Pelaksanaan Penelitian Deskripsi Subjek Penelitian

48 memiliki nilai probabilitas p 0,05. Hasil uji hipotesis dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 11 Uji Independent Sample t-Test Asal N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Perilaku bullying Kota 70 135.20 24.723 2.955 Desa 70 75.87 21.281 2.544 Tabel 12 Uji Signifkansi Analisis Sample t-Test t df Sig. 2-tailed Perilaku bullying Equal variances assumed 15.217 138 .000 Equal variances not assumed 15.217 135.012 .000 Berdasarkan hasil analisis independent sample t-test diperoleh nilai t-hitung sebesar 15,217 dengan probabilitas p sebesar 0,000. Taraf signifikansi yang berada di bawah 0,05 menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku bullyingyang signifikan antara remaja yang tinggal di kota besar Sleman, Yogyakarta dan remaja yang tinggal di desa Desa Mojorejo, Bengkulu. Dengan membandingkan nilai rata-rata hitung mean perilaku bullying remaja yang tinggal di kota besar Sleman, Yogyakarta yaitu sebesar 135,20 dan remaja yang tinggal di desa Desa 49 Mojorejo, Bengkulu yaitu sebesar 75,87 dapat disimpulkan bahwa remaja yang tinggal di kota besar Sleman, Yogyakarta memiliki perilaku bullying yang lebih tinggi dibandingkan perilaku bullying remaja yang tinggal di desa Desa Mojorejo, Bengkulu.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai t hitung sebesar 15,217 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukan adanya perbedaan tinggi rendah perilaku bullying antara remaja yang tinggal di kota Sleman, Yogyakarta dan remaja yang tinggal di desa Desa Mojorejo, Bengkulu sehingga dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini diterima. Perilaku bullying para remaja juga ditentukan oleh daerah kota atau desa dimana mereka tinggal. Faktor sosialkultural salah satunya ditentukan dimana anak tumbuh. Secara sosiokultural, bullying dipandang sebagai wujud rasa frustrasi akibat tekanan hidup dan hasil imitasi dari lingkungan orang dewasa. Tanpa sadar, lingkungan memberikan referensi kepada remaja bahwa kekerasan bisa menjadi sebuah cara pemecahan masalah. Lingkungan perkotaan yang memiliki ciri lebih keras dimana anak tumbuh akan memberikan dampak pada perilaku mereka. Belum lagi tontotan-tontonan kekerasan yang disuguhkan melalui media visual. Senioritas pun turut memberikan atmosfer dominansi dan menumbuhkan perilaku menindas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI