Stuktur Tugas pokok Fungsi

53 menerapkan manajemen modern, yaitu menawarkan kemudahan, kecepatan, keamanan, dan etos hemat dalam penyaluran pinjaman. Karena itu, kalau pegadaian Syariah mengusung moto “Mengatasi Masalah Sesuai Syariah”. 75 Sebuah organisasi memerlukan perangkat, sama seperti pegadaian syariah juga memerlukan perangkat dan peralatan, perlengkapan untuk menunjang pelaksanaannya kinerja sebuah perusahaan. Selain yang paling utama ialah tugas pokok dan fungsi yang jelas bagi setiap staff untuk terwujudnya sasaran yang telah ditetapkan ketika membuat Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan RKAP, Rancangan Jangka Panjang RJP, dan Rancangan kerja tahunan. 76

1. Stuktur

Kantor cabang pengadaian adalah sebuah lembaga pegadaian syariah yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai konvensional. Untuk mewujudkan tercapainya tugas dan fungsi, maka dibentuk struktur kepemimpinan dari pusat hingga ke tingkat cabang.

2. Tugas pokok

Pegadaian syariah dibentuk sebagai unit bisnis yang mandiri dengan maksud untuk menjawab tantangan kebutuhan masyarakat yang mengharapkan adanya pelayanan pinjam-meminjam yang bebas dari unsur riba, maysir, dan gharar yang diharamkan oleh syariat Islam. Dalam kenyataannya di lapangan, bukan 75 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2001, Edisi II, cet. 1, hal. 501-502 76 Http:Zumardi.Blogspot.Com200912Contoh-Skripsi.Html, Di Akses Pada Tanggal 23 September 2012. Universitas Sumatera Utara 54 hanya perum pegadaian yang menjawab tantangan ini, tetapi ada juga lembaga lainnya. Dengan begitu, tidak ada pilihan lain bagi perum pegadaian bila ingin eksis dalam bisnis ini harus mampu menjawab tuntutan pasar, terutama tuntutan warga muslim. Oleh karena itu, dalam menyikapi hal ini, perum pegadaian KCPS yang mengemban tugas pokok untuk melayani kegiatan pemberian kredit kepada masyarakat luas atas dasar penerapan prinsip-prinsip gadai yang dibenarkan oleh syariah Islam.

3. Fungsi

Pegadaian syariah dalam menjalankan tugas pokok tersebut, maka KCPS berfungsi sebagai organisasi cabang perum pegadaian yang bertanggung jawab mengelola usaha kredit gadai secara syariah agar mampu berkembang menjadi institusi syariah yang mandiri dan menjadi pilihan utama warga masyarakat yang membutuhkan pelayanan gadai secara syariah. Untuk itu, masing-masing pimpinan di setiap jenjang organisasi menjalankan fungsi sebagai berikut: 77 1. Fungsi Manajer Kantor Cabang Pegadaian Syariah KCPS a. KCPS adalah ujung tombak operasional yang secara langsung memberikan layanan kepada warga masyarakat dalam transaksi gadai secara syariah. Oleh karena itu, pimpinan KCPS menjalankan fungsi sebagai pimpinan pelaksana teknis dari perusahaan yang berhadapan 77 Ibbid, Http:Zumardi.Blogspot.Com200912Contoh-Skripsi.Html, Di Akses Pada Tanggal 23 September 2012. Universitas Sumatera Utara 55 langsung dengan warga masyarakat. Secara organisatoris, manajer KCPS ini bertanggung jawab langsung kepada pimpinan wilayah Pimwil, dengan dibantu oleh General Manager Divisi Unit Syariah Pusat. b. Dalam pelaksanaan fungsi tersebut di atas, manejer CPS merekomendasikan kegiatan pelayanan peminjaman uang dengan menggunakan prinsip: gadai syariah Rahn dan sewa tempat ijarah tempat untuk penyimpanan barang gadaianjaminan marhun. c. Untuk membantu kelancaran tugas di KCPS, pimpinan cabang dibantu oleh staff sesuai dengan perkembangan kebutuhan masing-masing KCPS. 2. Fungsi Pimpinan Wilayah Pimwil dalam Pembinaan KCPS Sebelum terbentuk intitusi pegadaian syariah yang benar-benar terpisah dari perum pegadaian, maka Pimwil masih menjalankan fungsi sebagai Pembina atas pengoperasian gadai syariah di lapangan. Dalam menjalankan fungsi ini, para Pimwil bertanggung jawab yang dimulai dari merintis pembukaan KCPS, pembinaan operasional sehari-hari dan penanganan administrasi keuangan bagi selruh KCPS di wilayah operasionalnya. 3. Fungsi General Manager Divisi Usaha Gadai Syariah General Manager Divisi Usaha Gadai Syariah pusat berfungsi sebagai koordinator teknis pengelolaan KCPS sampai pembuatan laporan keuangan KCPS konsolidasi se-indonesia. General Manager dimaksud, bertanggung Universitas Sumatera Utara 56 jawab terhadap seluruh operasional KCPS agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP dan Rancangan Jangka Panjang RJP. Dalam hal teknis membuat kebijakan serta petunjuk operasional yang wajib ditaati oleh pimpinan KCPS. 4. Fungsi Direksi Dalam Pembinaan KCPS Direksi sebgai penanggung jawab keberhasilan seluruh unit bisnis perusahaan, baik inti maupun non inti, menjalankan fungsi sebagai penentu kebijakan strategis sekaligus mengendalikan kegiatan bisnis agar mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 5. Peranan dewan Pengawas Syariah DPS Untuk pengontrol pelaksanaan organisasi dan usaha, agar tetap sesuai dengan prinsip syariah maka pelaksanaan gadai syariah pada KCPS diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah DPS yang bertindak sebagai partner dari unit Divisi Syariah Perum Pegadaian. DPS adalah badan pengawas independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional DSN pada Lembaga Keuangan Syariah LKS yang terdiri dari pakar di bidang syariah, muammalah, dan memiliki pengetahuan umum di bidang perbankan dan keuangan. Tugas pokok DPS adalah mengawasi operasional layanan syariah yang berhubungan dengan prisip-prinsip syariah, Universitas Sumatera Utara 57 sebagaimana yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional. Oleh karena itu, peran DPS itu sendiri, antara lain: 1. Penasihat dan pemberi saran kepada direksi dan pimpinan divisi usaha gadai syariah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan syariah, dan 2. Sebagai mediator utama perum pegadaian dan DSN dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan praktik gadai syariah Rahn yang diawasinya kepada DSN, sekurang-kurangnya setahun sekali. Sejarah telah mencatat peran ulama yang begitu besar dalam pembangunan karakter nation building bangsa Indonesia, sudah sejak lama, ulama menjadi penggerak dan motivator dalam setiap perubahan dalam masyarakat. Kualitas keilmuan para ulama telah mendorong mereka untuk aktif membimbing masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ekonomi berbasis syariah ini sudah dimulai sejak Islam berdiri diatas landasan al-quran dan hadist dibawah pimpinan ekonom bijak yaitu Nabi Muhammad SAW. Setelah wafatnya perkembangan ekonomi Islam dibagi menjadi tiga fase : 78 Pertama, tahap dasar pada 450 Hijriah. Pada fase ini muncul ekonom- ekonom Islam seperti Abu Yusuf 182 H798 M dengan kitab Al- Kharaj yang banyak membahas mengenai keuangan publik plubic finance dan akuntansi syariah. Kemudian Muhammad bin al-hasan 189 H 804 M menelurkan Kitab Al-Iktisab Fii Al-Rizqi Al-Mustahab tentang bagaimana 78 Ibbid, Abdul Ghofur Anshori, hal. 168. Universitas Sumatera Utara 58 mendapatkan penghasilan hidup yang bersih dengan cara sewa-menyewa, perdagangan, pertanian dan industri dan kitab Al-Ashl yang membahas mengenai jual-beli salam, kemitraan, bagi hasil mudharabah. Abu ‘ubaid dengan kitabnya Al-Amwal yang menjelaskan tentang materi zakat, khums, dan fay’ie yang merupakan intervensi pemerintah atas keinginan masyarakat yang berlebihan. Mawardi dengan kitabnya Al-Hakam Al-Sulthoniyyah dan Al-Din Wad-Dunya yang membahas mengenai penerimaan negara dan prilaku individu sebagai produsen maupun konsumen. 79 Fase kedua, berkembang dengan lahirnya ekonom kenamaan yaitu al- ghazali 451-505 H1055-111 M dengan kitabnya Ihya Ulum Al-Din, Ushul Al-Fiqh, Al-Musytasyfa, Mizan Al-Amal, dan Al-Tibr Al-Masbuk Fii Nasihat Al-Mulk. Dalam kitabnya ia menjelaskan tentang korupsi, evolusi uang, riba dan penimbunan barang. Sedangkan Ibn Taimiyah 661-728 H1263-1328 M dalam kitabnya Al-Fatwa, Al-Hisbah dijelaskan mengenai konsep harga yang fair dan adil sesuai landasan moral masyarakat. Lalu Ibn Kholdun 732-808 H1332-1404 M dalam bukunya muqoddimah membahas tentang politik, sosial ekonomi Islam hingga perdagangan luar negeri. Fase ketiga, lahirlah Shah Waliyullah 1114-1176 H1703-1762 M dengan kitabnya Hujjatullah Al-Baligho yang menjelaskan tentang rasionalisasi pendapatan dan hingga dewasa ini muncul pakar ekonomi syariah seperti 79 http:mui.or.idindex.php?option=com_contentview=articleid=55:tentang-dewan syariah- nasionalcatid=39:dewan-syariah-nasionalitemid=58, diakses pada tanggal 27 juli 2012. Universitas Sumatera Utara 59 Umar Chapra, Nejatullah Sadiqqi dan lainnya. Di Indonesia seperti Syafii Antonio, Dawan Raharjo dan para ekonom muslim lainnya. Menurut Prof.Dr. Muhammad Abdullah Al-Arabi bahwa ekonomi Islam yang berbasis syariah memiliki keistimewaan berupa fleksibitas, dimana satu sisi bersifat tetap prinsip, namun pada sisi lain dapat berubah-ubah teknis keduanya merupakan bagian dari sistem yang menyeluruh kaffah, merealisasikan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. 80 Sebagai salah satu lembaga keuangan yang baru di masyarakat, keberadaan pegadaian syariah perlu disosialisasikan secara luas kepada masyarakat. Sebagaiman kita ketahui bersama bahwa lembaga pegadaian yang menyelenggarakan transaksi gadai telah berdiri sejak lama di indonesia, bahkan sejak zaman penjajahan dulu, sedangkan lembaga pegadaian yang menganut prinsip syariah mutlak diperlukan. Dalam mensosialisasikan keberadaan pegadaian syariah kepada masyarakat, setidaknya terdapat empat peran penting ulama sebagai Dewan Pengawas Syariah sebagai berikut : 81 Pertama, menjelaskan kepada masyarakat bahwa pegadaian syariah pada dasarnya adalah penerapan fiqih rahn. Sejak zaman dulu banyak literatur dan kitab-kitab fiqh klasik dan kontemporer banyak dijelaskan mengenai rahn, dan menegaskan tidak ada bunga dalam transaksinya dan sistem bunga dikonversikan menjadi ijarah. 80 Ibbid,http:mui.or.idindex.php?option=com_contentview=articleid=55:tentang-dewan- syariah-nasionalcatid=39:dewan-syariah-nasionalItemid=58, diakses pada tanggal 27 juli 2012. 81 Ibbid, Abdul Ghofur Anshori, hal. 170. Universitas Sumatera Utara 60 Kedua, dengan terwadahinya ulama dalam Dewan Syariah Nasional, ulama dapat mengeluarkan fatwa-fatwanya guna pengembangan produk, perluasan jenis transaksi yang bisa dilakukan oleh pegadaian syariah, dan hal- hal operasional lainnya. Hal ini sangat penting, karena selama pegadaian syariah hanya boleh bergerak dalam menjalankan usahanya sesuai dengan patokan yang diberikan oleh dewan syariah nasional.

4. Operasionalisasi Pegadaian Syariah