suatu produk
tampak dan berkenan bagi konsumen. Model memberi keunggulan ciri kekhususan produk yang sulit untuk ditiru. Sebagai contoh,
banyak pembeli mobil yang membayar lebih untuk mobil jaguar karena penampilannya yang luar biasa walaupun jaguar sendiri
tidak begitu baik dari segi ketahanan uji reliability. Dengan semakin ketatnya persaingan, desain akan menjadi salah
satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Semua hal-hal yang telah disebutkan
merupakan parameter-parameter desain. Semuanya menegaskan betapa sukarnya tugas mendesain produk dengan segala keterbatasannya.
7.
Limited edition
Limited edition LE atau edisi terbatas adalah sesuatu produk
yang jumlah atau persediaannya terbatas dan tidak dapat ditambah atau di
produksi lagi bila setiap waktu diperlukan Win’s Anorga, 1993. Secara harafiah Limited Edition berasal dari bahasa Inggris exclusive yang berarti
sendirian, dengan tidak disertai yang lain, terpisah dari yang lain, berdiri sendiri, semata-mata dan tidak ada sangkut pautnya dengan yang lain.
John M.Echols Hasan Shadily, 2000. Produk limited edition memberikan gambaran kualitas terbaik dari
sekian banyak produk yang dikeluarkan, serta tidak mengeluarkan kembali produk yang sejenis di kemudian hari. Setiap produk yang
diproduksi mhanya ada satu untuk setiap ukurannya, sehingga jumlah total hanya ada 3-4 untuk satu desain produk. Produksinya memang dibatasi di
setiap desainnya karena selalu menjaga kualitas produk agar selalu baik dan mempertahankan keeksklusifan produk.
8.
Produk
Menurut Kotler Amstrong 2008, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk menarik perhatian, akuisisi,
penggunaan, atau kombinasi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
Dalam memahami konsep produk yang baik, maka perencanaan produk harus mengetahui tingkatan produk yaitu:
1
Produk inti core product
Tingkat yang paling dasar menjawab alasan utama seseorang membeli suatu produk. Pemasar perlu mengetahui kebutuhan
tersembunyi dibalik setiap produk dan menjual manfaat bukan ciri. 2
Produk berwujud tangible product
Untuk dapat memenuhi suatu kebutuhan dan perencanaan produk harus mengubah produk inti manjadi produk berwujud.
3
Produk tambahan argumented product
Produk yang sudah ditambahkan pelayanan tambahan dan manfaat tambahan seperti pemasangan jasa, jaminan serta pengantaran dari
kredit. a.
Atribut produk Menurut Kotler Amstrong 2008, atribut produk adalah
pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat-manfaat tersebut
kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti:
1 Kualitas produk
Karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau
diimplikasikan.
2 Fitur produk
Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal.
3 Gaya dan desain
Cara untuk nilai pelanggan adalah nilai melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar dari
pada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. 4
Merek Nama, istilah, tanda, lambang, dan desain atau kombinasi dari
semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari
produk pesaing. 5
Kemasan Melibatkan perancangan dan prouksi wadah atau pembungkus
untuk sebuah produk. Pada dasarnya memiliki fungsi utama untuk menyimpan dan melindungi produk.
6 Pelabelan
Label mempunyai beberapa fungsi, setidaknya label menunjukan produk atau merek. Label juga bisa menggambarkan beberapa hal
tentang produk siapa yang membuat, dimana produk dibuat, kapan produk dibuat, kandungan di dalam produk, cara memakai atau
perawatan, dan bagaimana menggunakan produk tersebut secara
baik atau aman. Selain itu produk juga membantu dalam mempromosikan suatu produk.
7 Pelayanan pelanggan produk
Pelayanan pelanggan merupakan elemen dalam strategi produk. Penawaran perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan
pendukung. b.
Pengembangan produk Menurut Kotler Amstrong 2008, pengembangan produk
yaitu pengembangan konsep produk menjadi konsep nyata untuk dapat memastikan bahwa ide pokok dapat dirubah menjadi produk yang
dapat dikerjakan. Usaha
untuk meningkatkan
penjualan dengan
cara pengembangan produk yang lebih baik untuk pasar yang dikuasai
sekarang adalah dengan usaha: 1
Mengembangkan fitur baru pada poduk melalui usaha adaptasi, modifikasi fitur produk.
2 Membuat produk dengan kualitas yang berbeda-beda.
3 Menambah produk dengan model dan ukuran lain.
c. Klasifikasi produk
Kotler 2002 mengklasifikasikan produk dalam tiga kelompok, yaitu: 1
Durable goods, non durable goods and service a
Durable goods
Produk kebutuhan sehari-hari yang dapat dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama.
b Non durable goods
Produk kebutuhan sehari-hari yang biasanya dikonsumsi untuk satu atau beberapa kali pemakaian.
c Service
Kegiatan, keuntungan atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
2 Industrial goods
Suatu produk yang dibeli oleh individu atau kelompok organisasi untuk diproses lebih lanjut untuk digunakan dalam hubungannya
dengan bisnis. 3
Costumer goods Produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk dikonsumsi secara
individu, hal ini terdiri dari: a
Convenience goods Barang yang biasa dibeli konsumen secara teratur dan segera
dengan usaha perbandingan yang minimal serta memerlukan usaha pembelian yang minimal pula.Produk ini biasanya murah
dan tersedia di banyak tempat.
b Shopping goods
Produk dimana dalam hal pembelian memerlukan waktu dan usaha
membuat perbandingan
sebelum dibeli,
yang diperbandingkan adalah kecocokan, kualitas, harga dan model.
c Specialty goods
Produk yang memiliki karakteristik yang unik atau merek yang sudah terkenal dimana sekelompok pembeli bersedia
melakukan usaha khusus dalam melakukan pembelian. d.
Diferensiasi produk Menurut Hermawan Kerta Jaya 2004,
mendefinisikan diferensiasi produk sebagai upaya merek atau perusahaan untuk
menciptakan perbedaan diantara para pesaing dalam rangka memberikan value terbaik kepada pelanggan
. Menurut
Kotler 2005,
diferensiasi produk
dapat dikelompokan menjadi 9 sembilan yaitu:
1 Bentuk. Merupakan ukuran, model atau struktur fisik produk yang
membedakan dengan produk lain. 2
Fitur. Merupakan keistimewaan yang dimiliki oleh produk yang melengkapi fungsi dasar produk.
3 Kualitas kinerja. Mengacu pada tingkat dimana karakteristik dasar
produk itu beroperasi.
4 Kualitas kesesuaian. Merupakan tingkat dimana semua unit yang
diproduksi identik dengan memenuhi spesifikasi sasaran yang disajikan.
5 Daya tahan. Merupakan suatu ukuran usia operasi produk yang
diharapkan dalam kondisi normal atau berat. 6
Kehandalan. Merupakan ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam waktu periode tertentu.
7 Gaya. Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi
pembeli. 8
Rancangan. Totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan
konsumen. 9
Mudah dimengerti. Merupakan salah satu ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal.
9.
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana
barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka Kotler Keller, 2009.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen: a.
Faktor budaya 1
Budaya. Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar.
2 Sub budaya. Sub budaya merupakan bagian dari budaya yaitu
meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras dan wilayah geografis. 3
Kelas sosial. Kelas sosial merupakan divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara
hirarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai, minat dan perilaku yang sama.
b. Faktor sosial
1 Kelompok referensi. Kelompok referensi adalah semua kelompok
yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
2 Keluarga. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi utama yang paling
berpengaruh. 3
Peran dan status. Kedudukan seseorang dalam kelompok. c.
Faktor pribadi 1
Usia dan tahap siklus hidup. Selera seseorang dalam makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering berhubungan dengan usia
seseorang. 2
Pekerjaan dan keadaan ekonomi. Pekerjaan yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi pola konsumsi.
3 Kepribadian dan konsep diri. Setiap orang mempunyai
karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelian.
Kepribadian adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama
terhadap rangsangan lingkungan termasuk perilaku pembelian. 4
Gaya hidup dan nilai. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Nilai
memiliki pengaruh pada sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku.
10.
Minat Beli
a. Pengertian minat beli
Menurut Kinnear Taylor 2003, minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilakukan.
Menurut Kotler Keller 2008, minat beli adalah sebuah
perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam
memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
b. Aspek-aspek yang terdapat dalam minat beli
1 Ketertarikan interest yang menunjukan adanya pemusatan
perhatian dan perasaan senang. 2
Keinginan desire ditunjukan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki.
3 Keyakinan conviction ditunjukan dengan adanya perasaan
percaya diri individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang akan dibeli.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen
Swastha dan Irawan 2001 mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang
atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat membeli yaitu:
1 Perbedaan pekerjaan. Adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat
diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapai, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggang.
2 Perbedaan sosial ekonomi. Seseorang yang mempunyai kelas sosial
ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkan dari pada seseorang dengan tingkat sosial ekonomi rendah.
3 Perbedaan hobi atau kegemaran. Bagaimana seseorang
menggunakan waktu senggangnya. 4
Perbedaan usia. Usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua akan memiliki perbedaan minat terhadap sesuatu yang diinginkan.
d. Indikator Minat beli
Menurut Ferdinand dalam Tifane, 2011, minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
1 Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk. 2
Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
3 Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan
produk prefrensinya. 4
Minta eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
B. Penelitian Sebelumnya