Klaim Gizi Dan Kesehatan Pada Label Produk Susu Pertumbuhan Dan Peranannya Sebagai Sarana Edukasi Dan Penentu Keputusan Pembelian

(1)

KLAIM GIZI DAN KESEHATAN PADA LABEL PRODUK

SUSU PERTUMBUHAN DAN PERANANNYA SEBAGAI

SARANA EDUKASI DAN PENENTU KEPUTUSAN

PEMBELIAN

AYU PUSPITALENA RTR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir berjudul Klaim Gizi dan Kesehatan pada Label Produk Susu Pertumbuhan dan Peranannya sebagai Sarana Edukasi dan Penentu Keputusan Pembelian adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016

Ayu Puspitalena RTR

NIM F252124115

*)Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait


(5)

RINGKASAN

AYU PUSPITALENA RTR. Klaim Gizi dan Kesehatan pada Label Produk Susu Pertumbuhan dan Peranannya sebagai Sarana Edukasi dan Penentu Keputusan Pembelian. Dibimbing oleh Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi dan Dr. Puspo Edi Giriwono, STP, M.Agr.

Saat ini belum diketahui peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi dan penentu keputusan pembelian. Penelitian bertujuan mengidentifikasi klaim gizi dan kesehatan pada label produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1 - 3 tahun, mengkaji peranan klaim gizi dan kesehatan pada label produk susu pertumbuhan sebagai sarana edukasi dan penentu keputusan pembelian serta menganalisis hubungan profil responden yang berpengaruh. Penelitian dilakukan dengan metode survei, data dianalisis secara deskriptif dan statistik.

Klaim gizi dan kesehatan yang paling banyak digunakan pada label, yaitu untuk klaim gizi, terdiri dari “dengan prebiotik/inulin/FOS/GOS (55.6%)”,

“dengan vitamin (55.6%)”, “dengan mineral (55.6%)”. Untuk klaim kesehatan yang

terbanyak adalah klaim fungsi gizi yang meliputi fungsi kalsium berperan dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi (55.6%).

Klaim gizi dan kesehatan mempunyai peranan sebagai sarana edukasi bagi konsumen sebesar 14%. Namun sebesar 86% edukasi dipengaruhi oleh faktor lain yang diperoleh dari faktor luar antara lain dari iklan, internet atau pada saat sekolah. Klaim gizi dan kesehatan mempunyai peranan sebagai penentu keputusan pembelian bagi konsumen yaitu sebesar 24%. Adapun sebesar 76% keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti cocok dengan anak, kandungan gizi, rasa yang enak ataupun harganya. Klaim gizi dan kesehatan lebih mempunyai peranan sebagai penentu keputusan pembelian daripada sebagai sarana edukasi. Peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, pengeluaran keluarga per bulan dan pengeluaran untuk susu per bulan. Sedangkan faktor lain yang meliputi pekerjaan, jumlah anak, lokasi pembelian, dan frekuensi pembelian tidak mempengaruhi terhadap peran klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi. Peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai penentu keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengeluaran keluarga per bulan dan pengeluaran untuk susu per bulan. Adapun faktor lain yang meliputi usia, pekerjaan, jumlah anak, lokasi pembelian, dan frekuensi pembelian tidak mempengaruhi terhadap peran klaim gizi dan kesehatan sebagai penentu pembelian.

Kata kunci: label, susu pertumbuhan, klaim gizi dan kesehatan, sarana edukasi, keputusan pembelian


(6)

vi

SUMMARY

AYU PUSPITALENA RTR. Nutritional and Health Claims on the Label of Growing Up Milk and Its Role as Education Tool and Purchasing Decision Determination. Supervised by Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi dan Dr. Puspo Edi Giriwono, STP, M.Agr.

This moment, it has not been known the role of nutrition and health claims as education facility as well as purchasing decision determination. Objective of the research is to identify the nutrition and health claims on product labels of growing up milk for children age 1-3 years, study the role of nutrition and health claims on the labels of growing up milk as education facility and purchasing decision and to analyze corellation of respondent's profile which have influence. Study was conducted by survey, data were analyzed descriptively and statistically.

For nutritional and health claim, the most widely used nutritional claim, consisting of "with prebiotic / inulin / FOS / GOS (55.6%)", "with vitamins (55.6%)", "with minerals (55.6%)" . The most widely used for health claims are nutrient function claims which includes the functions of calcium plays a role in forming and maintaining bone density and teeth (55.6%).

Nutritional and health claims have a role as an educational tool for consumers by 14%. However, 86% of education is influenced by other factors obtained from other factors, among others, advertising, internet or education at school. Nutritional and health claims have a role as a determinant of purchasing decisions for consumers of 24%. As for the 76% purchase decision is influenced by other factors such as suitable with a child, nutrient content, good taste or price. Nutritional and health claims more have a role as a determinant of purchasing decisions rather than as a education tool.

The role of nutritional and health claims as a education tool is influenced by factors of age, education, family expenditure and expenditure per month for milk per month. Meanwhile, another factor which includes occupation, number of children, place for purchase, and frequency of purchases did not affect the role of nutritional and health claims as a education tool. The role of nutritional and health claims as a determinant of purchase decisions are influenced by factors of education, family expenses per month and expenditure for milk per month. As for the other factors that include age, occupation, number of children, place of purchase, and frequency of purchases did not affect the role of nutrition and health claims as a determinant of purchase.

Keywords: label, growing up milk, nutrition and health claims, education, purchasing decisions


(7)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.


(8)

viii

KLAIM GIZI DAN KESEHATAN PADA LABEL PRODUK

SUSU PERTUMBUHAN DAN PERANANNYA SEBAGAI

SARANA EDUKASI DAN PENENTU KEPUTUSAN

PEMBELIAN

AYU PUSPITALENA RTR

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi Teknologi Pangan

pada

Program Studi Magister Teknologi Pangan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016


(9)

(10)

x

Judul Tesis : Klaim Gizi dan Kesehatan pada Label Produk Susu Pertumbuhan dan Peranannya sebagai Sarana Edukasi dan Penentu Keputusan Pembelian

Nama : Ayu Puspitalena RTR

NIM : F252124115

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi Dr. Puspo Edi Giriwono, STP, M.Agr,

Ketua Anggota

Diketahui oleh,

Ketua Program Studi

Magister Profesi Teknologi Pangan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi. Dr. Ir. Dahrul Syah, MScAgr


(11)

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWTatas segala karunia-Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan oleh penulis. Tema yang dipilih dalam penelitianadalah Klaim Gizi dan Kesehatan pada Label Produk Susu Pertumbuhan dan Peranannya sebagai Sarana Edukasi dan Penentu Keputusan Pembelian.

Terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada IbuDr. Ir.Nurheni Sri Palupi, MSi dan Bapak Dr. Puspo Edi Giriwono, STP, M.Agr. selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada almarhum ayah dan ibu yang telah mewariskan semangatnya, serta suami dan anak saya tercinta atas doa, dukungan dan kasih sayangnya, serta rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Maret 2016


(12)

xii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Ruang lingkup ... 2

1.3 Tujuan... 2

1.4 Manfaat... 2

2. TINJAUAN PUSTAKA... 3

2.1 Label Pangan... 3

2.2 Klaim Gizi dan Kesehatan pada Susu Pertumbuhan... 3

2.2.1 Klaim Gizi... 5

2.2.2 Klaim Kesehatan... 7

2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Konsumen... ...7

3. METODE PENELITIAN ... ...10

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

3.2 Bahan ... 10

3.3 Metode... 10

3.4 Pengolahan Data...13

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14

4.1. Validitas dan Reabilitas ... 14

4.2 Klaim Gizi dan Kesehatan pada Label Produk Susu Pertumbuhan untuk Anak Usia 1-3 Tahun...15

4.3 Profil Responden, dan Peranan Label Klaim Gizi dan Kesehatan sebagai Sarana Edukasi dan Penentu Keputusan Pembelian... ...17

4.3.1 Profil Responden...17

4.3.2 Peranan Klaim Gizi dan Kesehatan pada Label sebagai Sarana Edukasi………. 25

4.3.3 Peranan Klaim Gizi dan Kesehatan pada Label sebagai Penentu Keputusan Pembelian……….….26

4.4 Hubungan antara Profil Responden dengan Peranan Klaim Gizi dan Kesehatan sebagai Sarana Edukasi dan Penentu Keputusan Pembelian... 27

5. SIMPULAN DAN SARAN.... ... 31

5.1 Simpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 31

LAMPIRAN ... 35


(13)

DAFTAR TABEL

2.1 Klaim kandungan zat gizi “sumber” atau “bebas” ... 5

2.2 Klaim kandungan zat gizi “rendah” atau “bebas’. ... 6

2.3 Klaim fungsi zat gizi ... 8

4.1 Hasil uji validitas untuk peubah sarana edukasi... 14

4.2 Hasil uji validitas untuk peubah keputusan pembelian ... 15

4.3 Presentase klaim gizi pada produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun yang ditemukan di pasar ... 16

4.4 Presentase klaim kesehatan pada produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun yang ditemukan di pasar ... 16

4.5 Profil responden………... 19

4.6 Tempat membeli serta frekuensi pembelian susu berdasarkan jawaban responden………... 20

4.7 Peringkat informasi pada label yang diperhatikan oleh responden…... 23

4.8 Sumber informasi mengenai klaim gizi dan kesehatan………... 24

4.9 Faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan dalam membeli produk………... 27

4.10 Hasil uji korelasi variabel profil responden terhadap peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi………... 29

4.11 Hasil uji korelasi variabel profil responden terhadap peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai keputusan pembelian…………... 30

DAFTAR GAMBAR 3.1. Diagram alir tahapan penelitian……….. ... …….. 12

4.1 Kebiasaan membaca label dan alasan kadang-kadang membaca label susu pertumbuhan... 21

4.2 Jenis informasi yang dibaca pada label... 21

4.3 Kebiasaan membaca klaim gizi dan kesehatan dan alasan tidak membaca klaim gizi dan kesehatan... 22

DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner kajian pengaruh label produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun……… 35

2 Hasil uji statistik validitas dan reabilitas………. 43

3 Nama dagang produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun yang ditemukan di pasar……….... 48

4 Presentasse klaim gizi pada produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun ……… 49

5 Presentase klaim kesehatan pada produk susu pertumbuhanuntuk anak usia 1-3 tahun ... 51


(14)

xiv

6 Merek susu pertumbuhan yang dikonsumsi………... 53 7 Informasi baru yang diperoleh responden setelah membaca klaim gizi dan kesehatan……...……….. 54 8 Hasil analisis regresi logistik ordinal untuk peranan klaim gizi

dan kesehatan sebagai sarana edukasi... 57 9 Hasil analisis regresi logistik ordinal untuk peranan klaim gizi


(15)

(16)

(17)

1

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang kita hadapi saat ini di Indonesia adalah masalah gizi ganda, yaitu keadaan dimana terdapat masalah gizi kurang dengan berbagai macam penyakit yang ditimbulkan.yang belum terselesaikan telah muncul masalah baru, yaitu gizi lebih.

Menurut (Almatsier 2001) masalah gizi kurang di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurang tersedianya bahan pangan, kurang baiknya lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi. Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan gizi, menu seimbang, dan kesehatan.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah gizi ganda di Indonesia adalah dengan adanya edukasi gizi terhadap masyarakat terutama ibu dan anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dapat melalui kegiatan penyuluhan pada ibu-ibu PKK dan posyandu, serta anak di sekolah.Sedangkan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan melalui buku bacaan, selebaran atau poster, media masa, dan label.

Produk pangan yang beredar di pasaran umumnya dilengkapi dengan label. Label pangan merupakan informasi yang berisi keterangan mengenai produk baik dalam bentuk tulisan, gambar, maupun gabungan keduanya (BPOM RI 2013). Pada umumnya label pangan olahan hasil industri pangan yang beredar saat ini memuat berbagai klaim gizi dan klaim kesehatan termasuk pangan untuk anak berusia satu sampai tiga tahun.Klaim merupakan pernyataan yang secara langsung atupun tidak langung menyatakan profil tertentu dari suatu pangan (BPOM RI 2011). Pencantuman klaim gizi dan kesehatan pada pangan untuk anak berusia satu sampai tiga tahun perlu mendapat perhatian mengingat kelompok populasi usia tersebut merupakan kelompok rawan dan pangan bagi kelompok tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap pengembangan kualitas manusia.

Pencantuman klaim gizi dan kesehatan selain berpengaruh terhadap kesehatan dan perkembangan kualitas konsumen, juga berpengaruh terhadap perdagangan pangan. Bagi produsen, klaim gizi dan kesehatan merupakan suatu cara pemasaran (Hawkes 2004). Hal ini menggambarkan bahwa klaim gizi dan kesehatan pada label pangan merupakan suatu peluang menyampaikan keunggulan produk dan untuk meningkatkan daya saing produk tersebut sekaligus sebagai edukasi untuk masyarakat.

Tingkat kepedulian dan kesadaran konsumen terhadap label pangan diketahui cukup besar yaitu sebesar 71% (Maradhika 2012). Label pangan juga diketahui mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk pangan (Prinsloo 2012; Susanto 2008). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Borra (2006), diketahui bahwa konsumen memiliki persepsi yang berbeda terhadap label. Sebagian konsumen menganggap label sebagai hal yang penting dalam menentukan pilihan produk yang lebih baik. Namun sebagian konsumen lainnya menganggap informasi pada label terutama


(18)

2

informasi nilai gizi terlalu rumit dan seharusnya dapat lebih mudah dipahami dan dimanfaatkan.

Mencermati perkembangan dan manfaat pencantuman keterangan tentang gizi dan kesehatan pada label pangan terutama pada produkyang diperuntukan untuk anak berusia satu sampai tiga tahun, maka penelitian ini dilakukanuntuk mempelajari klaim gizi dan kesehatan pada produk pangan tersebut yang meliputi susu pertumbuhan untuk anak berusia satu dan tiga tahun. Penelitian ini didukung dengan pandangan responden terhadap klaim gizi dan kesehatan yang beredar sehingga diharapkan hasilnya dapat digunakan untukmengevaluasi peranan label pangan sebagai saranaedukasi dan sebagai bahan pertimbangan konsumen untuk membeli produk tersebut.

1.2 Ruang lingkup

Ruang lingkup dari tugas akhir ini adalah pengumpulan data klaim gizi dan kesehatan pada label produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun yang berbahan dasar susu sapi serta pengumpulan data berupa survei kepada ibu yang memiliki anak 1-3 tahun serta menggunakan produk susu pertumbuhan untuk usia 1-3 tahun.

1.3 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi klaim gizi dan kesehatan pada label produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1 - 3 tahun.

2. Menganalisis peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi. 3. Mengkaji peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai penentu keputusan

pembelian.

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi badan regulasi untuk mengatur klaim gizi dan kesehatan dalam bahasa yang lebih dapat dimengerti oleh masyarakat. Bagi produsen bermanfaat untuk dapat menentukan klaim gizi dan kesehatan yang tepat pada label sehingga berperan efektif sebagai sarana edukasi dan sebagai pertimbangan dalam memilih produk.


(19)

3

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Label Pangan

Label pangan merupakan sarana komunikasi antara produsen dengan konsumen mengenai informasi atau keterangan secara umum tentang pangan yang bersangkutan sehingga konsumen dapat mengetahui dengan benar mengenai kandungan dan manfaat dari pangan yang dikonsumsinya. Oleh karena itu, produsen berkewajiban untuk memberikan keterangan yang benar dan tidak menyesatkan mengenai pangan yang diproduksinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Pemerintah RI 1999), label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Label harus memuat keterangan mengenai nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat atau isi bersih, nama dan alamat yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia serta tanggal kadaluawarsa. Selain itu juga dapat dicantumkan keterangan tentang kandungan zat gizi dan manfaat serta informasi spesifik lain missal yang terkait dengan kehalalan, keorganikan, iradiasi, dan rekayasa genetika. Dengan demikian label berguna untuk memberikan informasi yang benar, jelas dan lengkap, baik mengenai kuantitas, isi, kualitas, maupun hal-hal lain yang diperlukan mengenai produk yang diperdagangkan.

Label pada kemasan mempunyai beberapa manfaat, antara lain untuk memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan, sebagai sarana komunikasi antar produsen dan konsumen tentang hal-hal dari produk yang perlu diketahui oleh konsumen, terutama yang kasat mata atau tidak diketahui secara fisik, memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga fungsi produk yang optimum, sarana periklanan bagi konsumen, serta memberi rasa aman bagi konsumen

Menurut Bruhn (2000) informasi pada label dapat mengubah pengertian konsumen tentang atribut mutu pangan dan mengubah keputusannya dalam pembelian pangan. Masyarakat dapat memperoleh informasi yang jelas dan benar mengenai produk pangan sebelum memutuskan untuk membeli maupun mengonsumsi produk tersebut dengan adanya label pada produk pangan. Informasi pada suatu produk pangan seharusnya dapat membantu konsumen dalam memilih pangan secara tepat. Konsumen berpendapat bahwa label membantu mereka dalam menentukan pilihan pangan yang lebih baik (Borra 2006). Untuk itu informasi pada label harus benar dan tidak boleh menyesatkan konsumen.

2.2 Klaim Gizi dan Kesehatan pada Susu Pertumbuhan

Pada saat ini telah beredar berbagai produk susu pertumbuhan. Dalam rangka untuk melindungi kesehatan masyarakat serta mendorong terciptanya


(20)

4

perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab, maka telah dikeluarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2013 tentang Pengawasan Formula Pertumbuhan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2014. Berdasarkan peraturan tersebut (BPOM RI 2013), formula pertumbuhan adalah formula yang diperoleh dari susu sapi atau susu hewan lain dan/atau bahan yang berasal dari hewan dan/atau yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang semuanya telah dibuktikan sesuai untuk anak usia lebih dari 12 (dua belas) bulan sampai dengan 36 (tiga puluh enam) bulan. Adapun menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes 2014), susu formula pertumbuhan anak 1-3 tahun adalah produk formulasi yang diperoleh dari bahan dasar susu atau bahan yang berasal dari hewan yang semuanya telah dibuktikan sesuai untuk anak yang berumur 1-3 tahun.

Berdasarkan BPOM RI (2011), susu pertumbuhan dilarang mencantumkan klaim fungsi lain dan klaim penurunan risiko penyakit. Dengan demikian, pada label produk tersebut hanya dapat mencantumkan klaim gizi dan klaim kesehatan yang berupa klaim fungsi zat gizi. Berdasarkan Menkes (2014), label susu formula pertumbuhan dapat mencantumkan pesan gizi dan/atau kesehatan yang mudah dimengerti dan bersifat edukatif bagi masyarakat. Pesan gizi dapat dicantumkan apabila sekurang-kurangnya mengandung 15% acuan label gizi (ALG) per 100 gram untuk vitamin dan mineral serta 20% acuan label gizi (ALG) per 100 gram untuk protein.

Klaim gizi dan kesehatan yang tercantum pada label pangan memberikan gambaran tentang keberadaan dan manfaat suatu zat yang terdapat dalam pangan. Pernyataan tentang keberadaan dan manfaat tersebut sangat terkait dengan jumlah yang terkandung dan bahkan dalam beberapa keadaan juga terkait dengan kualitas zat tersebut.

Klaim gizi dan/atau klaim kesehatan banyak dijumpai pada berbagai label pangan. Perkembangan pengetahuan tentang zat gizi dan non gizi serta peranannya dalam kesehatan manusia merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan klaim gizi dan kesehatan.Klaim adalah segala bentuk uraian yang menyatakan, menyarankan atau secara tidak langsung menyatakan perihal profil tertentu suatu pangan yang berkenaan dengan asal usul, kandungan gizi, sifat, produksi, pengolahan, komposisi atau faktor mutu lainnya (BPOM RI 2011).Sejalan dengan peningkatan perhatian konsumen terhadap pedoman makan yang sehat, banyak industri pangan yang menyoroti produk pangan yang mencantumkan klaim manfaat kesehatan.

Terkait dengan klaim pada label, di Indonesia di kenal istilah kaim klaim gizi, klaim kesehatan, dan klaim indeks glikemik.Klaim yang dimaksud dengan klaim gizi meliputi klaim kandungan gizi dan klaim perbandingan gizi adapun klaim kesehatan meliputi klaim fungsi zat gizi, klaim fungsi lain, dan klaim penurunan risiko penyakit sebagaimana dituangkan dalam Pengawasan Klaim Dalam Label Dan Iklan Pangan Olahan (BPOM RI 2011).

Pengelompokan dan penamaan klaim gizi dan klaim kesehatan di beberapa negara tidak selalu sama, namun pada tingkat internasional kesepakatan klaim gizi dan kesehatan yang dituangkan dalam standar atau pedoman Codex Alimentarius Commission (CAC) digunakan sebagai acuan. Dokumen CAC yang memuat uraian tentang klaim antara lain General Guidelines on Claims (CAC/GL 1-1979), General Standard for the Labeling of and Claims for


(21)

5 Prepackaged Foods for Special Dietary Uses (CodexStan 146-1985), Guidelines on Nutrition Labeling (CAC/GL 2-1985) dan Guidelines for Uses of Nutrition and Health Claims (CAC/GL 23-1997). Dokumen tersebut secara teratur dikaji ulang setiap tahun dalam sidang-sidang terkait.

Pada prinsipnya semua negara mengatur beberapa hal yang sama tentang klaim antara lain tidak boleh menyesatkan konsumen dan tidak memuat klaim yang dikaitkan dengan peranan sebagai obat; pengobatan (treatment), pencegahan (preventive) atau penyembuhan (cure) penyakit). Pengertian menyesatkan, sering kali mengundang diskusi panjang terutama antara produsen dan instansi pemerintah terkait.

2.2.1 Klaim Gizi

Berdasarkan Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan (BPOM RI 2011) klaim gizi terdiri dari klaim kandungan zat gizi dan klaim perbandingan zat gizi.Klaim kandungan zat gizi adalah klaim yang menggambarkan kandungan zat gizi dalam pangan adapun klaimperbandingan zat gizi adalah klaim yang membandingkan kandungan zat gizi dan/atau kandungan energi antara dua atau lebihpangan. Klaim gizi yang diizinkan terkait dengan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, serta turunannya yang telah ditetapkan dalam Acuan Label Gizi (ALG). Bentuk pernyataan yang dikaitkan dengan dengan klaim kandungan gizi meliputi

“sumber”, “tinggi”, “rendah”, dan “bebas.Adapun untuk klaim perbandingan zat

gizi antara lain “dikurangi” dan “ditingkatkan”.

Tabel 2.1 Klaim kandungan zat gizi “sumber” atau “tinggi” (BPOM RI 2011)

Komponen Klaim PersyaratanTidak Lebih dari

Protein Sumber4 20 % ALG per 100 g (dalam bentuk padat) 10 % ALG per 100 ml (dalam bentuk cair) Tinggi 35 % ALG per 100 g (dalam bentuk padat) 17,5 % ALG per 100 ml (dalam bentuk cair) Vitamin dan

Mineral

Sumber4 15 % ALG per 100 g (dalam bentuk padat) atau

7,5 % ALG per 100 ml (dalam bentuk cair) Tinggi 2 kali jumlah untuk “sumber”

Serat Pangan5 Sumber4 3 g per 100 g Tinggi 6 g per 100 g

4Selain kata “sumber” dapat menggunakan kata yang sepadan seperti “tanpa” atau “tidak mengandung”

5Serat pangan adalah polimer karbohidrat dengan tiga atau lebih unit monomer, yang tidak dihidrolisis oleh enzim pencernaan dalam usus kecil manusia dan terdiri dari:

-polimer karbohidrat yang dapat dimakan (edible), yang secara alami terdapat dalam pangan; atau

-polimer karbohidrat, yang diperoleh dari bahan baku melalui proses fisik, enzimatik atau kimiawi yang telah terbukti secara ilmiah mempunyai efek fisiologis bermanfaat terhadap kesehatan; atau


(22)

6

Tabel 2.2 Klaim kandungan zat gizi “rendah” atau “bebas” (BPOM RI 2011)

Komponen Klaim PersyaratanTidak Lebih dari

Energi

Rendah 40 kkal (170 kJ) per 100 g (dalam bentuk padat) atau

20 kkal (80 kJ) per 100 ml (dalam bentuk cair) Bebas1 4 kkal per 100 ml (dalam bentuk cair)

Lemak

Rendah 3 g per 100 g (dalam bentuk padat) atau 1,5 g per 100 ml (dalam bentuk cair) Bebas1 0,5 g per 100 g (dalam bentuk padat) atau

0,5 g per 100 ml (dalam bentuk cair)

Lemak Jenuh

Rendah 1,5 g per 100 g (dalam bentuk padat) atau 0,75 g per 100 ml (dalam bentuk cair) Persyaratan lain:

Memenuhi persyaratan rendah lemak trans

Bebas1 0,1 g per 100 g (dalam bentuk padat) atau 0,1 g per 100 ml (dalam bentuk cair)

Lemak Trans

Rendah 1,5 g per 100 g (dalam bentuk padat) atau 0,75 g per 100 ml (dalam bentuk cair) Persyaratan lain :

Memenuhi persyaratan rendah lemak jenuh Bebas1 0,1 g per 100 g (dalam bentuk padat) atau

0,1 g per 100 ml (dalam bentuk cair) Persyaratan lain:

Memenuhi persyaratan rendah lemak jenuh

Kolesterol

Rendah 0,02 g per 100 g (dalam bentuk padat) atau 0,01 g per 100 ml (dalam bentuk cair) Persyaratan lain:

Memenuhi persyaratan rendah lemak jenuh dan rendah lemak trans

Bebas1 0,005 g per 100 g (dalam bentuk padat) 0,005 g per 100 ml (dalam bentuk cair) Persyaratan lain:

Memenuhi persyaratan rendah lemak jenuh dan rendah lemak trans

Gula 2,3

Rendah 5 g per 100 g (dalam bentuk padat) 2,5 g per 100 ml (dalam bentuk cair) Bebas1 0,5 g per 100 g (dalam bentuk padat) 0,5 g per 100 ml (dalam bentuk cair)

Natrium

Rendah 0,12 g per 100 g Sangat

rendah

0,04 g per 100 g

Bebas1 0,005 g per 100 g 1

Selain kata “bebas” dapat menggunakan kata yang sepadan seperti “tanpa” atau “tidak mengandung” 2Termasuk semua monosakarida dan disakarida yang terkandung dalam minuman.


(23)

7 Penggunaan klaim tersebut harus memenuhi persyaratan spesifik untuk masing-masing zat gizi.Ketentuan tentang klaim kandungan zat gizi terdapat dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

2.2.2 Klaim Kesehatan

Klaim kesehatan adalah setiap representasi yang menyatakan, memberi kesan atau secara tidak langsung menyatakan terdapat hubungan antara suatu pangan atau unsur pokok dari pangan tersebut dengan kesehatan, yang terdiri dari klaim fungsi zat gizi, klaim fungsi lain, dan klaim penurunan risiko penyakit (CAC 2013).Berdasarkan Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan (BPOM RI 2011) klaim fungsi zat gizi adalah klaim gizi yang menggambarkan peran fisiologis zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi normal tubuh. Klaim fungsi lain adalah klaim yang berkaitan dengan efek khusus yang menguntungkan dari pangan atau komponen pangan dalam diet total terhadap fungsi atau aktifitas biologis normal dalam tubuh, klaim tersebut berkaitan dengan efek positif untuk memperbaiki fungsi tubuh atau memelihara kesehatan. Klaim penurunan risiko penyakit adalah klaim yang menghubungkan konsumsi pangan atau komponen pangan dalam diet total dengan penurunan risiko terjadinya suatu penyakit atau kondisi kesehatan tertentu. Penurunan risiko penyakit adalah berkurangnya faktor risiko utama suatu penyakit yang penyebabnya multifaktor; tetapi berkurangnya satu faktor risiko tersebut belum tentu bermanfaat untuk kesehatan.

Klaim fungsi lain dan klaim penurunan risiko penyakit dilarang dicantumkan pada pangan olahan yang diperuntukan bagi anak usia 1-3 tahun, termasuk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun. Untuk produk yang mencantumkan klaim fungsi zat gizi harus memiliki jumlah kandungan zat gizi

minimal sesuai dengan ketentuan klaim kandungan zat gizi “sumber” seperti

yang tercantum pada Tabel 2.3.

Banyak negara tidak atau belum mengatur klaim kesehatan dan menurut Hawkes (2004) pengaturan klaim kesehatan tidak mudah dilakukan bahkan telah menimbulkan kontroversi.Dalam pengaturan klaim kesehatan, pemerintah harus memperhatikan keseimbangan antara potensi pencapaian sasaran kesehatan masyarakat dengan kenyataan bahwa klaim kesehatan dapat mengelabui atau menyesatkan konsumen jika tidak didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan manfaat tersebut (Hawkes 2004).

2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Konsumen

Kotler dan Keller (2007) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model rangsangan-tanggapan. Pemasar bertugas untuk memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting yaitu motivasi, persepsi,


(24)

8

pembelajaran dan memori yang secara fundamental turut mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

Tabel 2.3. Klaim fungsi zat gizi (BPOM RI 2011)

Zat Gizi Pernyataan

Protein Protein membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh Protein merupakan komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak

Vitamin A Vitamin A dapat membantu mempertahankan keutuhan lapisan permukaan (mata, saluran pencernaan, saluran pernafasan dan kulit)

Vitamin B1 Vitamin B1 berperan sebagai koenzin perubahan karbohidrat menjadi energi

Vitamin B2 Vitamin B2 berperan sebagai koenzim perubahan karbohidrat menjadi energi

Vitamin B3 Vitamin B3 berperan sebagai faktor pembantu dalam reaksi pembentukan energy dan pembentukan jaringan

Asam folat Asam folat penting untuk pertumbuhan dan pembelahan sel Asam folat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah

Asam folat membantu memelihara pertumbuhan dan perkembangan janin (untuk produk khusus ibu hamil) Vitamin B6 Vitamin B6 merupakan salah satu faktor dalam metabolism

energi dan pembentukan jaringan

Vitamin B12 Vitamin B12 berperan sebagai koenzim dalam pembentukan asam nukleat misalnya pembentukan sel darah merah

Vitamin C Vitamin C berperan dalam pembentukan dan pemliharaan jaringan kolagen

Kalsium Kalsium berperan dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi

Persyaratan lain:

Pada produk yang mengandung kalsium lebih dari 400 mg persaji harus disertai pernyataan bahwa konsumsi lebih dari 2000 mg per hari tidak akan menambah manfaat dalam menjaga kepadatan tulang.

Kadar fosfor dalam pangan tidak boleh melebihi kadar kalsium Zat besi Zat besi merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah

merah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh Iodium Iodium penting dalam pembentukan hormone tiroid

Ma’ruf (2005) menyatakan bahwa proses keputusan konsumen bukanlah

berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut.


(25)

9 Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan.Kotler (2005) menunjukkan bahwa di antara tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan. Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi: (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pembelian.

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu: sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan, sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan, sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen, sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.

Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.

Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.

Seperti yang telah disebutkan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian ada lima tahap, tetapi pada faktanya banyak orang melakukan suatu pembelian dengan pandangan dari masing individu terhadap suatu produk yang di nilai baik.

Menurut Kotler (2005), terdapat lima peran dalam keputusan pembelian, yaitu: Initiator (orang yang mengusulkan gagasan untuk membeli), Influencer

(orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan), Decision maker (orang yang mengambil keputusan), Buyer (orang yang melakukan pembelian aktual), User (orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu).


(26)

10

3 METODE PENELITIAN 3.1Tempat dan Waktu Penelitian

Pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan selama bulan November 2014 – September 2015. Penelitian dilaksanakan di wilayah Jakarta. Pengambilan data klaim gizi dan kesehatan pada label produk susu pertumbuhan untuk anak usia1-3 tahun dilakukan di toko swalayan (minimarket/supermarket/hipermarket). Pelaksanaan survei dilakukan terhadap responden yang ditemui di wilayah Jakarta.

3.2Bahan

Bahan yang digunakan meliputi (1) label produk susu pertumbuhan untuk

anak usia 1-3 tahun yang dijual toko swalayan

(minimarket/supermarket/hipermarket), (2) kuesioner sebagai instrumen untuk mengetahui peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi dan faktor yang dipertimbangkan dalam memilih atau membeli produk tersebut. Ruang lingkup penelitian berupa susu formula pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun yang berbahan dasar susu sapi.

3.3Metode 3.3.1 Tahap Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan seperti yang tercantum dalam diagram alir pada Gambar 3.1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Suvei pasar dilakukan di toko swalayan (minimarket/supermarket/hipermarket) di wilayah Jakarta. Untuk mendapatkan data tentang klaim gizi dan kesehatan yang dicantumkan pada label pangan susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun, peneliti melakukan observasi atau pendataan terhadap label pangan susu pertumbuhan yang beredar. Untuk mendapatkan pendapat responden tentang peranan klaim gizi dan kesehatan yang beredar sebagai sarana edukasi serta pertimbangannya untuk memilih atau membeli produk tersebut dengan melakukan suveidengan teknik wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner.

3.3.2 Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data telah dilaksanakan pada beberapa toko swalayan di wilayah Jakarta. Pemilihan tempat pengamatan tersebut berdasarkan pertimbangan subjekif peneliti yaitu lokasi mudah dijangkau dan di tempat tersebut terdapat produk pangan yang dikaji.

Untuk mendapatkan data dari responden, kepada masing-masing responden diberikan kuesioner seperti pada Lampiran 1. Kuesioner sebelumnya telah


(27)

11 diujicobakan kepada sepuluh orang untuk mendapatkan keyakinan akan pengertian terhadap yang diajukan serta dilakukan uji validasi dan reabilitas.

Kuesioner penelitian terdiri dari dua bagian meliputi profil responden dan hal yang dikaji untuk penelitian ini. Pertanyaan dalam kuesioner berupa pertanyaan tertutup (closed questions). Pertanyaan tertutup dimaksudkan untuk memudahkan responden memberi jawaban.

Responden adalah ibu berusia 20 – 40 tahun yang memiliki anak berusia satu sampai tiga tahun yang mengonsumsi susu pertumbuhan. Untuk pertanyaan terkait peranan label klaim gizi dan kesehatan, responden adalah yang juga membaca klaim gizi dan kesehatan pada label susu pertumbuhan. Untuk memudahkan pengambilan sampel di lapangan, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling. Contoh dipilih berdasarkan kemudahan ditemui, memenuhi kriteria, dan kesediaan untuk mengisi kuesioner (Umar 2005). Selain kelas sosial, indikator seperti pekerjaan dan tempat tinggal dijadikan pendekatan pada kajian (Kotler 2002).

Penentuan jumlah responden dilakukan menggunakan Rumus Slovin (Sevilla 2007) dengan

= jumlah sampel; N = jumlah populasi; e = nilai batas ketelitian dalam penarikan sampel (ditetapkan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)padapersamaan1.

=

1+� (�)2……….1)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tahun 2010, data penduduk wilayah DKI Jakarta berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia 20-40 tahun berjumlah 2.780.855 orang. Sehingga perhitungan jumlah sampel yang diperlukan adalah sebagai berikut :

n = 2.780.855 1+2.780.855 (0.1)2 n = 99.996404 ≈ 100

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ditetapkan responden yang mewakili konsumen produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1 - 3 tahun berjumlah 100 responden.


(28)

12

Gambar 3.1 Diagram alir tahapan penelitian -Pengumpulan data label produk

susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun - Identifikasi klaim gizi

(kandungan gizi dan

perbandingan gizi) dan kesehatan

Analisis peranan klaim gizi dan kesehatan pada label produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun sebagai sarana edukasi serta penentu keputusan pembelian

Inventarisasi data produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun yang diberikan izin edar berupa nomor pendaftaran oleh Badan POM mulai Januari 2009- November 2014 (n=40)

Pengolahan data: tabulasi silang

Inventarisasi label produk susu pertumbuhan untuk anak 1-3 tahun yang beredar di pasaran dengan melakukan pendataan terhadap label produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun yang di jual di toko swalayan (minimarket/supermarket/hipermarket) pada bulan November-Desember 2014 (n=27)

Kompilasi informasi pada label terkait dengan klaim gizi (kandungan gizi dan perbandingan gizi) dan kesehatan

Pengolahan data: analisis deskriptif, analisis pengaruh label, peringkat faktor, dan analisis korelasi

Pelaksanaan survei / pengumpulan data (n=100) Uji validitas dan reabilitas kuesioner (n=10)

Pembuatan kuesioner

Profil data klaim gizi dan kesehatan yang menunjukan klaim yang paling banyak dinyatakan dalam label produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1 - 3 tahun

Profil responden, kebiasaan pembelian, peranan label klaim gizi dan kesehatan sebagai bahan edukasi dan penentu keputusan pembelian, hubungan profil responden dengan peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi dan penentu Label produk susu

pertumbuhan untuk anak usia 1 sampai 3 tahun


(29)

13

3.4Pengolahan Data

Data dari label pangan disajikan dan diolah dengan tabulasi silang untuk mendapatkan data tentang klaim gizi dan kesehatan yang paling banyak dinyatakan dalam label pangan susu pertumbuhan untuk anak 1-3 tahun.

Untuk mengetahui pendapat responden tentang klaim gizi dan kesehatan yang beredar, dilakukan pengumpulan data dengan melaksanakan melalui pengisian kuesioner. Sebelum kuesioner digunakan, dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat mampu menghasilkan data yang sesuai dan dapat menjawab tujuan dari penelitian ini.

Pengukuran validitas pada instrumen ini dilakukan dengan korelasi Pearson antara skor butir pertanyaan dengan total skornya. Jika butir pertanyaan berkorelasi secara signifikan dengan total skor pada taraf alfa 0.05, maka butir pertanyaan dinyatakan valid. Adapun uji reabilitas dengan menggunakan uji Cronbach's Alpha. Data yang diperoleh dari responden diolah dengan tabulasi silang, selanjutnya data diolah dan dianalisis secara deskriptif dan dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik. Untuk mengetahui pengaruh klaim gizi dan kesehatan terhadap keputusan pembelian dilakukan analisis dengan menggunakan regresi logistik ordinal yang merupakan salah satu analisis regresi yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel independen (klaim gizi dan kesehatan) dengan variabel dependen (sarana edukasi atau keputusan pembelian), yang menggunakan skala ordinal. Sebelumnya, dilakukan uji korelasi pearson untuk mengetahui apakah variabel independenmemiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Untuk mendapatkan seberapa besar pengaruh yang diberikan dari variabel independen terhadap dependen atau untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, digunakan Pseudo R-Square

(R2) dengan menghitung nilai Cox dan Snell R Square dan Nagelkerke R Square

(R2). Program yang digunakan untuk menganalisa data adalah dengan program SPSS versi 17.

Untuk penilaian klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi diajukan delapan pertanyaan terkait dengan manfaat pencantuman, pemahaman, peranan dalam pengetahuan, kepercayaan, penerapan dalam kehidupan, pentingnya pencantuman, informasi baru, dan peranannya sebagai sarana edukasi. Untuk penilaian klaim gizi dan kesehatan sebagai penentu keputusan pembelian produk susu pertumbuhan, diajukan enam pertanyaan terkait dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, penyeleksian, keputusan pembelian, evaluasi pasca pembelian, peranannya dalam penentuan keputusan pembelian. Pertanyaan tersebut diajukan kepada responden dengan menggunakan skala likert scale 1-4 yang terbagi menjadi Tidak Baik (skor 1), Kurang Baik (skor 2), Baik (skor 3), dan Sangat Baik (skor 4).

Untukmenganalisis hubungan profil responden terhadap peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai penentu keputusan pembelian digunakanujikorelasimetode Kendall's Tau- b (Suliyanto2014). Untuk menentukan urutan perhatian responden terhadap informasi pada label serta urutan pertimbangannya terhadap faktor utama dalam memilih produk, digunakan analisis peringkat metode Friedman (Suliyanto2014). Uji Friedman digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih sample yang saling berhubungan dan tidak membuat suatu asumsi tentang


(30)

14

distribusi pokok pada data. Uji Friedman ini digunakan untuk melihat perbedaan dalam suatu hasil percobaan. Dalam prosedurnya, uji Friedman melibatkan peringkat setiapbaris (atau blok) kemudian mempertimbangkan nilai peringkat antar kolom. Perbedaan jumlah ranking dievaluasi dengan cara menghitung statistik uji Friedman. Uji McNemar untuk melihat informasi baru apa saja yang diperoleh setelah membaca label pangan. Uji McNemar adalah uji statistik non-parametrik yang digunakan untuk membandingkan dua kelompok sampel percobaan dengan kelompok sampel kontrol yang keduanya saling berkorelasi sertatipe datanya adalah nominal (Suliyanto 2014). Model rancangan penelitian uji McNemar berbentuk sebelum dan sesudah, dengan objeknya diasumsikan sama hanya saja mendapatkan perlakuan berbeda.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Pengukuran validitas dan realibilitas kuesioner kepada sepuluh responden, menunjukkan bahwa butir pertanyaan terhadap peubah sarana edukasi dan keputusan pembelian yang digunakan dikategorikan valid. Hal ini ditunjukkan bahwa masing-masing butir berkorelasi signifikan dengan total skor nilai signifkansi pada taraf nyata 5%. Hasil uji validitas untuk peubah sarana edukasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan uji validitas dengan peubah keputusan pembelian dapat dillihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.1 Hasil uji validitas untuk peubah sarana edukasi (n=10)

Pertanyaan Signifikansi

(p value)*

Keterangan

Manfaat Pencantuman 0,004 Valid

Pemahaman 0,000 Valid

Peranan dalam Pengetahuan

0,000 Valid

Kepercayaan 0,000 Valid

Penerapan dalam Kehidupan

0,000 Valid

Pentingnya Pencantuman

0,000 Valid

Informasi Baru 0,000 Valid

Peranan sebagai Sarana Edukasi

0,000 Valid


(31)

15

Tabel 4.2 Hasil uji validitas untuk peubah keputusan pembelian (n=10)

Pertanyaan Signifikansi

(p value)*

Keterangan

Mengenali Kebutuhan 0,001 Valid

Pencarian Informasi 0,000 Valid

Seleksi Merek Susu 0,017 Valid

Keputusan dalam Membeli

0,000 Valid

Evaluasi Pasca Pembelian

0,000 Valid

Peranan dalam Pembelian

0,001 Valid

*) "Valid” jika p<0.05

Hasil uji statistik validitas dan reabilitias secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan uji reabilitas (uji Cronbach's Alpha) dapat diketahui bahwa nilai reabilitas yang dicapai pada peubah sarana edukasi ( 0.05) adalah sebesar 0.978 dan pada peubah faktor-faktor pengambil keputusan pembelian ( 0.05) sebesar 0.942. Nilai alfa tersebut lebih besar dari nilai signifikansi pada setiap pertanyaan, yaitu masing-masing 0.707 dan 0.811 artinya instrumen yang digunakan valid.

4.2. Klaim Gizi dan Kesehatan pada Label Produk Susu Pertumbuhan untuk Anak Usia 1 - 3 tahun

Hasil pengamatan di beberapa toko modern, dari 40 merek/nama dagang yang telah memperoleh izin edar dari Badan POM periode tahun 2009 sampai dengan 2014 tidak semuanya terdapat di pasar. Adapun yang beredar di pasar sebanyak 27 nama dagang (68%). Berdasarkan konfirmasi dari pihak perusahaan diketahui bahwa nama dagang yang tidak beredar tersebut disebabkan berbagai alasan, antara lain seperti produk tersebut sudah diskontinu atau masih dalam persiapan produksi atau hanya dipasarkan di tempat tertentu saja. Dari 27 nama dagang tersebut terdapat 9 produk (33%) yang memiliki jenis/istilah produk yang berbeda dengan susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun, yaitu formula lanjutan untuk anak 1-3 tahun, formula lanjutan untuk bayi dan anak 6 bulan-3 tahun, formula pertumbuhan 1-3 tahu, serta susu bubuk untuk anak 1-6 tahun. Produk tersebut dimasukan dalam penelitian ini karena mempunyai target kegunaan dan target konsumen yang sama. Lampiran 3 menunjukkan nama dagang yang sudah memperoleh izin edar dan daftar produk ditemukan di pasar.


(32)

16

Tabel 4.3 Presentase klaim gizi pada produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1- 3 tahun yang ditemukan di pasar (n=27)

Klaim Gizi Persentase

(%)

Dengan vitamin 55.6

Dengan mineral 55.6

Dengan prebiotik/Inulin/FOS/GOS 55.6

Dengan Asam Linoleat/Omega 3 48.1

Dengan nutrisi penting seperti karbohidrat, lemak, protein, xx vitamin dan xx mineral

44.4

Sumber/Tinggi Mineral 40.7

Dengan minyak ikan /Cod Liver Oil 29.6

Dengan Asam alfa Linolenat / Omega6 25.9

Sumber/Tinggi Protein 22.2

Sumber/Tinggi Vitamin(termasuk Kolin) 14.8

Dengan Protein 14.8

Tabel 4.4 Presentase klaim kesehatan pada produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun yang ditemukan di pasar (n=27)

Klaim Kesehatan Persentase (%)

Kalsium berperan dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi

55.6 Protein membantu membangun dan memperbaiki

jaringan tubuh

29.6 Protein merupakan komponen esensial dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak

29.6 Vitamin A dapat membantu mempertahankan

keutuhan lapisan permukaan (mata, saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kulit)

29.6

Zat Besi merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh

29.6

Vitamin B1 (Tiamin) berperan sebagai koenzim perubahan karbohidrat menjadi energi

22.2 Vitamin B2 (Riboflavin)berperan sebagai koenzim

perubahan karbohidrat menjadi energi

22.2 Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang bekerja

bersama antioksidan lain terutama Vitamin E

22.2 Zat besi dapat membantu mencegah dan mengatasi

anemia defisiensi zat besi

22.2 Dengan asam linoleat (LA) dan Asam alfa Linolenat

(ALA) sebagai asam lemak esensial


(33)

17

Klaim gizi dan kesehatan pada label produk yang beredar di pasaran menunjukkan bahwa dari 27 merek produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun yang ditemukan di pasaran pada bulan November-Desember 2014, klaim gizi dan kesehatan yang paling banyak digunakan pada label, yaitu untuk klaim gizi, terdiri dari berturut-turut “dengan prebiotik/inulin/FOS/GOS (55.6%)”, “dengan vitamin (55.6%)”, “dengan mineral (55.6%)”, “dengan asam linoleat/omega 3

(48.1%)” dan “dengan nutrisi penting seperti karbohidrat, lemak, protein, xx vitamin dan xx mineral (44.4%)”. Masih banyaknya klaim terkait prebiotik karena pada saat penelitian ini dilakukan, beberapa klaim gizi dan kesehatan pada label masih mengacu pada peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK 00.05.52.0685 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional. Badan POM memberikan masa tenggang sampai dengan batas waktu tertentu untuk implementasi peraturan yang baru (Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.11.11.09909).

Klaim kesehatan terdiri dari klaim fungsi gizi, karena klaim fungsi lain dan klaim penurunan risiko penyakit dilarang dicantumkan pada pangan olahan yang diperuntukan bagi anak usia 1-3 tahun Klaim kesehatan yang terbanyak meliputi fungsi kalsium berperan dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi (55.6%). Hal ini dimaklumi karena produk susu mengandung kalsium yang tinggi. Untuk urutan ke-2 sebanyak 29.6%, klaim kesehatan terdiri dari beberapa fungsi zat gizi, yaitu protein membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh serta protein merupakan komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, vitamin A dapat membantu mempertahankan keutuhan lapisan permukaan (mata, saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kulit), serta zat besi merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Selanjutnya urutan ke-3 sebanyak 22.2%, klaim terdiri dari vitamin B1 (Tiamin) berperan sebagai koenzim perubahan karbohidrat menjadi energi, vitamin B2 (Riboflavin)berperan sebagai koenzim perubahan karbohidrat menjadi energi, vitamin C berperan sebagai antioksidan yang bekerja bersama antioksidan lain terutama Vitamin E, zat besi dapat membantu mencegah dan mengatasi anemia defisiensi zat besi, serta dengan asam linoleat (LA) dan Asam alfa Linolenat (ALA) sebagai asam lemak esensial. Seperti halnya pada klaim Prebiotik, pencantuman LA dan ALA pada label mengacu pada peraturan sebelumnya yang dapat mencantumkan asal lemak tak jenuh pada label. Data 10 besar persentase klaim gizi dan kesehatan pada produk seperti tercantum pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

4.3. Profil Responden dan Peranan Label Klaim Gizi dan Kesehatan sebagai Sarana Edukasi dan Penentu Keputusan Pembelian

4.3.1. Profil Responden

Pada penelitian ini responden terdiri dari 100 orang ibu yang mempunyai anak berusia 1-3 tahun dan mengkonsumsi susu pertumbuhan.


(34)

18

Usia. Usia seluruh responden berkisar antara 20 hingga 40 tahun. Responden hampir tersebar merata di kisaran 26 – 30 tahun sebanyak 29% , 31 – 35 tahun sebanyak 27%, serta 36 – 40 tahun sebanyak 26%.

Pekerjaan. Umumnya responden adalah ibu rumah tangga (61%). Diikuti pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 14%. Kelas sosial dan juga gaya hidup seseorang akan ditentukan oleh status pekerjaan seseorang (Sumarwan 2011).

Pendidikan terakhir.Sebagian besar responden (39 %) memiliki tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang, bahkan persepsinya terhadap suatu masalah (Sumarwan 2011). Menurut Grunert dan Wills (2007) bahwa pengetahuan akan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen. Konsumen akan menghubungkan informasi yang diterimanya dengan pengetahuan yang telah dimiliki atau pernah diketahui sebelumnya dan menggunakannya untuk menginterpretasikan makna.

Jumlah anak. Sebanyak 46% responden memiliki anak hanya satu orang dan sebesar 34% responden memiliki anak sebanyak dua orang. Jumlah anggota keluarga atau rumah tangga akan menentukan jumlah dan pola konsumsi suatu barang atau jasa.

Pengeluaran keluarga. Jumlah pengeluaran pada umumnya sejalan pendapatan yang diterimanya karena pendapatan akan menentukan daya beli seseorang. Konsumen akan membiayai kegiatan konsumsinya dengan pendapatan yang merupakan sumber daya material bagi konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 34% responden memiliki pengeluaran sebesar 2-3 juta rupiah per bulannya dan 31% responden memilki pengeluaran sebesar 1.5-2 juta rupiah per bulannya.

Pengeluaran untuk produk. Pengeluaran untuk pembelian produk ini berkaitan dengan pemilihan produk dan pola konsumsi anak terhadap susu pertumbuhan. Sebanyak 41% responden mengeluarkan jumlah uang kurang dari 350 ribu rupiah per bulannya untuk membeli susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun dan sebanyak 1-32% responden mengeluarkan 1-350-500 ribu rupiah untuk membeli susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun. Profil responden yang menunjukan usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak serta kelas sosial ekonomi yang antara lain dilihat dari pengeluarannya, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Merek Susu Pertumbuhan yang dikonsumsi. Bagi sebuah produk, merek atau nama dagang sangat penting, karena merek adalah simbol dan indikator kualitas sebuah produk. Dari hasil kuesioner, sebanyak 36% responden menyatakan anaknya mengonsumsi nama dagang SGM Eksplor Presinutri 3, 13% responden menyatakan anaknya mengonsumsi nama dagang Dancow Batita, dan untuk nama dagang Frisian Flag 123 (Jelajah), Bebelac 3, dan Lactogen 3 dikonsumsi oleh anak responden masing-masing sebanyak 12%. Jika ditelaah, merek atau nama dagang di atas memiliki rentang harga yang sama. Hal ini terkait dengan pendapatan atau pengeluaran keluarga tersebut. Secara lengkap merek susu pertumbuhan yang dikonsumsi terdapat pada Lampiran 6.


(35)

19

Tabel 4.5 Profil responden (n=100)

Profil Responden Persentase (%)

Usia

20-25 tahun 18

26 – 30 tahun 29

31-35 tahun 27

36-40 tahun 26

Total 100

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga 61

Pegawai Swasta 14

Pegawai Negeri 9

Profesional 5

Wiraswasta 9

Serabutan 1

Mahasiswa 1

Total 100

Pendidikan Terakhir

Tidak Sekolah 2

SD 10

SLTP 18

SLTA 39

Akademi 9

S1 20

S2 2

Total 100

Jumlah Anak

1 46

2 34

3 14

4 5

5 1

Total 100

Rata-Rata Pengeluaran (rupiah)

<700 ribu 0

700 ribu-1 juta 1

1-1.5 juta 10

1.5-2 juta 31

2- 3 juta 34

>3 juta 24

Total 100

Rata-Rata Pengeluaran untuk Produk (rupiah)

<350 41

350-500 ribu 32

500-750 ribu 10

750 ribu-1 juta 13

1 juta-1.5 juta 3

>1.5 juta 1


(36)

20

Tempat Membeli Susu. Umumnya responden (58%) membeli produk susu pertumbuhan di mini market sedangkan sebanyak 27% responden membeli produk tersebut di toko susu.

Frekuensi Pembelian. Sebanyak 40% responden membeli susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun sepekan sekali. Responden yang membeli susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun sebulan sekali sebanyak 33 %.

Tempat membeli susu serta frekuensi pembelian berdasarkan jawaban dari responden secara lengkap seperti yang tercantum pada tabel 4.6. Tempat membeli susu serta frekuensi pembelian susu dalam kajian ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya hal tersebut terkait dengan klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi dan penentu keputusan pembelian.

Tabel 4.6 Tempat membeli susu serta frekuensi pembelian susu berdasarkan jawaban responden (n=100)

Tempat Membeli Susu Persentase (%)

Mini Market 58

Toko Susu 27

Hipermarket 7

Supermarket 4

Pasar Tradisional 2

Sales 1

Koperasi 1

Total 100

Frekuensi Pembelian Susu Persentase (%)

Sepekan Sekali 40

Sebulan Sekali 33

Kurang dari Sepekan Sekali 16

Dua Pekan Sekali 11

Total 100

Kebiasaan Responden Membaca Klaim Gizi dan Kesehatan. Berkaitan dengan kebiasaan membaca label, sebanyak 70% responden membaca label produk susu pertumbuhan untuk anak 1-3 tahun, 30% responden menyatakan kadang-kadang membaca label dan tidak ada responden menyatakan tidak membaca label. Alasan responden yang menjawab kadang-kadang membaca label adalah tidak mengerti isinya (53%) dan sama saja karena sudah pernah membeli produk sebelumnya (20%) (Gambar 4.1). Banyaknya responden yang tidak mengerti isinya dimungkinkan karena sebanyak 30% responden berpendidikan terakhir di bawah SLTA. Sehingga kalimat yang digunakan pada label tidak mudah dipahami oleh sebagian responden dengan tingkat pendidikan tertentu.


(37)

21

Gambar 4.1. Kebiasaan membaca label dan alasan kadang-kadang membaca label susu pertumbuhan

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa informasi pada label yang selalu dibaca selain nama dagang/merek adalah harga (88%), berat bersih/isi bersih (86%), tanggal kadaluarsa (78%), petunjuk penggunaan (57%), komposisi (56%), petunjuk penggunaan (57%) dan klaim gizi dan kesehatan (54%). Sedangkan nomor pendaftaran, nama dan alamat pabrik/importir serta batch adalah informasi yang tidak pernah atau kadang-kadang dibaca (lebih dari 60%). Gambar 4.2. menunjukan hasil penelitian terkait informasi pada label yang dibaca.

Gambar 4.2. Jenis informasi yang dibaca pada label

70%

53%

20%

20%

3% 3% 30%

Membaca label susu Tidak mengerti isinya

Sama saja, krn sdh pernah beli Sama saja krn tdk ada perubhn kemasan Sudah dijelaskan Sudah cocok dgn anak

0% 20% 40% 60% 80% 100% Nama Dagang (merek)

Nomor Pendaftaran Berat Bersih/ Isi Bersih Nama dan alamat pabrik/importir Tanggal Kadaluarsa Informasi Nilai Gizi Klaim Gizi dan Kesehatan Petunjuk Penggunaan Kode produksi/ No. Batch Komposisi Harga

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering


(38)

22

Kepada 23 responden yang menjawab tidak membaca klaim gizi dan kesehatan pada saat membaca label ditanyakan alasannya. Sebanyak 70% responden menyatakan tidak mengerti isinya sebagai alasan mereka tidak membaca klaim gizi dan kesehatan pada label. Adapun alasan lainnya seperti yang tercantum pada Gambar 4.3.

Temuan ini ditelaah lebih mendalam menggunakan analisis statistik (uji Friedman). Hasil analisis statistik menggunakan uji Friedman dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 4.7.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peringkat dalam memperhatikan informasi– informasi pada label produk susu pertumbuhan untuk anak usia 1– 3 tahun pada taraf nyata 5%. Dari nilai rataan peringkat dapat dilihat lima besar informasi pada label yang intens diperhatikan berturut-turut dari yang terbesar hingga terkecil yaituinformasi tanggal kadaluarsa, harga, berat bersih, nama dagang dan petunjuk penggunaan. Informasi klaim dan gizi berada pada urutan ke 8 dari 11 informasi yang intensitasnya tinggi diperhatikan oleh responden.

Gambar 4.3 Kebiasaan membaca klaim gizi dan kesehatan dan alasan tidak membaca klaim gizi dan kesehatan

Pengetahuan mengenai Klaim Gizi dan Kesehatan. Kepada 77 responden yang menjawab selalu/sering/kadang-kadang membaca klaim gizi dan kesehatan pada label, diajukan 61 klaim gizi dan kesehatan untuk mengetahui pengetahuan responden terhadap klaim gizi dan kesehatan tersebut. Selanjutnya kepada responden yang menjawab kurang tahu/tidak tahu, ditanyakan lebih lanjut mengenai informasi baru yang diperoleh setelah mereka membaca klaim gizi dan kesehatan tersebut.


(39)

23

Tabel 4.7 Peringkat informasi pada label yang diperhatikan oleh responden (n=100)

Informasi pada Label Rataan Peringkat

Peringkat

Tanggal Kadaluarsa 8.12 1

Harga 8.10 2

Berat Bersih 8.00 3

Nama Dagang 7.70 4

Petunjuk Penggunaan

6.86 5

Informasi Nilai Gizi 6.24 6

Komposisi 6.15 7

Klaim Gizi dan Kesehatan

5.99 8

Kode Produksi 3.16 9

Nama dan Alamat Pabrik

2.87 10

Nomor Pendaftaran 2.84 11

Dari 61 klaim gizi dan kesehatan yang diajukan kepada 77 responden yang menjawab membaca klaim gizi dan kesehatan pada label (selalu/sering/kadang-kadang), hanya 13 klaim gizi dan kesehatan dinyatakan oleh lebih dari 50% responden sebagai informasi baru, yaitu protein membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, protein merupakan komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, vitamin A dapat membantu mempertahankan keutuhan lapisan permukaan (mata, saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kulit), kalsium berperan dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi, zat besi dapat membantu mencegah dan mengatasi anemia defisien, dengan asam linoleat (LA) dan Asam alfa Linolenat (ALA) sebagai asam lemak esensial, dengan nutrisi lengkap dan seimbang/nutrisi lengkap dan seimbang dapat membantu pertumbuhan anak Anda, sumber/tinggi protein, sumber/tinggi vitamin, sumber/tinggi mineral, dengan prebiotik/Inulin/FOS/GOS, serta dengan Asam Linoleat/Omega 3. Walaupun ada beberapa klaim yang tidak memberikan informasi secara lengkap seperti dengan asam linoleat (LA) dan Asam alfa Linolenat (ALA) sebagai asam lemak esensial dan dengan prebiotik/Inulin/FOS/GOS, responden mendapatkan informasi baru karena istilah Asam Linoleat dan Asam Alfa Linoleat serta Prebiotik bagi responden belum pernah diketahui sebelumnya. Hasil penelitian tersebut di atas dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 7.


(40)

24

Tabel 4.8 Sumber informasi mengenai klaim gizi dan kesehatan (n=77)

Sumber Informasi mengenai Klaim Gizi

dan Kesehatan

Persentase (%)

Iklan (TV, Radio, Majalah, dan lain-lan)

60

Internet 27

Media Massa (Majalah/ Koran)

8

Buku 14

Sekolah 32

Informasi Teman 16

Bidan 1

Dokter 10

Posyandu 1

Sales 1

Hasil analisis statistik menggunakan uji McNemar menunjukkan sebagian besar, (83.6%) dari 61 klaim gizi dan kesehatan yang diajukan kepada responden yang memberikan pengaruh sebagai informasi baru pada taraf nyata 5%; sementara hanya 16.4% sisanya tidak memberikan pengaruh atau tidak bertambah pengetahuannya setelah membaca label. Adapun 10 klaim gizi yang tidak memberikan pengaruh sebagai informasi baru pada taraf nyata 5%, yaitu protein, karbohidrat dan lemak: memberikan energi untuk aktifitas sehari-hari, vitamin C berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan jaringan kolagen, zat besi merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh, ekstrak curcuma (Curcuma xanthorrhiza/ Temulawak) merupakan bahan alami Indonesia yang dipercaya dapat menjaga nafsu makan tetap stabil, minyak ikan mengandung asam alfa linolenat sebagai asam lemak essensial, rendah/bebas lemak jenuh, rendah/bebas kolesterol, sumber/tinggi serat pangan, dengan nutrisi penting seperti karbohidrat, lemak, protein, xx vitamin dan xx mineral, dan nutrisi lengkap dan seimbang

Seperti yang tercantum pada Tabel 4.12, informasi mengenai klaim gizi dan kesehatan diperoleh responden sebagian besar dari iklan (TV, radio, majalah, dan lain-lain) (60%), dan sebanyak 32% responden memperoleh informasi tersebut melalui sekolah dan sebanyak 27% responden memperoleh informasi tersebut melalui internet. Walaupun hanya 10% responden, dokter juga merupakan sumber informasi mengenai klaim gizi dan kesehatan.


(41)

25 4.3.2. Peranan Klaim Gizi dan Kesehatan pada Label sebagai Sarana Edukasi

Pengaruh atau peranan klaim gizi dan kesehatan pada label sebagai sarana edukasi terkait dengan manfaat, pemahaman, peranan dalam meningkatkan pengetahuan, kepercayaan, penerapan/implementasi dalam kehidupan sehari-hari, seberapa penting, informasi baru yang diperoleh, serta peranan klaim gizi dan kesehatan pada susu pertumbuhan untuk anak 1-3 tahun sebagai sarana edukasi.

Dari 77 responden yang menjawab bahwa mereka selalu/sering/kadang-kadang membaca informasi klaim gizi dan kesehatan pada label, responden menyatakan bahwa manfaat pencantuman informasi tersebut baik (66%) dan sangat baik (30%). Pemahaman responden terhadap klaim gizi dan kesehatan serta peranan klaim gizi dan kesehatan pada susu pertumbuhan untuk anak usia 1 – 3 tahun dalam meningkatkan pengetahuan mereka terhadap gizi dan kesehatan juga tinggi (lebih dari 85% jawaban baik dan sangat baik). Hal ini juga terkait dengan data bahwa responden menerapkan/mengimplementasikan klaim gizi dan kesehatan pada susu pertumbuhan ini pada kehidupan mereka sehari-hari, seperti pemilihan makanan yang mengandung gizi tersebut (92% total jawaban baik dan sangat baik). Pemahaman ini tentunya dapat dihubungkan dengan tingkat pendidikan responden, 39% adalah SLTA dan 31% akademi, S1 atau S2. Responden menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap klaim gizi dan kesehatan (94% total jawaban untuk sangat baik dan baik). Adapun 95% responden (total jawaban baik dan sangat baik) menyatakan pentingnya pencantuman klaim gizi dan kesehatan pada susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun, dan 88% responden informasi baru yang diperoleh dari pencantuman klaim gizi dan kesehatan tersebut adalah baik atau sangat baik. Pada akhirnya, peranan klaim gizi dan kesehatan pada susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun sebagai sarana edukasi dinyatakan 96% responden sebagai baik atau sangat baik.

Berdasarkan uji korelasi diperoleh hasil bahwa adanya korelasi positif (R=0.42) antara klaim gizi dan kesehatan dengan peranannya sebagai sarana edukasi pada taraf nyata (α=0.05). Korelasi nyata secara pengujian dan besaran nilai korelasi dikategorikan cukup/sedang (Sarwono 2006).Dengan demikian ada Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ordinal, nilai signifikansi peubah klaim gizi dan kesehatan sebesar 0.005 yang kurang dari nilai α (=0.05) yang berarti bahwa peubah klaim gizi dan kesehatan signifikan mempengaruhi peubah sarana edukasi pada taraf nyata 5%. Adapun nilai �2Cox and Snell sebesar 0.10, �2Nagelkerke sebesar 0.14 dan 2McFadden sebesar 0.08. Nilai 2yang terbesar

adalah �2Nagelkerke sebesar 0.138 yang berarti bahwa 14% keragaman variabel respon edukasi dapat dijelaskan oleh keragaman variabel penjelas klaim, sedangkan sisanya (86%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model. Perhitungan hasil uji korelasi dapat dilihat secara lebih detail pada Lampiran 8. Dengan demikian klaim gizi dan kesehatan mempunyai peranan yang cukup sebagaisarana edukasi bagi konsumen sebesar 14%. Namun sebesar 86% edukasi dipengaruhi oleh faktor lain yang diperoleh dari faktor luar antara lain dari iklan, internet atau pada saat sekolah.


(1)

pangan dengan merek yang sama dan memiliki pengalaman yang baik dengan produk tersebut, serta pada umumnya yaitu karena sulit atau tidak mempunyai kemampuan memahami informasi yang ada pada label pangan (Mannel et al, 2006; Signal et al. 2008; Singla 2010; Annunziata dan Vecchio 2012; Aygen 2012; Ranilovic dan Baric 2013).

Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Variabel Profil Responden terhadap Peranan Klaim Gizi dan Kesehatan sebagai Keputusan Pembelian

Variabel

Profil Responden

Koefisien Korelasi

Signifikansi (p value)*

Kesimpulan (Berkorelasi/Tidak)

Usia 0.019 0.849 Tidak

Pekerjaan 0.109 0.266 Tidak

Pendidikan 0.348 0.000 Berkorelasi

Jumlah Anak -0.056 0.576 Tidak

Pengeluaran Keluarga perbulan

0.232 0.018 Berkorelasi

Pengeluaran Susu perbulan

0.313 0.001 Berkorelasi

Tempat Membeli -0.121 0.226 Tidak

Frekuensi Pembelian

-0.170 0.084 Tidak

*) "Berkorelasi” jika p<0.05

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa konsumen dengan pengetahuan label klam gizi dan kesehatan yang baik akan lebih sering menggunakan label tersebut dibandingkan konsumen dengan pengetahuan yang kurang (Drichoutis et al. 2006; Grunnert dan Wills 2007; Osei et al. 2012; Merwe et al. 2012; Petrovici et al. 2012). Shi et al. (2011) juga menyatakan tingkat persepsi berpengaruh terhadap penggunaan produk dan perilaku konsumen.

Kontribusi penelitian ini bagi masyarakat pada umumnya adalah untuk memberikan informasi mengenai pentingnya membaca label informasi gizi dari produk pangan yang dikonsumsi dan merupakan suatu kewajiban bagi konsumen untuk membaca atau memerhatikan informasi dari produk yang dikonsumsinya, serta hak bagi konsumen untuk mendapatkan informasi mengenai produk yang dikonsumsi. Kontribusi penelitian ini bagi produsen adalah untuk dapat menentukan klaim gizi dan kesehatan yang tepat pada label sehingga berperan efektif sebagai pertimbangan dalam memilih produk. Bagi badan regulator sebagai bahan pertimbangan untuk mengatur klaim gizi dan kesehatan dalam bahasa yang lebih dapat dimengerti oleh masyarakat Selain itu bagi bidang keilmuan adalah untuk menambah atau memperkaya literatur di bidang konsumen khususnya terkait perilaku konsumen tentang label produk pangan, dan dapat dijadikan sebagai acuan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.


(2)

5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Klaim gizi dan kesehatan yang paling banyak digunakan pada label, yaitu

untuk klaim gizi, terdiri dari “dengan prebiotik/inulin/FOS/GOS (55.6%)”, “dengan vitamin (55.6%)”, “dengan mineral (55.6%)”. Untuk klaim kesehatan yang

terbanyak adalah klaim fungsi gizi yang meliputi fungsi kalsium berperan dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi (55.6%).

Klaim gizi dan kesehatan mempunyai peranan sebagai sarana edukasi bagi konsumen sebesar 14%. Namun sebesar 86% edukasi dipengaruhi oleh faktor lain yang diperoleh dari faktor luar antara lain dari iklan, internet atau pada saat sekolah. Klaim gizi dan kesehatan mempunyai peranan sebagai penentu keputusan pembelian bagi konsumen yaitu sebesar 24%. Adapun sebesar 76% keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti cocok dengan anak, kandungan gizi, rasa yang enak ataupun harganya. Klaim gizi dan kesehatan lebih mempunyai peranan sebagai penentu keputusan pembelian daripada sebagai sarana edukasi. Peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, pengeluaran keluarga per bulan dan pengeluaran untuk susu per bulan. Sedangkan faktor lain yang meliputi pekerjaan, jumlah anak, lokasi pembelian, dan frekuensi pembelian tidak mempengaruhi terhadap peran klaim gizi dan kesehatan sebagai sarana edukasi. Peranan klaim gizi dan kesehatan sebagai penentu keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengeluaran keluarga per bulan dan pengeluaran untuk susu per bulan. Adapun faktor lain yang meliputi usia, pekerjaan, jumlah anak, lokasi pembelian, dan frekuensi pembelian tidak mempengaruhi terhadap peran klaim gizi dan kesehatan sebagai penentu pembelian.

5.2 Saran

Disarankan pemerintah dapat mengatur klaim gizi dan kesehatan dengan bahasa yang lebih dapat dimengerti oleh masyarakat sehingga klaim gizi dan kesehatan tersebut dapat memberikan nilai tambah berupa edukasi kepada masyarakat, yang akan diimplementasikan oleh para produsen.

Diperlukan kajian lanjut terhadap responden dan jenis produk dengan cakupan yang lebih luas untuk mengetahui peranan klaim gizi dan kesehatan untuk masyarakat khususnya sebagai sarana edukasi dan penentu keputusan pembelian.

DAFTAR PUSTAKA

AlmatsierS. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Annunziata A, Vecchio R. 2012. Factors affecting use and understanding of


(3)

nutrition information on food labels:Evidence from consumers. Agricultural Economic Review.13(2):103-116

Aygen FG.2012.Turkish consumers' understanding and use of nutrition labels on packaged food products. Journal of Business and Sociel Science. 3(6):171-183

Borra S. 2006. Consumer Perspectives on Food Labels. American Journal on Clinical Nutrition 83 (suppl):1235S

[BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan (ID) :BPOM RI

[BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 tentang Pengawasan Formula Lanjutan : BPOM RI [BPS] Badan Pusat Statistik.2010. Jumlah Pemduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rumahtangga Provinsi DKI Jakarta Sampai Level Kelurahan [internet]. Jakarta (ID) : BPS. [diunduh 15 Agustus 2014]. Tersedia pada : http://jakarta.bps.go.id/index.php?bWVudT0yMzA0JnBhZ2U9ZGF0YSZ zdWI9MDQmaWQ9MTE.

Bruhn CM. 2000. Consumer Needs. Di dalam: Blanchfield JR, editor. Food Labelling. Cambridge: Woodhead Publishing Limited. hlm 5.

[CAC] Codex Alimentarius Commission.2009. General Standard for the Labeling of and Claim for Prepackaged Foods for Special Dietary Uses, Codex Stan 146-1985. Rome: CAC

[CAC] Codex Alimentarius Commission. 1991. Codex General Guidelines on Claims, CAC/GL 1-1979. Rome: CAC

[CAC] Codex Alimemtarius Commision, 2012. Proposal to reviewthe Codex [CAC] Codex Alimentarius Commission. 2013. Guidelines on Nutrition Labeling,

CAC/GL 2-1985. Rome: CAC

[CAC] Codex Alimentarius Commission. 2013. Guidelines for Use of Nutrition and Health Claims. CAC/GL 23-1997. Rome: CAC

Drichoutis AC, Lazaridis P, Nayga RM Jr, Kapsokefalou M, Chryssochoidis G. 2008. A theoretical and empirical investigation of nutritional label use. European Journal of Health Economic. 9:293-304.doi:10.1007/s10198-007-0077-y

Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Sitinjak, T. 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Cetakan ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama

Grunert KGm, Wills JM. 2007. A review of European research on consumer response to nutrition information on food labels. Journal of Public Health. 15:385-399. doi:10.1007/s10389-007-0101-9.

Gujarati ND. 2003. Basic Econometrics. 4th ed. McGraw-Hill Companies, Inc, New York

Hawkes C. 2004. Nutrition Labels and Health Claims: The Global Regulatory Environment. France:WHO.

[Kemenkes RI Balitbangkes] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.2010.Riset Kesehatan Dasar.


(4)

Jakarta (ID) : Kemkes RI

[Kemenkes RI] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No...Tahun 2014 tentang Standar Mutu, Gizi, Pelabelan, dan Periklanan Susu Formula Pertumbuhan Anak Usia 1-3 Tahun. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kolodinsky J, Green J, Michahelles M, Harvey-Berimo JR. 2008. The use of nutritional labels by college students in a food-court setting. Journal of Americal College Health. 57(3):297-301

Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran (Terjemahan – Jilid 2). PT. Prenhallind, Jakarta

Kotler P. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. IndeksKelompok Gramedia

Kotler P, Keller, Kevin L. 2007, Manajemen Pemasaran ( Jilid 1 ), Cetakan Kedua, Indeks, Jakarta

Mannel A, Brevard P, Nayga RM Jr, Combris P, Lee R, Gloeckner J. 2006. French consumers' use of nutrition labels. Journal of Nutrition and Food Sciences. 36(3):159-168. doi:10.1108/0034665061066-4896

MaradhikaV. 2012. Kajian Pemenuhan Syarat Label Minuman Sari Buah (Kemasan Siap Minum) di Beberapa Pasar Swalayan Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor

Ma'ruf J.J. 2005. Riset Perilaku Konsumen : Nilai Membeli Melalui Internet,Program Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I. IPB Press, Bogor

Merwe DVD, Bosman M, Ellis S, de Beer H, Mielmann A. 2012. Consumers' knowledge of food label information: an exploratory invstigation in Potchefstroom, South Africa. Journal of Public Health Nutrition. 16(3):403-408. doi:10.1017/s136898001-200287X

Osei MJ, Lawer DR, Aidoo R. 2012. Consumers' use and understanding of food ;abel information and effect on their purchasing decision in Ghana: A case study of Kumasi Metropolis. Asian Journal of Agriculture and Rural Development. 2(3):351-365

Pemerintah RI. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesua Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Jakarta

Petrovici D, Ferne A, Nayga RM Jr, Drolias D. 2010. Nutritional knowledge, nutritional labels, and health claims on food: A study of supermarket shoppers in the South East of England. British Food Journal. 114(6):763-768.doi:10.1108/ 000707012-11234318

PrinslooN, Merwe D, Bosman M, Erasmus A. 2012. A Critical Review of the Significance of Food Labelling During Consumer Decision Making. Journal of Family Ecology and Consumer Sciences. Vol. 40

Ranilovic J, Baric IC. 2011. Differences between younger and older populations in nutrition label reading habits. British Food Journal. 113(1):109-121.doi:10.1108/ 00070701111097376

Ranilovic J, Baric IC. 2013. Perceived barriers and motives to reading nutrition label among label 'non-users' in Croatia. Croatian Journal of Food Technology, Biotechnology and Nutrition. 8(1-2):52-57


(5)

Santoso, Singgih.2010.Statistik Multivariat. Jakarta.PT.Elex Media Komputindo. Sevilla CG. 2007. Research Methods. Rex Printing Company. Quezon City.

Shi Zeng, Pei Xu, Zhigang Wang. 2011. Are nutrition labels useful for purchase of a familiar food? Evidence from Chinese consumers' puchase of rice. Journal of Business China.5(3):402-421.doi:10.1007/s11782-011-0137-0 Siegel S. 1994. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Terjemahan

Zanzawi Suyuti dan Landung Simatupang. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Signal L, Lanumata T, Robinson JA, Tavila A, Wilton J, Mhurchu CN. 2008. Perceptions on New Zealand nutrition labels by Maori, Pacific and low income shoppers. Journal of Public Health Nutrition. 11(7):706-713.doi:10.1017/S13689-80007001395

Singla M. 2010. Usage and understanding of food and nutritional labels among Indinan consumers. British Food Journal, 112(1):83-92:10.1108/00070-701011011227..

Sulaiman, W. 2002. Statistika Non-Parametrik: Contoh Kasus dan Pemecahannya dengan SPSS. Andi. Yogyakarta

Suliyanto 2014. Statistika Non Parametrik dalam Aplikasi Penelitian. Andi. Yogyakarta

Sumarwan U. 2011 Perilaku Konsumen : Teori dan Peneraannya dalam Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia Susanto.2008.Pengaruh Label Kemasan Pangan terhadap Keputusan Siswa Sekolah Menengah ke Atas dalam Membeli Makanan Ringan di Kota Bogor. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Susanto.2008.Pengaruh Label Kemasan Pangan terhadap Keputusan Siswa Sekolah Menengah ke Atas dalam Membeli Makanan Ringan di Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Umar, H.2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Wills JM, Schmidt DB, Blocka FP, Cairns G. 2009. Exploring global consumer attitudes toward nutrition information on food labels. Nutrition Reviews. 67:S102-S106.doi:10.1111/j.1753-4889.2009.00170.x.


(6)