Sumber Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah PAD

pusat untuk membiayai kebutuhan daerah idealnya dapat ditutup oleh daerah dengan menyesuaikan basisi pajak atua tarif pajak daerahnya. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila taxing power dari daerah diperbesar.

2.2.2.1 Sumber Pendapatan Daerah

Pada umumnya fungsi-fungsi yang berifat nasional berada ditangan pemerintah pusat, sedang sedang fungsi-fungsi yang bersifat lokal biasanya diserahkan kepadala pemerintah daerah, dengan tujuan untuk mendekatan pelayanan kepada masyarakat seperti halnya dengan pendidikan dasar, pembangunan jalan lokal dan sebagainya. Berdasarkan asas desentralisasi hal-hal yang menyangkut kebijaksanaan, perencanaan, pengawasan maupun pembiayaan kegiatan-kegiatan pemerintah daerah menjadi tugas dan wewenang pemerintah daerah. Keuangan daerah dengan adanya penyelenggara fungsi-fungsi pemerintah, yang dilaksanakan dalam dua atau lebih tingkat pemerintahan berdasarkan atas desentralisasi. Dengan demikian pemerintah perlu memiliki sumber-sumber keuangan agar hal-hal tersebut di atas dapat diselenggarakan sebaik mungkin. Sebelum dikemukakan mengenai sumber pendapatan daerah akan dijelaskan mengenai pengertian. Pendapatan daerah pada umumnya. Balasan pengertian pendapatan daerah secara tegas sebelum ada yang memutuskan. Pengertian daerah menurut undang-undang No.5 tahun 1974 adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunya batasi wilayah tertentu yang berhak, berwenang sendiri. Selanjutnya untuk dapat meningkatkan sumber pendapatan daerah, maka pemerintah daerah harus dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, baik secara pengelolaannya maupun penggunaannya hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Manullang: bagi kehidupan suatu Negara masalah keuangan Negara sangat penting. Makin baik keuangan Negara, maka makin baik pula kedudukan pemerintahan dalam Negara tersebut. Sebaliknya kalau keuangan suatu Negara kacau, maka pemerintah akan menghadapi berbagai macam kesulitan dalam menyelenggarakan segala kewajiban yang diberikan kepada Negara. Demikian juga bagi suatu pemerintah daerah keuangan merupakan suatu masalah penting bagi daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya Kaho, 1988 : 61. Pemerintah daerah tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa posisi keuangan yang cukup. Dan keuangan inilah salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangga sendiri Kaho, 1988 : 123. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Ibnu Syamsi 1988 : 198 yang menempatkan keuangan daerah sebagai salah satu indikator untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri. Keuangan daerah mempunyai posisi yang sangat penting dan perlu disadari oleh pemerintah. Alternatif cara mendapatkan keuangan yang memadai telah dipertimbangkan oleh pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan resmi undang-undang No.22 tahun 1999 sebagai beirkut. Agar daerah dapat mengurus rumah tangganya sendiri, maka daerah perlu diberikan sumber-sumber pembiayaan yang cukup. Tetapi mengingat .bahwa tidak semua sumber pembiayaan dapat diberiken kepada daerah, maka kepada daerah diwajibkan untuk menjadi sumber- sumber keuangan sendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber-sumber keuangan daerah dapat diperoleh melalui berbagai cara yaitu: 1. Pemerintah daerah dapat mengumpulkan dana dari pajak daerah yang telah disetujui oleh pemerintah pusat. 2. Pemerintah dareah dapat mengambil bagian dalam pendapatan pajak sentral yang dipungut oleh daerah, misalnya sekian persen dari pajak sentral tersebut. 3. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, pasar, bank atau pemerintah pusat 4. Pemerintah daerah dapat menerima bantuan atau subsidi dari pemerintah pusat Kaho, 1988 : 125. Sebelum dikeluarkannya undang-undang otonomi daerah tahun1999, sumber keuangan daerah, baik propinsi, kabupaten, maupun kotamadya menurut UU Nomor 5 tahun 1974 adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan asli daerah PAD 2. Bagi hasil pajak dan non pajak 3. Bantuan pusat APBN untuk daerah tingkat I dan tingkat II 4. Pinjaman daerah 5. Sisa lebih anggaran tahun lalu 6. Lain-lain penerimaan daerah yang sah Sedangkan sesuai dengan pasal 79 UU Nomor 22 tahun1999 dan pasal 3, 4, 5 dan pasal 6 UU Nomor 25 tahun 1999, sumber pendapatan daerah terdiri atas sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan yang menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan baik rutin maupun pembangunan, terdiri atas: a. Hasil pajak daerah b. Hasil restribusi daerah c. Hasil perusahaan daerah d. Penerimaan lain-lain dan pendapatan dinas-dinas 2. Dana Perimbangan, terdiri dari: a. Bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan PBB, Bea perolehan atas tanah dan bangunan BPHIB b. Dana alokasi umum DAU c. Dana alokasi khusus DAK 3. Pinjaman Daerah Untuk membiayai kebutuhan daerah berkaitan dengan penyediaan prasarana yang dapat menghasilkan pengeluaran modal, daerah yang dapat melakukan pinjaman, baik dari dalam negeri pusat dan lembaga keuangan maupun dari luar negeri dengan persetujuan pemerintah pusat, atau dengan penerbitan obligasi dan dari luar negeri, dengan persetujuan pemerintah pusat. Ketentuan penggunaan pinjaman daerah adalah sebagai berikut: a. Pinjaman jangka panjang, untuk membiayai pembangunan prasarana yang merupakan asset daerah, yang dapat menghasilkan penerimana untuk pembayaran pinjaman yang bersangkutan, serta memberikan manfaat bagi pelayanan umum b. Pinjaman jangka pendek, hanya dapat dilakukan dalam rangka pengelolaan kas daerah. 4. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Pendapatan daerah di Indonesia diklasifikasikan sebagai pendapatan rutin dan pembangunan, klasifikasi ini disesuaikan dengan jenis pembiayaan kegiatan dari pemerintah daerah. Pendapatan rutin berasal dari pendapatan asli daerah, subsidi dari pemerintah pusat dan pendapatan rutin lainnya. Pendapatan asli daerah meliputi pendapatan yang berasal dari pajak dan bukan pajak

2.2.2.2 Pendapatan Asli Daerah Sebagai Bagian dan Pendapatan Daerah