ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR T SHIRT DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) (Studi Pada Perusahaan T shirt IN Tee shirt Yogyakarta )
commit to user
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR T-SHIRT DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC)
(Studi Pada Perusahaan T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta )
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas- Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh:
NURMA MIKI INSANI F 0205120
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
commit to user
(3)
commit to user
(4)
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
Boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang membahayakan dirinya atau
membenci sesuatu yang bermanfaat baginya
(Penulis)
Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari;
dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri.
(Mary Mccarthy)
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita
selalu menyesali apa yang belum kita capai.
(Schopenhauer)
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin
kalaukita telah berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga
berdoadalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.
(Kahlil Gibran)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan
denganketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.
(5)
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini
kupersembahkan untuk :
Ø
Ibu dan Bapak tercinta
Ø
Kakak-kakakku tercinta
Ø
Keponakan-keponakanku
tersayang
(6)
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrahim
Assalamu’alaikun Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR T-SHIRT DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) (Studi Pada Perusahaan T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta) “.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan, dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Endang Suhari, M.si., selaku Ketua Jurusan Manajemen. 3. Reza Rahardian, SE, M.si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen. 4. Intan Novela QA, SE, M.si., selaku Pembimbing Akademis.
(7)
commit to user
vii
5. Dra. Anastasia Riani S, M.si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Pihak manajemen, karyawan IN Tee-shirt Yogyakarta yang telah membantu penyelesain skripsi ini.
8. Bapak dan Ibuku (Gunawan dan Kalis Martuti) yang selalu mendoakanku. Terima kasih untuk kasih sayang, pengorbanan, dukungan, dan doa yang selama ini bapak ibu berikan.
9. Kakak-kakakku (mbak Phita, mas Boedi, mbak Injung, mas Sigit, mbak Elin, mas Nuri) terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungannya.
10. Keponakanku yang lucu-lucu (Alif, Satria, Fakhri), terima kasih kalian sudah menjadi penyemangatku.
11. Keluarga di Solo (bapak dan ibu Djumbadi, mbak Agung, mbak Tri, dan mbak Tamar) terima kasih buat semuanya.
12. Sahabat-sahabatku Genk 10+- (Tita, Ratna, Hany, Sisk, Ibnu. Andry, TG, Prima) terima kasih atas bantuan, dukungan, petualangan dan kebersamaan kita selama ini.
13. Teman-teman kuliah angkatan 2005 Suci, Lia, Ika, Shinta, terima kasih atas kebersamaannya. Buat Widi terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.
(8)
commit to user
viii
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
(9)
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... .i
ABSTRAK .... ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI .... ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Masalah ... 5 BAB II LANDASAN TEORI
(10)
commit to user
x
A. Pengertian Produksi ... 6
B. Pengertian Kualitas ... 7
C. Pengertian Pengendalian Kualitas ... 9
D. Arti Penting Kualitas ... 10
E. Sumber Kualitas ... 11
F. Dimensi Kualitas ... 11
G. Biaya Kualitas ... 12
H. Total Quality Manajemen (TQM) ... 15
I. Statistical Process Control (SPC) ... 17
J. Prosedur Pengendalian Kualitas... 20
K. Alat Pengendalian Kualitas ... 22
L. Penelitian Terdahulu ... 24
M. Kerangka Pemikiran ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian... 28
B. Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 28
C. Data dan Sumber ... 29
D. Teknik Analisis ... 29
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 33
B. Analisis Data ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73
B. Saran... 80 DAFTAR PUSTAKA
(11)
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
TABEL
Tabel IV.1 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan Januari ... 48
Tabel IV.2 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan Februari ... 49
Tabel IV.3 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan Maret ... 50
Tabel IV.4 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan April ... 51
Tabel IV.5 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan Mei ... 52
Tabel IV.6 Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Produk ... 54
Tabel IV.7 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Meleset ... 55
Tabel IV.8 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Salah Warna ... 55
Tabel IV.9 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Salah Ukuran ... 55
Tabel IV.10 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Berlubang ... 56
Tabel IV.11 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Kotor ... 56
Tabel IV.12 Total Jenis Kerusakan Selama 5 bulan ... 58
Tabel IV.13 Tabel Hasil Output Menggunakan Software Pom For Windows Bulan Januari... 62
Tabel IV.14 Tabel Hasil Output Menggunakan Software Pom For Windows Bulan Februari... 64
Tabel IV.15 Tabel Hasil Output Menggunakan Software Pom For Windows Bulan Maret ... 66
Tabel IV.16 Tabel Hasil Output Menggunakan Software Pom For Windows Bulan April ... 68
Tabel IV.17 Tabel Hasil Output Menggunakan Software Pom For Windows Bulan Mei ... 70
(12)
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Gambar II.1 Alur Pemikiran ... 26
Gambar IV.1 Aliran proses produksi t-shirt ... 37
Gambar IV.2 Diagram Fishbone ... 53
(13)
commit to user
xiii
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK
Grafik IV.1 Control chart Bulan Januari ... 63
Grafik IV.2 Control chart Bulan Februari ... 65
Grafik IV.3 Control chart Bulan Maret ... 67
Grafik IV.4 Control chart Bulan April ... 69
(14)
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jumlah dan jenis kerusakan selama 5 bulan (Januari-Mei 2010) Lampiran 2 Gambar Produk IN Tee-shirt
Lampiran 3 Struktur Organisasi IN Tee-shirt Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian
(15)
commit to user
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR T-SHIRT DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
(Studi Pada Perusahaan T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta Nurma Miki Insani
F0205120
Perkembangan suatu perusahaan salah satunya ditentukan oleh diterima atau tidaknya produk yang dihasilkan perusahaan tersebut di kalangan konsumen. Sekarang permintaaan konsumen meningkat untuk produk dan pelayanan yang lebih baik. Konsumen mengharapkan peningkatan kualitas produk dan pelayanan dengan harga yang lebih murah dari harga sebelumnya. Oleh sebab itu, perusahaan perlu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya. Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengidentifikasi kualitas produk t-shirt pada IN shirt, untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas yang diterapkan IN Tee-shirt, apa saja jenis kerusakan yang terjadi dan faktor yang menyebabkan kerusakan, serta bagaimana tindak lanjut perusahaan untuk meminimumkan kerusakan produk, dan untuk mengetahui apakah kualitas produk yang dihasilkan masih dalam batas kendali.
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah diagram pareto, p-char) dan diagram fishbone. Diagram pareto akan membantu untuk lebih memfokuskan pada masalah kerusakan produk yang lebih sering terjadi, dengan p-chart dapat diketahui apakah produk masih dalam batas kendali, sedangkan dengan diagram fishbone dapat digunakan untuk mengidentiifikasi dan menemukan kemungkinan penyebab suatu masalah atau persoalan yang terjadi
Dari analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pengendalian kualitas yang sudah diterapkan perusahaan dapat dikatakan sudah cukup baik, dibuktikan dengan adanya bagian sortir yang bertugas mengawasi dan menyortir produk yang rusak atau cacat. Meskipun demikian, pengendalian kualitas yang diterapkan perusahaan masih memiliki keterbatasan, ada beberapa pengamatan yang berada di luar batas kendali. Penyebab paling dominan dari kerusakan produk adalah faktor manusia yang kurang teliti dan pemeliharaan mesin yang kurang.
Pada akhir penelitian ini penulis ingin memberikan masukan pada IN Tee-shirt untuk menerapkan metode SPC, karena dengan metode SPC dapat diketahui tingkat kerusakan produk apakah masih dalam batas pengendalian atau di luar batas pengendalian, serta dapat ditelusuri faktor penyebabnya untuk kemudian di cari solusinya.
(16)
commit to user
ABSTRACT
QUALITY CONTROL ANALISYS THE END PRODUCT T-SHIRT WITH THE METHOD STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
(Studies in Company T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta) Nurma Miki Insani
F0205120
The development of an enterprise is determined by one of them received or whether the company produced products among consumers. Now, consumer demand increase for products and services better. Consumers expect quality products and service with a cheaper price than previous price. Therefore, companies need to maintain and improve the quality of the product. The purpose of this study is, to identify product quality t-shirts in the IN Tee-shirt, to find out how to apply quality control IN Tee-shirt, what kinds of damage that occurred and the factors that cause damage, and how to follow up a company to minimize damage products, and to find out whether the quality of products still within control.
In this study an analysis tool used is the pareto diagram, p-chart, and fishbone diagrams. Pareto diagram will help to better focus on issues of product defects that are more common, with a p-chart can be known whether the product is still within the limits of control, whereas with a fishbone diagram can be used to identify and discover possible causes of a problem or problems that occur.
From the analysis conducted, we conclude that the implementation of quality control that has been applied to the company can be said is good enough, evidence by the sorting section is charged with overseeng and sort of damaged or defective product. Nevertheless, the company implemented a quality control still has its limitations, there are several observations that are beyond the control limit. The most dominan of product failures is the human factor that is rigorous and less engine maintenance.
At the end of this study the authors wanted to provide input in the IN Tee-shirt to apply the SPC method, due to the SPC method to know the extent of damage if the product is still within control limits or outside the control limits, and can be traced as a contributing factor to later in the search for solutions.
(17)
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berkembang seiring dengan adanya era globalisasi yang menuntut agar semua sumber daya yang dimiliki akan diolah dan dikembangkan. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan memerlukan adanya suatu manajemen yang baik untuk meningkatkan produktivitas serta mendapatkan laba yang optimum dalam usahanya melalui penggunaan sumber-sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.
Selain itu perkembangan suatu perusahaan itu dapat ditentukan dengan dapat diterima atau tidaknya produk dari perusahaan tersebut oleh konsumen. Sekarang permintaaan konsumen meningkat untuk produk dan pelayanan yang lebih baik. Konsumen mengharapkan peningkatan kualitas produk dan pelayanan dengan harga yang lebih murah dari harga sebelumnya. Oleh karena itu apabila perusahaan ingin terus dapat bersaing, salah satu tujuan utama adalah harus fokus untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi secara konsisten (Mason and Fiju Antony, 2000)
Menurut Ahyari (1987), kualitas didefinisikan sebagai jumlah dari atribut atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan di dalam produk yang
(18)
commit to user
bersangkutan. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan kualitas ini akan sangat erat berhubungan dengan produk tersebut, karena akan menunjuk langsung terhadap atribut atau sifat-sifat dari produk dan jasa yang bersangkutan. Kualitas yang dimiliki suatu produk dapat dipengaruhi oleh suatu proses kegiatan operasi, mulai dari bahan baku, ketrampilan dan kemampuan tenaga kerja, peralatan-peralatan produksi, hingga faktor-faktor yang mendukung sistem operasi, seperti sistem penjadwalan dan sistem persediaan.
Menurut Hermawati (2007), Mutu sebagai keseluruhan
karakteristik suatu produk baik barang maupun jasa berperan penting demi memenuhi kepuasan pelanggan. Dalam berbagai kegiatan produksi dan perdagangan produk setiap konsumen menuntut adanya jaminan mutu dari produsen maupun penjual. Jaminan mutu merupakan kegiatan yang sistematis dan terencana yang diimplementasikan dalam sistem mutu guna memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa suatu produk memenuhi standar mutu yang dikehendaki. Dengan adanya jaminan mutu produsen dituntut untuk melakukan pengendalian mutu.
Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan (Ahyari, 1987). Pengendalian kualitas sangat penting karena bertujuan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas. Dengan adanya pengendalian kualitas akan meningkatkan kepuasan konsumen., karena kualitas
(19)
commit to user
merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Jika kualitas produk tinggi maka loyalitas pelanggan akan mudah diperoleh (Nova, 2007). Selain itu, dengan adanya pengendalian kualitas dapat mengurangi jumlah produk yang cacat. Dan dengan adanya produk yang berkualitas perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang lain.
IN Tee-shirt merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri garmen, yaitu pembuatan dan penjualan t-shirt, jaket dan sweater yang berada di Yogyakarta. Perusahaan ini memproduksi t-shirt untuk dijual di retail maupun berdasarkan pesanan dari para pelanggan. Kepuasaan konsumen merupakan salah satu faktor dari IN Tee-shirt untuk memperbaiki prosedur dalam pengendalian kualitas produknya. Karena apabila produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang sesuai dengan harapan konsumen maka kepuasan konsumen akan terpenuhi.
Dari uraian di atas maka, penulis melakukan penelitian dengan
judul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR
T-SHIRT DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC). (Studi Pada Perusahaan T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta )
B. RUMUSAN MASALAH
Kualitas suatu produk merupakan faktor penting dalam perusahaan. Dengan adanya produk yang berkualitas dapat meningkatkan kepuasan konsumen, sehingga pengendalian kualitas terhadap suatu produk harus
(20)
commit to user
dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana identifikasi kualitas produk t-shirt pada IN Tee-shirt? 2. Bagaimana pengendalian kualitas yang diterapkan IN Tee-shirt?
3. Apa saja jenis kerusakan yang terjadi dan faktor yang
menyebabkan kerusakan, serta bagaimana tindak lanjut perusahaan untuk meminimumkan kerusakan produk?
4. Apakah kualitas produk yang dihasilkan IN Tee-shirt masih dalam batas kendali?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi kualitas produk t-shirt pada IN Tee-shirt. 2. Untuk mendiskripsikan pengendalian kualitas yang diterapkan
perusahaan IN Tee-shirt.
3. Untuk mengetahui jenis kerusakan dan faktor yang menyebabkan kerusakan, serta bagaimana tindak lanjut IN Tee-shirt untuk meminimumkan kerusakan produk.
4. Untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan oleh IN Tee-shirt.
(21)
commit to user
D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijakan perusahaan dalam hal pengendalian kualitas untuk meningkatkan serta menjaga mutu produk.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan mengenai pengendalian kualitas dan dapat menerapkannya dalam perusahaan.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Sebagai sumber pemikiran atau referensi mengenai pengendalian kualitas.
E. BATASAN MASALAH
Untuk lebih memfokuskan penelitian yang dibuat maka dibuat batasan-batasan sebagai berikut :
1. Pengamatan dilakukan pada departemen produksi, yaitu
depertemen yang memproduksi t-shirt pada IN Tee-shirt.
2. Sampel yang diambil berasal dari hasil inspeksi manual. Yaitu, pemeriksaan terhadap hasil akhir dari produk t-shirt yang dihasilkan IN Tee-shirt yang dilakukan secara manual.
(22)
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN PRODUKSI
Beberapa pengertian operasi atau produksi didefinisikan para pakar sebagai berikut :
Operasi atau produksi adalah kegiatan untuk mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi) manjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi adalah kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang dan jasa. Keluaran dapat berupa barang dan jasa (Subagyo,2000)
Menurut Ahyari (1987), produksi diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam. Misalnya, faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta kombinasi dari faedah-faedah tersebut di atas. Apabila terdapat suatu kegiatan yang dapat menimbulkan manfaat baru, atau mengadakan penambahan dari manfaat yang sudah ada maka kegiatan tersebut akan disebut sebagai kegiatan produksi. Apapun manfaat atau kegunaan yang dihasilkannya di dalam hal ini tidaklah menjadi persoalan.
(23)
commit to user
Sedangkan menurut Assauri (1978), produksi adalah kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organization, managerial, technical).
Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa (Render, 2005).
B. PENGERTIAN KUALITAS
Banyak pakar yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya adalah :
Kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render, 2005).
Mutu sebagai kesesuaian dengan spesifikasi (Juran, 1993).
Kualitas didefinisikan sebagai jumlah dari atribut atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan di dalam produk yang bersangkutan. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan kualitas ini akan sangat erat berhubungan dengan produk tersebut, karena akan menunjuk langsung terhadap atribut atau sifat-sifat dari produk dan jasa yang bersangkutan (Ahyari, 1987).
Sedangkan menurut Subagyo (2004), kualitas dapat diukur dengan beberpa dimensi, sebagai berikut :
(24)
commit to user
1. Conformance to specification
Conformance to specification merupakan kesesuaian antara kualitas produk dengan ketentuan mengenai kualitas produk yang seharusnya.
2. Nilai
Nilai mempunyai arti relatif, artinya merupakan persepsi konsumen terhadap imbangan antara manfaat suatu barang dan jasa terhadap pengorbanan untu memperoleh barang dan jasa tersebut.
3. Fitness for use
Fitness for use adalah kemampuan barang atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi fungsinya.
4. Support
Kualitas produk juga ditentukan oleh dukungan perusahaan terhadap produk yang dihasilkan. Dukungan ini misalnya : pemberian garansi perbaikan dan penggantian kalau terdapat produk cacat yang terjual kepada konsumen, penyediaan onderdil dalam jumlah yang cukup dan tersebar di berbagai pelosok dengan harga yang murah, tersedianya servis yang memadai di berbagai daerah.
5. Psychological impressions
Faktor psikologis dari konsumen kadang-kadang dianggap menentukan kualitas suatu barang atau jasa.
(25)
commit to user
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. 3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya, apa
yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas di masa mendatang).
Dengan berdasarkan elemen-elemen tersebut, Geotch dan Davis membuat definisi membuat definisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya yaitu:
Kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. (Tjiptono, 2003).
C. PENGERTIAN PENGENDALIAN KUALITAS
Suatu proses produksi tidak akan berjalan dengan baik dan berhasil jika tidak diikuti dengan suatu pengendalian. Pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana yang dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. (Handoko dalam Santoso, 2006). Sedangkan pengertian pengendalian kualitas adalah sebagai berikut :
(26)
commit to user
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal kualitas (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Di dalam pengawasan kualitas ini produk akan diperiksa menurut standar dan semua penyimpangan dicatat serta dianalisis dimana nantinya akan digunakan sebagai umpan balik untuk para pelaksana dalam melakukan tindakan-tindakan perbaikan di masa yang akan datang (Assauri dalam Santoso, 2006).
Menurut Subagyo (2000), pengendalian kualitas adalah
membandingkan antara barang atu jasa hasil produksi perusahaan dengan standar yang ada.
Sedangkan menurut Ahyari (1987), pengendalian kualitas adalah merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.
D. ARTI PENTING KUALITAS
Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga memiliki pengaruh lain. Ada tiga alasan lain pentingnya kualitas :
1. Reputasi Perusahaan
Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas, apakah itu baik atau buruk.
2. Keandalan Produk
(27)
commit to user
Bagi perusahaan dan Negara yang ingin bersaing secara efektif
pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi
harapan kualitas, desain, dan harga global (Render, 2005).
E. SUMBER KUALITAS
Paling tidak ada lima sumber kualitas yang bisa dijumpai (Tjiptono, 2003), yaitu:
1. Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari manajemen puncak.
2. Sistem informasi yang menekankan ketepatan, baik pada waktu maupun detail.
3. Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian
ekstensif produk sebelum dilepas ke pasar.
4. Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan pada peralatan yang terpelihara baik, pekerja yang terlatih baik, dan penemuan penyimapangan secara cepat.
5. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama.
F. DIMENSI KUALITAS
Dalam Yamit (2004) mengembangkan dimensi kualitas ke dalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
(28)
commit to user
strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi tersebut adalah,:
1. Perfomance (kinerja), yaitu karakteristik pokok dari produk inti. 2. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.
3. Reliability (keandalan), yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian.
4. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain
dan operasi memenuhi standar-standar yang ditetapkan
sebelumnya.
5. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama prosedur dapat terus digunakan.
6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa, dan daya tarik produk. 8. Preceived, yaitu menyangkut citra, dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
G. BIAYA KUALITAS
Jika suatu perusahaan akan mempertahankan kualitas hasil produksinya, maka akan menaggung biaya-biaya kualitas. Biaya untuk manajemen kualitas ini memang cukup mahal, tetapi lebih sedikit jika
(29)
commit to user
dibandingkan dengan kerugian yang timbul karena rendahnya kualitas produk.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan manajemen kualitas tersebut, antara lain :
1. Prevention Cost
Prevention cost adalah biaya-biaya pencegahan sebelum kerusakan atau kekeliruan itu terjadi. Yang masuk dalam biaya ini antara lain :
a. Biaya perbaikan proses produksi untuk menghilangkan penyebab kerusakan produk.
b. Biaya untuk merancang produk agar lebih mudah dibuat. c. Biaya training para karyawan.
d. Biaya untuk mengusahakan agar perusahaan selalu
memperoleh barang-barang dari supplier dengan kualitas yang baik dan dalam jumlah yang cukup.
2. Biaya appraisal
Biaya appraisal adalah biaya untuk mengusahakan agar keadaan bahan atau barang yang dikerjakan itu baik, serta biaya untuk mengetahui kalau terjadi adanya kerusakan. Yang masuk dalam biaya ini adalah :
a. Biaya inspeksi barang yang datang.
(30)
commit to user
c. Biaya untuk mengevaluasi keadaan bahan baku atau barang
jadi yang ada di gudang. 3. Internal failure costs
Internal failure cost adalah biaya yang terjadi karena ada kesalahan-kesalahan atau kerusakan dalam proses produksi. Biaya ini dapat dibagi dalam dua macam, yaitu ;
a. Yield loses, yaitu kerugian yang ditanggung perusahaan karena barang yang rusak tidak dapat diperbaiki kembali, dan harus dibuang atau menjadi barang cacat.
b. Rework cost, yaitu biaya untuk mengerjakan barang yang rusak dalam proses produksi, sehingga menjadi barang yang kualitasnya memenuhi standar.
4. External Failure cost
External failure cost adalah biaya yang dikeluarkan karena ada kesalahan proses pembuatan produk (barang atau jasa), tetapi diketahui setelah barang dan jasa itu sampai di tangan konsumen. Yang termasuk dalam biaya ini antara lain :
a. Jaminan garansi kepada konsumen.
b. Biaya memperbaiki produk cacat, termasuk penggantian onderdil kalau diperlukan.
c. Biaya transport yang diperlukan untuk perbaikkan produk. d. Ganti rugi kepada konsumen, kalau kesalahan produk itu
(31)
commit to user
e. Turunnya nama baik perusahaan dan kepercayaan
masyarakat kepada perusahaan.
H. TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Total Quality Management (TQM) merujuk pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang terus-menerus ingin mencapai keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa yang semuanya penting bagi pelanggan. (Render,2005)
Beberapa definisi TQM, yaitu :
TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Tjiptono, 2003).
TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santoso dalam Tjiptono, 2003).
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, dan lingkungannya (Tjiptono, 2003).
(32)
commit to user
Dalam Yamit (2004), manfaat yang di dapat perusahaan dan pihak yang terkait dalam penerapan TQM antara lain adalah :
1. Bagi Pelanggan
a. Sedikit atau bahkan tidak memilki masalah dengan produk
atau pelayanan.
b. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik. c. Kepuasan pelanggan terjamin.
2. Bagi Perusahaan
a. Terdapat perubahan terhadap kualitas produk dan
pelayanan.
b. Staff lebih termotivasi. c. Produktivitas meningkat. d. Biaya penurunan.
e. Produk cacat berkurang.
f. Permasalahan dapat diselesaikan. 3. Bagi perusahaan di masa yang akan datang
a. Membuat perusahaan sebagai pemimpin.
b. Membantu terciptanya teamwork.
c. Membantu perusahaan lebih sensitive terhadap kebutuhan pelanggan.
d. Membuat perusahaan siap menghadapi perubahan.
(33)
commit to user
Total Quality Approach hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik TQM berikut ini :
1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. 2. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah.
4. Memiliki komitmen jangka panjang.
5. Membutuhkan kerjasama tim (teamwork).
6. Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. 8. Memberikan kebebasan yang terkendali. 9. Memiliki kesatuan tujuan.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
I. STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
Statistical process control (SPC) adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar (Render, 2005). SPC digunakan untuk mengukur kinerja sebuah proses. Salah satu alat yang digunakan adalah peta control (control chart). Dimana peta control dapat digunakan untuk :
1. Mengetahui apakah telah terjadi perubahan proses produksi.
2. Mendeteksi adanya penyebab-penyebab yang mempengaruhi
(34)
commit to user
3. Membuat standar suatu proses.
Variasi kualitas produk sering timbul. Dalam proses produksi ada dua jenis variasi yang timbul dalam proses produksi (Montgomery dalam Pailit , 2005), yaitu:
1. Assignable cause adalah variasi yang dapat dicari sumber-sumber penyebabnya dan ini harus dihilangkan. Misalnya, kualitas bahan baku tidak homogen, petunjuk kurang jelas, kondisi mesin kurang baik.
2. Random (common cause) adalah variasi natural (variasi yang tidak dapat dilacak sumber-sumbernya) dan variasi jenis ini tidak dapat dihilangkan 100 %, tetapi diminimalkan. Salah satu contoh adalah kualitas bahan baku dibuat sehomogen mungkin, tingkat ketrampilan operator diupayakan sama.
Peta kontrol dapat dibagi menjadi dua jenis, peta kontrol atribut dan peta kontrol variabel. Karakteristik kualitas yang dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif dinamakan variabel, sedangkan kualitas yang dinilai sebagai sesuai atau tidak sesuai (cacat) dinamakan atribut. Peta kontrol memberikan informasi tentang kemampuan proses, nilai parameter proses yang penting, dan stabilitas terhadap waktu sehingga memberikan taksiran kemampuan proses. Informasi ini sangat berguna bagi perancangan produk dan proses.
Pengertian atribut dalam pengendalian kualitas berkaitan dengan karakteristik kualitas yang dapat digolongkan atas baik (diterima) dan
(35)
commit to user
cacat (ditolak). Beberapa peta kontrol atribut yaitu (Feigenbsum dalam Pailit, 2005) :
1. Peta kontrol p (p chart), yaitu peta kontrol untuk fraksi defektif (fraction rejected fraction nonconforming).
2. Peta kontrol np (np chart), yaitu peta kontrol untuk jumlah item yang tidak sesuai (number of nonconforming).
3. Peta kontrol c (c chart), yaitu peta kontrol untuk jumlah ketidaksesuain (number of nonconformities)
4. Peta kontrol u (u chart), yaitu peta kontrol untuk jumlah ketidaksesuaian per unit (number of nonconformities per unit). Manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Statistical process control (SPC) menurut Mason and Fiju Antony (2000) :
1. Mengurangi biaya dan usaha-usaha yang tidak berguna. 2. Proses perbaikan output yang lebih besar.
3. Konsistensi yang lebih baik dari output proses.
4. Meningkatkan informasi operator, kapan dilakukan atau tidak dilakukan suatu tindakan.
5. Proses yang diprediksi dapat dicapai.
6. Bahasa yang umum pada kinerja proses untuk orang yang berbeda
di seluruh departemen.
7. Grafik SPC membantu membedakan penyebab khusus dari
penyebab umum variasi. 8. Pengurangan variasi.
(36)
commit to user
9. Reputasi untuk produk dan pelayanan yang berkualitas tinggi, dengan demikian mengurangi complain konsumen.
10. Pasar saham yang sehat, atau meningkatkan efisiensi/efektivitas. 11. Mengurangi biaya kualitas.
12. Mengurangi pemeriksaan/inspeksi/upaya pengujian.
13. Pemahaman tentang proses yang lebih efisen dan lebih baik.
14. Pengurangan waktu yang digunakan untuk mengatasi masalah kualitas.
J. PROSEDUR PENGENDALIAN KUALITAS
1. Inspeksi
Produk dan jasa harus selalu diperiksa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga satuan-satuan yang rusak dapat disingkirkan. Pemeriksaan produk selama proses produksi
juga menghindarkan dari pengerjaan satuan-satuan yang
sebenarnya telah rusak. Tujuan utama dari inspeksi adalah menghentikan pembuatan kumpulan yang rusak. Adapun beberapa pedoman umum untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi dilakukan :
a. Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung
memproduksi barang-barang rusak agar tidak ada kerja lebih yang dilakukan pada barang-barang rusak.
(37)
commit to user
b. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang menekan biaya agar berbagai operasi ini tidak akan dilaksanakan pada barang-barang rusak.
c. Inspeksi sebelum operas-operasi dimana produk-produk salah mungkin akan menghentikan dan memacetkan mesin-mesin.
d. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutup
kerusakan-kerusakan seperti pengecatan.
e. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat dilakukan seperti: pengelasan komponen, pencampuran warna.
f. Pada mesin-mesin automatic dan semi automatic inspeksi dilakukan pada unit pertama dan unit terakhir.
g. Inspeksi komponen-komponen terakhir.
h. Inspeksi sebelum penggudangan.
i. Inspeksi dan pengujian produk jadi.
2. Acceptance Sampling
Acceptance sampling berarti penerimaan atau penolakan keseluruhan produk jadi atas dasar jumlah cacat dalam sampel. Para inspector diberitahu berapa unit produk yang diperiksa dan berapa banyak yang rusak diperbolehkan, bila melebihi jumlah yang telah ditentukan, kesimpilan produk ditolak. Acceptance
(38)
commit to user
sampling biasanya merupakan pemeriksaan sifat-sifat barang (atribut) daripada pemeriksaan variabel.
K. ALAT PENGENDALIAN KUALITAS
1. Diagram pareto
Diagram pareto (pareto charts) digunakan untuk
mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan gejalanya. Masalah didiagramkan menurut prioritas atau tingkat kepentingannya, dengan menggunakan format grafik batang.
2. Diagram sebab akibat (fishbone diagram)
Diagram ini sering disebut diagram tulang ikan (fishbone diagram). Alat ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1950. Diagram sebab dan akibat digunakan untuk mengidentiifikasi dan menganalisis suatu proses atau situasi dan menemukan kemungkinan penyebab suatu masalah atau persoalan yang terjadi.
Manfaat diagram ini adalah dapat memisahkan penyebab dari gejala, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan, serta dapat diterapkan pada setiap masalah.
3. Check Sheet
Check sheet meupakan alat pengumpul dan analisis data. Tujuan digunakannya alat ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data untuk tujuan-tujuan tertentu dan menyajikannya
(39)
commit to user
dalam bentuk yang komunikatif sehingga dapat dikonversi menjadi informasi.
4. Run chart dan Control Chart
Run chart digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan yang terjadi dengan jalan menggambarkan atau memetakan data selama periode tertentu. Kecenderungan tersebut sangat berguna dalam memisahkan sebab dari gejala.
Control chart berguna untuk menganalisis proses dengan
tujuan memperbaikinya secara terus-menerus. Grafik ini
mendeteksi penyimpangan abnormal dengan bantuan grafik garis. Grafik ini berbeda dari grafik garis standar dengan adanya garis kendali batas (limit) di tengah, atas, dan bawah.
5. Histogram
Histogram merupakan diagram yang dapat menggambarkan penyebaran atau standar deviasi suatu proses. Data frekuensi yang diperoleh dari pengukuran menunjukkan suatu puncak pada situasi nilai tertentu. Variasi ciri khas kualitas yang dihasilkan disebut distribusi.
6. Stratifikasi
Stratifikasi merupakan teknik pengelompokan data ke dalam kategori-kategori tertentu, agar data dapat menggambarkan permasalahan secara jelas sehingga kesimpulan-kesimpulan dapat lebih mudah diambil.
(40)
commit to user
7. Scatter Diagram
Dua buah variabel yang sesuai dipetakan dalam sebuah diagram sebar (scatter). Hubungan antara titik-titik yang dipetakan menggambarkan hubungan antara kedua variable tersebut. Alat ini berguna dalam mempelajari dan mencari faktor-faktor yang berpengaruh.
L. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian tentang sistem pengendalian kualitas produk telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya :
Penelitian dilakukan oleh Santoso dan Atmadji (2006). Dari penelitian yang dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan. Yaitu,bahwa pengendalian kualitas produk yang dilakukan sebuah perusahaan pemintalan di Secang belum baik, dari analisis p-chart dapat diketahui pada minggu ke-16 dan minggu ke-17 proporsi produk ditolak di luar batas kendali yang mencapai 2,6% dan 2,3% dimana UCL adalah 1,55%. Dari analisis Diagram Pareto diketahui komposisi produk ditolak yang terjadi adalah Crossing 50%, Ring 20%, Gembos 15%, Kotor 5%, Rebond 5% dan Overslah 5%. Hal ini menunjukkan prosentase produk ditolak terbesar adalah karena Crossing. Dari analisis Diagram Sebab-Akibat diketahui faktor paling dominan penyebab produk ditolak adalah karena faktor mesin. Umur mesin yang sudah sangat tua beroperasi dengan
(41)
commit to user
intensitas sangat tinggi menyebabkan banyak komponen mesin yang aus ataupun rusak sehingga tidak beroperasi dengan baik.
Selain itu penelitian dilakukan oleh Pailit, Herry Cristian dkk (2004). Penelitian ini membahas sistem pengendalian kualitas pada pembuatan lampu filamen. Sistem pengendalian kualitas yang berjalan sekarang menghasilkan kecacatan yang tinggi, 10-17 %. Identifikasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa proses primary coil dan double coil memiliki tingkat kecacatan terbesar ± 17 % dengan penyebab utama reject adalah coil tidak rata. Penelitian yang dilakukan meliputi pembuatan peta kendali atribut (p-chart) baik awal dan akhir hasil implementasi usulan, control plan, dokumen-dokumen terhadap pengendalian penyebab
kecacatan utama, program expert system yang digunakan untuk
penelusuran penyebab kecacatan, uji proporsi dan tingkat kecacatan akhir. Hasil implementasi usulan memberikan penurunan tingkat kecacatan yang signifikan terhadap penyebab kecacatan utama dari rata-rata tingkat kecacatan produk akhir sebesar 5,74%.
(42)
commit to user
M. KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar II.1 Alur Pemikiran Sumber : Mason and Fiju Anthony (2000)
Kerangka pemikiran di atas menunjukkan bahwa dalam memproduksi t-shirt diperlukan pengendalian kualitas, supaya produk
Evaluasi Pengendalian Kualitas (SPC)
Alat Analisis :
· Diagram pareto
· Bagan p-chart
· Diagram sebab-akibat
·
Kebijakan Pengawasan Kualitas
Produk Baik Produk
Rusak Produk
Pengawasan produk (standar kualitas produk)
(43)
commit to user
yang dihasilkan mempunyai kualitas yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengendalian kualitas yang dilakukan, produk diklasifikasikan menjadi produk baik dan produk rusak yaitu produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap produk rusak dengan menggunakan alat analisis, diantaranya adalah p-chart, diagram pareto dan diagram sebab-akibat. Hasil dari evaluasi dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam pengendalian kualitas selanjutnya untuk mengantisipasi kerusakan di masa yang akan datang. Sehingga diharapkan tingkat kerusakan produk dapat diminimumkan dan kerusakan tetap berada dalam batas pengendalian.
(44)
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penulis melakukan penelitian pada perusahaan t-shirt yang bernama IN Tee-shirt beralamat di Jl. Kapten P. Tendean No. 54 D, Wirobrajan, Yogyakarta. Obyek yang diteliti adalah mengenai pengendalian kualitas produk akhir t-shirt.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi pada IN Tee-shirt dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan garment yang memiliki beberapa siklus produksi yang dihasilkan.
B. OBJEK PENELITIAN DAN LOKASI PENELITIAN
Objek penelitian ini pada sebuah perusahaan garment yang bernama IN Tee-shirt. Perusahaan ini berada di daerah Yogyakarta.
(45)
commit to user
C. DATA DAN SUMBER
Data penelitian ini berupa : 1. Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh secara langsung dengan cara melakukan wawancara dengan karyawan pada bagian produksi IN Tee-shirt. Data yang diperoleh berupa data tentang gambaran umum perusahaan, produk-produk yang dihasilkan, dan lain-lain.
2. Data Sekunder
Data sekunder dapat berupa data kerusakan produk IN Tee-shirt selama beberapa bulan. Selain itu juga berasal dari catatan-catatan perusahaan mengenai kerusakan produk.
D. TEKNIK ANALISIS
1. Pembuatan Diagram Fishbone
Diagram ini sering disebut diagram tulang ikan (fishbone diagram). Alat ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1950. Diagram sebab dan akibat digunakan untuk mengidentiifikasi dan menganalisis suatu proses atau situasi dan menemukan kemungkinan penyebab suatu masalah atau persoalan yang terjadi.
(46)
commit to user
Manfaat diagram ini adalah dapat memisahkan penyebab dari gejala, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan, serta dapat diterapkan pada setiap masalah.
Cara untuk membuat diagram sebab akibat dimulai dengan
menggunakan empat kategori, yaitu : material, mesin, manusia dan metode. Empat kategori tersebut member daftar yang baik untuk analisis awal. Bila diagram seperti ini dikembangkan secara sistematis, maka masalah kualitas yang mungkin terjadi dan tempat pemeriksaan dapat diketahui.
2. Pembuatan Diagram Pareto
Setelah melakukan analisis dengan p-chart, maka akan diketahui apakah ada produk yang berada di luar batas kontrol atau tidak. Jika ternyata diketahui ada produk yang berada di luar batas kontrol, maka produk tersebut akan dianalisis lagi dengan menggunakan diagram pareto untuk diurutkan berdasarkan tingkat proporsi kerusakan terbesar sampai dengan yang terkecil.
Diagram pareto (pareto charts) digunakan untuk
mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan gejalanya. Masalah didiagramkan menurut prioritas atau tingkat kepentingannya, dengan menggunakan format grafik batang. Diagram pareto ini akan membantu untuk lebih memfokuskan pada masalah kerusakan produk yang lebih sering terjadi, yang mengisyaratkan
(47)
masalah-commit to user
masalah mana yang jika ditangani dapat memberikan manfaat balik terbesar.
Lima langkah penyusunan diagram pareto, yaitu :
a. Tentukan metode pengklasifikasian data, missal menurut masalah, sebab, ketidaksesuain, dan lain-lain.
b. Tentukan karakteristik rangking yang akan digunakan, misalnya mata uang, frekuensi atau keduanya.
c. Mengumpulkan data menurut interval atau waktu tertentu atau menggunakan data historis.
d. Mencatat data dan merangking kategori mulai dari yang terbesar menuju yang terkecil.
3. Pembuatan bagan-p (p-chart)
Penggunaan bagan-p (p-chart) merupakan cara utama untuk mengendalikan atribut. Walaupun atribut baik atau buruk dan diikuti distribusi binomial, distribusi normal dapat digunakan untuk menghitung batas bagan-p saat ukuran sample besar. Prosedur ini menyerupai pendekatan bagan–x yang juga merupakan dasar teorema batas kendali pusat.
Langkah-langkah menyusun p-chart adalah sebagi berikut:
a. Diambil sampel secara acak produk yang dihasilkan dan ditentukan proporsi produk rusak :
(48)
commit to user
P = jumlah proporsi produk rusak. d = jumlah produk rusak
n = jumlah produk yang diobservasi
b. Menghitung rata-rata proporsi kerusakan (p) pada
sejumlah sampel
m p p
p
p + + + m
= 1 2 ...
Keterangan :
p= rata-rata prosentase kerusakan p = jumlah proporsi produk rusak m = jumlah sampel dalam subgroup
Menentukan batasan pengendalian
p
z p UCL= + sˆ
p
z p LCL = - sˆ
Keterangan :
UCL = batas atas kendali LCL = batas bawah kendali
p = rata-rata bagian yang ditolak dalam sampel
z = jumlah standar deviasi ( z = 2 untuk batasan 95,5 % ; z = 3 untuk batasan 99,7 %)
pˆ
s
(49)
commit to user
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan t-shirt IN Tee-shirt didirikan pada tanggal 21 Februari 1993 oleh Bapak Ir.H.M. Zeinul Arifin. Usaha ini dirintis mulai dari nol oleh bapak Arifin bersama istrinya. Pada awalnya bernama IN Oblong yang hanya menerima order kaos KKN dari teman-teman kampusnya, lalu berkembang dari mulut ke mulut. Usaha yang pada awalnya hanya dikerjakan berdua bersama sang istri, mulai dikerjakan oleh beberapa karyawan.
Sekitar tahun 2000 IN Tee-shirt mulai, memperkenalkan konsep baru dalam penjualan retail kaos. Dengan mencantumkan konsep desain t-shirt berupa hangtag pada t-shirt retail, IN Tee-shirt mengajak para konsumen (retail) untuk lebih mengerti latar berlakang sebuah desain diciptakan. Kepercayaan masyarakat terhadap IN Tee-shirt semakin kuat, dengan indikasi semakin
banyaknya pesanan t-shirt yang masuk dan permintaan
sponsorship untuk kegiatan-kegiatan di kota pelajar, Yogyakarta. Tahun 2004, dengan melihat bahwa tidak semua konsumen bisa melakukan pemesanan pada jam kantor pada umumnya, maka
(50)
commit to user
IN Tee-shirt mulai memberikan pelayanan hingga malam (pukul 21.00 wib). Pelanggan pun semakin dimanjakan, sebab ketika di siang hari mereka sibuk belajar atau bekerja, mereka bisa pesan t-shirt pada malam harinya. IN Tee-t-shirt semakin di kenal bukan saja di kalangan lokal, tapi juga dari luar daerah. Untuk mempermudah pelanggan di luar Yogya, IN Tee-shirt mulai menerima order secara online. Konsultasi via e-mail atau YM pun semakin intensif. Hal ini sangat membantu pelanggan yang sangat menghargai waktu. Para pelanggan ini tidak perlu harus datang ke kantor IN Tee-shirt, tapi cukup malakukan transaksi melalui telepon, fax atau e-mail.
2. Visi dan Misi
Visi IN Tee-shirt adalah aspirasi untuk mewujudkan ide dan kreatifitas di kalangan anak muda pada umumnya dan masyarakat Yogyakarta pada khususnya, dapat menyediakan wadah dan kreatifitas sesuai keinginan anak muda terutama yang berhubungan dengan label lokal.
Sedangkan misinya adalah menyediakan fasilitas untuk menampung segala bentuk ide dan kreatifitas anak muda yang berhubungan dengan gaya hidup, musik, dan fashion.
(51)
commit to user
3. Lokasi Perusahaan
Kantor pusat IN Tee-shirt di Jl. Kapten P. Tendean 54 D, kecamatan Wirobrajan, kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan nomor telepon (0274) 389079.
4. Produk yang dihasilkan
Produk-produk yang dihasilkan IN Tee-shirt adalah kaos oblong, kaos berkerah, dan jamper atau jaket. Kaos Oblong terbuat dari katun combat 20s, kaos berkerah terbuat dari lacoste, sedangkan jamper terbuat dari fleece.
Aliran proses produksi t-shirt disajikan dalam gambar 4.1. Adapun penjelasan dari proses produksi secara singkat adalah sebagai berikut :
a. Pertama kali desain dari konsumen masuk ke bagian Front
Office. Desain dibuat sendiri oleh konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
b. Setelah desain dari konsumen sudah jadi, desain tersebut kemudian di setting menggunakan komputer.
c. Desain yang sudah disetting kemudian dicetak atau
diafdruk. Menjadi sebuah pola yang kemudian akan di sablon pada kaos.
(52)
commit to user
d. Bahan baku yang dibutuhkan kemudian dipotong, sesuai dengan warna dan ukuran yang diinginkan.
e. Setelah bahan baku di potong, proses selanjutnya adalah menjahit bahan baku tersebut menjadi t-shirt.
f. T-shirt yang telah jadi kemudian diberi sablon sesuai dengan desain yang telah dibuat.
g. Setelah proses penyablonan selesai, kemudian kaos
diperiks, dirapikan dan dikemas ke dalam plastik oleh bagian finishing.
(53)
commit to user
Desain masuk dari Custumer
Desain di setting menggunakan
komputer
Hasil desain diafdruk atau dicetak
Kain dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
Kain yang sudah dipotong kemudian dijahit
Menyablon desain yang sudah jadi pada kaos
Kaos yang sudah jadi diperiksa
kemudian dilipat dan dikemas
Gambar IV.1
Aliran Proses Produksi t-shirt Desain
Masuk
Setting
Potong
Jahit
Sablon
Finishing Afdruk
(54)
commit to user
5. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran yang dilakukan adalah pemasaran lokal. produknya hanya dipasarkan di dalam negeri, khususnya Yogyakarta dan sekitarnya. IN Tee-shirt tidak melakukan pemasaran ke luar negeri.
6. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan roda organisasi, perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan adanya pengaturan mekanisme kerja yang jelas dan rapi. Setiap individu karyawan harus mempunyai batasan pembagian tugas dan wewenang yang jelas. Dengan demikian diharapkan terjalin interaksi antar individu yang terintegrasi dan mampu mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Struktur organisasi yang baik akan mewujudkan hal tersebut di atas. Dengan memiliki struktur organisasi yang baik, setiap individu yang terlibat dalam organisasi dapat saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan kemampuan karyawan dengan maksimal.
Struktur organisasi IN Tee-shirt merupakan struktur organisasi garis. Hal ini dapat dilihat dari adanya garis komando
(55)
commit to user
dari pimpinan kepada bawahannya. Adapun struktur organisasinya dapat dilihat pada lampiran.
a. Pemilik b. Manager
Tugas dari manajer antara lain mengontrol semua kegiatan, baik ke luar maupun ke dalam dengan persetujuan pemilik, melaksanakan meeting
bulanan untuk mengkoordinasi permasalahan yang dihadapi,
mengkoordinasikan kegiatan dalam perusahaan dan melakukan
pengawasan pada setiap bagian. c. Kepala bagian Personalia
Tugas dari kepala personalia adalah mengelola kegiatan perusahaan di bidang personalia dan ketenagakerjaan, peningkatan produktivitas, kesejahteraan karyawan, kegiatan rumah tangga, serta kehumasan.
d. Kepala bagian Pemasaran
Tugas kepala bagian pemasaran adalah mengelola pelaksanaan tugas penjualan, menyusun rencana penjualan, mengkoordinir pembuatan laporan penjualan sesuai dengan periode yang telah ditetapkan.
e. Kepala bagian Produksi
Tugas dari kepala bagian produksi adalah mempersiapkan kegiatan-kegiatan proses produksi dan pengkoordinasi semua kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi, bertanggungjawab atas
(56)
commit to user
kualitas produksinya yang akan dihasilkan, dan mengawasi administrasi pabrik
Dalam divisi produksi ada beberapa bagian yang bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan yaitu :
1) Bagian Front Office
Bagian ini bertanggung jawab untuk melayani konsumen yang datang dan menerima semua pesanan dari konsumen.
2) Bagian art design
Bagian art design mempunyai tugas untuk membuat semua desain produk yang dihasilkan.
3) Bagian cutting
Bagian ini bertanggung jawab untuk melakukan pemotongan kain. Kain dipotong sesuai dengan pola yang telah ada. Standar ukuran pola telah ditentukan oleh pemesan.
4) Bagian sewing
Bagian ini mempunyai tugas untuk menyusun pola tadi kemudian menjahitnya menjadi sebuah produk yang utuh.
5) Bagian printing
Bagian ini bertugas untuk menyablon desain yang sudah jadi ke t-shirt yang sudah selesai dijahit.
(57)
commit to user
6) Bagian finishing
Bagian ini bertugas untuk memeriksa dan merapikan produk t-shirt yang telah jadi, kemudian merapikan produk dan mengemasnya ke dalam plastik.
7) Kepala bagian Pemeliharaan
Kepala bagian pemeliharaan bertugas melakukan pengecekan terhadap mesin-mesin produksi, dan melakukan perbaikan apabila ada mesin yang rusak.
f. Out source
Bagian out source ini mempunyai dua bagian yaitu : 1) Security
Security bertugas menjaga keamanan lingkungan pabrik, mengawasi setiap orang yang keluar dan masuk, mengawasi keluar masuknya kendaraan , serta melakukan pencatatan atas semua kegiatan tersebut.
2) Cleaning
Cleaning bertugas membersihkan dan merapikan lingkungan pabrik, kantor dan took retail.
g. Kepala bagian Keuangan
Tugas kepala bagian keuangan adalah merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan keuangan, mengatur sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran keuangan, mengelola kebutuhan dan penggunaan dana, serta penyelenggaraan pembukuan keuangan pada perusahaan.
(58)
commit to user
h. Kepala bagian sortir
Bagian ini bertugas untuk mengawasi proses produksi dan memeriksa apakah ada produk yang tidak lolos sortir.
B. ANALISIS DATA
1. Identifikasi kualitas produk t-shirt pada IN Tee-shirt
Yogyakarta
Produk yang dihasilkan adalah t-shirt, kaos berkerah, dan jamper. Produk-produk tersebut dinyatakan berkualitas dan memenuhi standar apabila :
a. Sablon tidak meleset atau mbayang.
Pada saat penyablonan,hasilnya tidak pas pada pola yang sudah ditentukan, sehingga mengakibatkan hasil sablon menjadi mbayang atau meleset dari pola tersebut.
b. Warnanya sesuai dengan pesanan
Salah warna bisa terjadi karena kurang konsentrasi para pegawai, sehingga warna yang dibuat tidak sesuai dengan warna yang dipesan pelanggan.
c. Ukurannya sesuai dengan pesanan
Salah ukuran terjadi pada saat pemotongan kain, ukuran
pemotongan kain tidak sesuai dengan ukuran t-shirt
(59)
commit to user
d. Kain tidak berlubang
Kain berlubang merupakan salah satu tipe kecacatan produk pakaian jadi yang berupa kain yang sebagai bahan baku pakaian menjadi berlubang ataupun sobek, biasanya akibat salah pada divisi pemotongan atau bahan memang cacat dari pemasok.
e. Kain tidak kotor
Kain kotor dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu kotor karena bahan baku yang diterima sudah kotor, kotor karena proses penyablonan dan kotor karena oli mesin jahit. Kotor karena sablon merupakan salah satu tipe kecacatan produk pakaian jadi yang berupa kain yang disablon terkena cat dari sablon ataupun penyablonan yang kurang bagus sehingga hasil sablon tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan kotor akibat oli mesin jahit merupakan salah satu tipe kecacatan yang berupa pakaian yang diproduksi terkena oli dari mesin jahit sehingga pakaian tidak layak untuk dipasarkan.
2. Pengendalian kualitas yang diterapkan IN Tee-shirt
Yogyakarta
Sistem pengendalian kualitas produksi yang diterapkan oleh IN Tee-shirt adalah sistem manual atau inspeksi yang dilakukan
(60)
commit to user
oleh manusia yang dilakukan pada setiap proses produksi. Produk yang cacat akan ditindak lanjuti dengan memeriksa apakah produk masih bisa diperbaiki atau tidak. Apabila memungkinkan diperbaiki akan dikembalikan ke line produksi, apabila tidak mungkin diperbaiki akan dimasukkan ke dalam gudang atau akan dipergunakan oleh karyawan IN Tee-shirt.
Perusahaan melakukan proses pengecekan kualitas pada setiap proses produksi. Yang melakukan pengecekan adalah bagian sortir, petugas bagian sortir harus mengetahui dan memahami standar kualitas produk yang diproduksi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Memeriksa bahan baku yang digunakan. Bahan baku harus
baik, tidak boleh berlubang.
b. Memeriksa dan mengawasi proses cutting. Hasil
pemotongan kain harus rapi dan sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Apabila kain yang dipotong salah ukurannya, maka harus dilakukan pemotongan ulang.
c. Memeriksa dan mengawasi proses menjahit. Jahitan kaos harus rapi.
d. Memeriksa dan mengawasi proses printing atau
penyablonan. Sablon harus tepat pada pola yang sudah ditentukan, apabila tidak tepat harus diperbaiki atau dilakukan penyablonan ulang.
(61)
commit to user
3. Jenis kerusakan yang terjadi dan faktor yang menyebabkan
kerusakan, serta bagaimana tindak lanjut perusahaan untuk meminimumkan kerusakan produk.
a. Perhitungan frekuensi jenis kerusakan
Perhitungan jenis kerusakan dapat dihitung dengan cara menjumlah total kerusakan selama pengamatan. Pengamatan dilakukan selama 5 bulan dari bulan Januari-Mei 2010. Setiap bulannya dilakukan sebanyak 20 kali pengamatan, yang mana penulis mengambil keseluruhan populasi sebagai sampel. Dari pengamatan yang dilakukan terdapat 5 jenis kerusakan yaitu :
1) Sablon meleset atau mbayang.
Pada saat penyablonan,hasilnya tidak pas pada pola yang sudah ditentukan, sehingga mengakibatkan hasil sablon menjadi mbayang atau meleset dari pola tersebut.
2) Warnanya tidak sesuai dengan pesanan
Salah warna bias terjadi karena kurang konsentrasi para pegawai,sehingga warna yang dibuat tidak sesuai dengan warna yang dipesan pelanggan.
(62)
commit to user
3) Ukurannya tidak sesuai dengan pesanan
Salah ukuran terjadi pada saat pemotongan kain, ukuran pemotongan kain tidak sesuai dengan pesanan pelanggan.
4) Kain berlubang
Kain berlubang merupakan salah satu tipe kecacatan produk pakaian jadi yang berupa kain yang sebagai bahan baku pakaian menjadi berlubang ataupun sobek, biasanya akibat salah pada divisi pemotongan atau bahan memang cacat dari pemasok.
5) Kain kotor
Kain kotor dapat disebabkan oleh tiga hal,yaitu kotor karena bahan baku yang diterima sudah kotor, kotor karena proses penyablonan dan kotor karena oli mesin jahit.
Kotor karena sablon merupakan salah satu tipe kecacatan produk pakaian jadi yang berupa kain yang disablon terkena cat dari sablon ataupun penyablonan yang kurang bagus sehingga hasil sablon tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan kotor akibat oli mesin jahit merupakan salah satu tipe kecacatan yang berupa pakaian yang
(63)
commit to user
diproduksi terkena oli dari mesin jahit sehingga pakaian tidak layak untuk dipasarkan.
Berikut adalah tabel jumlah kerusakan produk dari bulan Januari 2010 sampai Mei 2010 berdasarkan jenis
kecacatan yang terdapat pada produk t-shirt pada
perusahaan t-shirt IN Tee-shirt. Yang mana data mengenai jenis dan jumlah produk cacat diperoleh dari inspeksi yang dilakukan oleh bagian produksi. Mengingat keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis sehingga tidak memungkinkan penulis melakukan penelitian lebih lanjut. Penentuan jumlah produk yang diobservasi ditentukan oleh perusahaan, yaitu sebesar 650 pcs yang merupakan total produksi per harinya.
(64)
commit to user
Tabel IV.1
Jumlah dan jenis kecacatan produk t-shirt Perusahaan t-shirt IN Tee-shirt Bulan Januari
Hari ke
Jumlah yang diobservasi
Jenis Kecacatan
Jumlah Meleset Salah
Warna
Salah
Ukuran Bolong Kotor
1 650 2 0 2 0 1 5
2 650 0 2 0 0 0 2
3 650 2 0 0 1 2 5
4 650 2 2 0 0 0 4
5 650 0 1 0 0 2 3
6 650 2 0 0 0 1 3
7 650 1 1 2 0 0 4
8 650 0 2 1 1 1 5
9 650 0 0 0 0 0 0
10 650 3 0 2 0 0 5
11 650 0 2 0 1 0 3
12 650 0 0 0 0 2 2
13 650 2 0 2 0 0 4
14 650 3 0 0 3 0 6
15 650 2 1 1 0 0 4
16 650 3 2 4 0 2 11
17 650 0 1 0 2 0 3
18 650 1 1 0 0 0 2
19 650 2 0 1 0 0 3
20 650 2 1 2 0 0 5
Jumlah 13000 27 16 17 8 11 79
(65)
commit to user
Tabel IV.2
Jumlah dan jenis kecacatan produk t-shirt Perusahaan t-shirt IN Tee-shirt Bulan Februari
Hari ke Jumlah yang
diobservasi
Jenis Kecacatan
Jumlah
Meleset Salah
Warna
Salah
Ukuran Bolong Kotor
1 650 0 0 0 0 0 0
2 650 2 1 0 1 0 4
3 650 3 0 2 0 0 5
4 650 1 0 0 0 0 1
5 650 1 0 3 1 0 5
6 650 1 1 0 1 1 4
7 650 2 0 0 0 0 2
8 650 3 1 0 1 0 5
9 650 2 2 0 3 3 10
10 650 0 1 0 1 1 3
11 650 2 2 0 0 0 4
12 650 0 0 0 0 3 3
13 650 1 0 2 0 0 3
14 650 0 0 3 2 4 9
15 650 0 0 2 0 0 2
16 650 3 0 0 1 0 4
17 650 2 1 0 2 1 6
18 650 1 0 3 0 0 4
19 650 0 0 1 0 0 1
20 650 2 0 0 0 0 2
Jumlah 13000 26 9 16 13 13 77
(66)
commit to user
Tabel IV.3
Jumlah dan jenis kecacatan produk t-shirt Perusahaan t-shirt IN Tee-shirt Bulan Maret
Hari ke Jumlah yang
diobservasi
Jenis Kecacatan
Jumlah
Meleset Salah
Warna
Salah
Ukuran Bolong Kotor
1 650 2 2 3 0 0 7
2 650 0 0 0 0 0 0
3 650 2 0 0 0 0 2
4 650 0 0 0 3 0 3
5 650 2 0 1 1 0 4
6 650 2 1 3 1 2 9
7 650 2 2 3 0 5 12
8 650 0 0 0 2 1 3
9 650 5 2 0 0 0 7
10 650 3 0 1 0 1 5
11 650 1 0 2 0 0 3
12 650 0 1 0 0 0 1
13 650 4 2 0 0 0 6
14 650 3 1 0 0 1 5
15 650 2 0 0 1 4 7
16 650 2 2 0 0 0 4
17 650 3 1 1 0 1 6
18 650 2 0 2 0 1 5
19 650 2 0 0 0 0 2
20 650 1 0 2 2 0 5
Jumlah 13000 38 14 18 10 16 96
(67)
commit to user
Tabel IV.4
Jumlah dan jenis kecacatan produk t-shirt Perusahaan t-shirt IN Tee-shirt Bulan April
Hari ke Jumlah yang
diobservasi
Jenis Kecacatan
Jumlah
Meleset Salah
Warna
Salah
Ukuran Bolong Kotor
1 650 2 2 0 1 0 5
2 650 0 2 0 0 0 2
3 650 2 3 0 0 2 7
4 650 3 2 1 0 0 6
5 650 0 0 14 0 0 14
6 650 2 0 1 0 0 3
7 650 2 1 0 0 0 3
8 650 2 0 1 0 2 5
9 650 1 0 0 1 3 5
10 650 2 0 0 0 1 3
11 650 2 0 3 0 3 8
12 650 5 0 0 0 0 5
13 650 0 0 1 5 0 6
14 650 3 0 0 1 0 4
15 650 0 0 2 0 0 2
16 650 5 0 0 0 0 5
17 650 0 0 0 0 0 0
18 650 2 0 0 0 1 3
19 650 0 0 0 0 1 1
20 650 2 0 0 0 0 2
Jumlah 13000 35 10 23 8 13 89
(68)
commit to user
Tabel IV.5
Jumlah dan jenis kecacatan produk t-shirt Perusahaan t-shirt IN Tee-shirt Bulan Mei
Hari ke Jumlah yang
diobservasi
Jenis Kecacatan
Jumlah
Meleset Salah
Warna
Salah
Ukuran Bolong Kotor
1 650 2 0 0 0 0 2
2 650 0 0 0 0 0 0
3 650 4 0 1 0 2 7
4 650 2 0 0 0 1 3
5 650 0 3 2 2 2 9
6 650 0 0 0 0 0 0
7 650 3 0 0 2 3 8
8 650 2 0 2 0 2 6
9 650 0 0 2 0 1 3
10 650 2 0 1 0 0 3
11 650 2 0 2 2 1 7
12 650 0 0 1 0 0 1
13 650 2 0 2 0 0 4
14 650 2 0 0 0 1 3
15 650 2 0 0 2 2 6
16 650 3 0 2 0 0 5
17 650 0 0 0 0 1 1
18 650 0 10 0 0 0 10
19 650 2 0 0 0 0 2
20 650 3 2 0 0 0 5
Jumlah 13000 31 15 15 8 16 85
Sumber : Bagian Produksi In Tee-shirt 2010
b. Analisis Diagram Fishbone
Diagram fishbone adalah gambar yang terdiri dari garis atau simbol yang menunjukkan hubungan sebab akibat. Dalam diagram ini akan diketahui faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan suatu produk, yang kemudian dapat disimpulkan solusi yang tepat untuk meminimumkan kerusakan suatu produk yang terjadi. Diagram fishbone digambarkan menyerupai bentuk tulang
(69)
commit to user
ikan. Dalam penelitian ini akan dicari faktor-faktor penyebab kerusakan/kecacatan yang terjadi pada produk t-shirt pada IN Tee-t-shirt, sehingga dapat disimpulkan solusi yang tepat untuk mengurangi jumlah kerusakan produk.
Mesin Manusia
Mesin aus Pelumas jelek Pandangan keliru Jarum rusak Lalai mengontrol
Motor rusak Kurang teliti
Telat kirim
Salah bahan SOP kurang tegas Bahan rusak
Material Prosedur Gambar IV.2
Diagram Fishbone
Berdasarkan diagram sebab akibat yang telah dibuat, dapat
ditemukan penyebab-penyebab awal terjadinya kerusakan.
Gambaran lebih lanjut mengenai faktor-faktor dominan dan penyebab-penyebab awal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
(70)
commit to user
Tabe IIV.6
Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Produk
NO Jenis
kecacatan
Faktor Penyebab Akibat
1 Meleset Material
Manusia Mesin Prosedur - Pandangan keliru - Kerapihan dalam penyablonan kurang -
Sablon tidak seuai dengan pola
-
Hasil sablon tidak sesuai
2 Salah warna Material
Manusia Mesin Prosedur - Kurang teliti - Pemilihan
warna tidak
tepat
-
Warna tidak sesuai dengan pesanan
-
Warna tidak sesuai pesanan
3 Salah ukuran Material
Manusia
Mesin Prosedur
-
Kurang teliti/
kurang
tanggung jawab) -
Pemotongan
kain kurang
tepat
-
Produk tidak sesuai ukuran
-
Produk tidak sesuai ukuran
4 Berlubang Material
Manusia Mesin Proesedur
Bahan baku
rusak
Kurang teliti
dalam menyortir -
-
Bahan baku yang
diterima kurang
berkualitas
Produk tidak
berkualitas - -
5 Kotor Material
Manusia Mesin Prosedur
Kualitas bahan
baku kurang
baik
Lalai dalam
mengontrol
Mesin kotor
karena pelumas Kebersihan dan kerapian dalam penyablonan kurang
Hasil produksi
kurang berkualitas
Produk kurang
berkualitas
Produk kurang
berkualitas
Produk kurang
(71)
commit to user
Tabel IV.7
Pemecahan Masalah Untuk Kerusakan Meleset
PENYEBAB TINDAKAN
Manusia:
Pandangan keliru
Training dan penyuluhan dalam proses produksi Prosedur:
kerapian dalam
penyablonan kurang
diperhatikan
Penerapan SOP yang lebih tegas, jika diperlukan disertai dengan pemberian sangsi
Tabel IV.8
Pemecahan Masalah Untuk Kerusakan Salah Warna
PENYEBAB TINDAKAN
Manusia: Kurang teliti
Training dan penyuluhan dalam proses produksi
Prosedur:
Pemilihan warna tidak tepat
Penerapan SOP yang lebih tegas, jika diperlukan disertai dengan pemberian sangsi
Tabel IV.9
Pemecahan Masalah Untuk Kerusakan Salah Ukuran
PENYEBAB TINDAKAN
Manusia:
Kurang teliti/ kurang tanggung jawab
Training dan penyuluhan dalam proses produksi
Prosedur:
Pemotongan kain kurang tepat
Penerapan SOP yang lebih tegas
terutama menyangkut kedisiplinan
karyawan pada saat bekerja. Terutama dalam hal ini mengenai ketelitian pada saat memotong bahan baku yang digunakan
(72)
commit to user
Tabel IV.10
Pemecahan Masalah Untuk Kerusakan Berlubang
PENYEBAB TINDAKAN
Material:
Bahan baku rusak Lebih teliti dalam melakukan
pembelian bahan baku. Manusia:
Kurang teliti dalam menyortir Training dan penyuluhan dalam proses
produksi
Penerapan SOP yang lebih tegas
terutama menyangkut kedisiplinan
karyawan pada saat bekerja. Terutama dalam hal ini mengenai ketelitian pada saat menyortir bahan baku.
Tabel IV.11
Pemecahan Masalah Untuk Kerusakan Kotor
PENYEBAB TINDAKAN
Material:
Kualitas bahan baku kurang baik Pada waktu melakukan pembelian
harus lebih memperhatikan kualitas bahan baku
manusia:
lalai dalam mengontrol Training dan penyuluhan dalam proses
produksi
Penerapan SOP yang lebih tegas
terutama menyangkut kedisiplinan
karyawan pada saat bekerja. Terutama dalam hal ini mengenai ketelitian pada saat menyortir bahan baku yang kotor Mesin:
Mesin kotor karena pelumas Dilakukan pengecekan dan
pemeliharaan secara rutin Prosedur :
Kebersihan dan kerapian dalam
penyablonan kurang
(73)
commit to user
4. Kualitas Produk Yang Dihasilkan IN Tee-Shirt Yogyakarta
Metode statistical process control digunakan penulis untuk menganalisis data, yaitu p-chart yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan produk yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan sifat atau atribut produk. Dalam hal ini akan diketahui apakah kerusakan produk akhir masih dalam batas pengendalian atau tidak. Selain menggunakan p-chart, dalam penelitian ini juga menggunakan analisis diagram pareto untuk mengetahui persentase jenis kerusakan, yang diurutkan dari jenis kerusakan terbesar hingga yang terkecil. Untuk lebih jelas, perhitungannya adalah sebagai berikut :
a. Analisis Diagram Pareto
Analisis diagram pareto dapat dibuat berdasarkan perhitungan frekuensi jumlah kerusakan dengan cara menggambarkan persentase frekuensi jenis kecacatan dari yang paling dominan ke yang paling resesif dalam bentuk diagram batang. Data yang diolah untuk mengetahui persentase frekuensi jenis kecacatan dan kemudian disusun dari yang paling dominan ke yang paling resesif dalam diagram batang dihitung dengan rumus :
% kerusakan = jumlah kerusakan pada jenis i x 100%
(74)
commit to user
Tabel IV.12
Total Jenis Kerusakan Selama 5 Bulan (Januari 2010-Mei 2010)
Bulan Meleset Salah
warna
Salah
ukuran Berlubang Kotor Jumlah
Januari 27 16 17 8 11 79
Februari 26 9 16 13 13 77
Maret 38 14 18 10 16 96
April 35 10 23 8 13 89
Mei 31 15 15 8 16 85
Total 157 64 89 47 69 426
Jenis kecacatan produk yang sering terjadi adalah : 1) Meleset sebesar 157 Pcs
Perhitungannya = % 100 426 157 x = 36,85% 2) Salah warna sebesar 64 pcs
Perhitungannya = % 100 426 64 x =15,02% 3) Salah ukuran sebesar 89 pcs
Perhitungannya = % 100 426 89 x = 20,89% 4) Berlubang sebesar 47 pcs
Perhitungannya =426 100%
47 x
(1)
commit to user
Dapat diatasi dengan cara memberikan training dan penyuluhan dalam proses produksi. Selain itu juga menerapkan SOP yang lebih tegas terutama menyangkut kedisiplinan karyawan pada saat bekerja, jika diperlukan disertai pemberian sangsi terhadap karyawan.
d. Berlubang disebabkan karena bahan baku yang diterima sudah rusak, selain itu juga kurangnya ketelitian dalam melakukan sortir.
Dapat diatasi dengan cara lebih hati-hati dan teliti pada saat melakukan pembelian bahan baku. Memberikan training dan penyuluhan dalam proses produksi. Selain itu juga menerapkan SOP yang lebih tegas terutama menyangkut kedisiplinan karyawan pada saat bekerja, jika diperlukan disertai pemberian sangsi terhadap karyawan.
e. Kain kotor disebabkan karena bahan baku yang diterima kurang baik, karyawan lalai dalam mengontrol, mesin kotor karena pelumas, dan kurangnya kebersihan dan kerapian dalam menyablon.
Dapat diatasi dengan cara lebih hati-hati dan teliti pada saat melakukan pembelian bahan baku. Melakukan pengecekan dan pemeliharaan secara rutin terhadap mesin-mesin produksi. Memberikan training dan penyuluhan dalam proses produksi. Selain itu juga menerapkan SOP yang
(2)
commit to user
lebih tegas terutama menyangkut kedisiplinan karyawan pada saat bekerja, jika diperlukan disertai pemberian sangsi terhadap karyawan.
4. Kualitas Produk Yang Dihasilkan IN Tee-Shirt Yogyakarta a. Analisis diagram pareto
Dari analisis menggunakan diagram pareto dapat diketahui apa saja jenis kerusakan produk t-shirt pada In Tee-shirt Yogyakarta, selain itu juga dapat diketahui proporsi dari tiap jenis kerusakan yang terjadi. Hasil pengamatan selama 5 bulan tersebut adalah :
1) Meleset atau mbayang sebesar 157 pcs atau 36,85 % 2) Salah ukuran sebesar 89 pcs atau 20,89 %
3) Kotor sebesar 69 pcs atau 16,2 %
4) Salah warna sebesar 54 pcs atau 15,02 % 5) Berlubang sebesar 47 pcs atau 11,03 %
b. Analisis P-Chart
Dari analisis menggunakan p-chart dapat dilihat bahwa proporsi kerusakan yang terjadi selama pengamatan pada bagian produksi yang dilakukan dari bulan Januari sampai Mei 2010 ada beberapa sampel yang berada di luar batas kendali. Beberapa sampel yang berada di luar batas
(3)
commit to user
pengendalian, yaitu di bulan Januari pada sampel ke 16 proporsi produk berada di atas batas atas yaitu sebesar 0.0169. Pada bulan Februari juga ada kerusakan yang di luar batas atas , yaitu pada sampel 9 sebesar 0.0154 dan pada sampel 14 sebesar 0.0138. Untuk bulan Maret proporsi kerusakan berada di atas batas atas pada sampel 7 sebesar 0.0185. Sedangkan pada bulan April proporsi kerusakan yang di atas batas atas pada sampel 5 sebesar 0.025, dan bulan Mei proporsi kerusakan yang di atas batas atas pada sampel 5 sebesar 0.0138 dan sampel 18 sebesar 0.0154.
Berdasarkan hasil analisis diagram fishbone, ternyata penyebab proporsi kerusakan produk yang berada di luar batas pengendalian mayoritas disebabkan karena faktor manusia yang kurang teliti dan kurang berhati-hati dalam manjalankan tugasnya. Selain itu juga faktor mesin
karena pembersihan dan pemeliharaannya kurang
maksimal. Oleh karena itu, kerusakan yang terjadi harus tetap menjadi perhatian yang serius bagi perusahaan. Jumlah kerusakan selama ini, harus diminimalisasi agar tidak mengakibatkan biaya tambahan untuk melakukan penggulangan proses produksi.
(4)
commit to user B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Kepada Perusahaan
a. Berdasarkan hasil analisis dari diagram fishbone dapat dilihat bahwa penyebab kerusakan terbesar adalah faktor manusia, sebaiknya perusahaan memberikan training dan penyuluhan terhadap karyawan bagian produksi. Dengan ini diharapkan kemampuan karyawan bagian produksi akan meningkat, kesadaran karyawan akan pentingnya kualitas produk yang dihasilkan juga meningkat, selain itu juga meningkatkan kedisiplinan karyawan agar lebih giat dan teliti dalam melakukan tugasnya.
b. Dari analisis diagram fishbone, sebaiknya perusahaan memperbaiki SOP dan menerapkannya lebih tegas. Apabila diperlukan dilakukan pemberian sangsi yang tegas terhadap karyawan yang melakukan kesalahan. Dengan pemberian sangsi ini, diharapkan karyawan akan lebih serius dan berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya, sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan produk menjadi lebih kecil.
Selain memberikan sangsi terhadap karyawan yang lalai dalam menjalankan tugasnya, sebaiknya diberikan reward
(5)
commit to user
atau bonus terhadap karyawan yang menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga karyawan mempunyai motivasi untuk bekerja lebih giat.
c. Dari analisis diagram fishbone penyebab lain kerusakan adalah faktor mesin. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan
meningkatkan kinerja bagian maintenance dalam
melakukan pengecekan dan pemeliharaan mesin-mesin
produksi. Sebaiknya bagian maintenance melakukan
pengecekan mesin-mesin produksi secara rutin setiap hari sebelum memulai proses produksi, sehingga apabila ada mesin yang rusak dapat segera diperbaiki.
d. Berdasarkan hasil pengamatan perusahaan sudah
menerapkan pengendalian kualitas yaitu dengan adanya bagian sortir yang melakukan pengawasan pada setiap line produksi, tetapi akan lebih efektif dan signifikan jika perusahaan menerapkan sistem pengendalian kualitas dengan metode statistical process control. Karena metode SPC mampu memberikan perhitungan dan gambaran yang jelas mengenai proporsi kerusakan produk yang terjadi serta penyebabnya, sehingga dapat segera di atasi.
(6)
commit to user
Dari analisis digram fishbone dapat dilihat beberapa penyebab kerusakan, sebaiknya peneliti berikutnya melakukan penelusuran lebih lanjut mengenai penyebab-penyebab terjadinya kerusakan produk, sehingga kerusakan-kerusakan produk yang terjadi dapat diminimalisasi.