Uji Asumsi Klasik METODE PENELITIAN

H tidak ditolak jika F hitung F tabel H pada α = 5 . ditolak jika F hitung ≥ F tabel pada α = 5.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: 1 Normalitas, 2 Multikolinieritas, 3 Heteroskedastisitas.

3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov K-S, dimana jika angka signifikansi yang di tunjukkan dalam tabel lebih kecil dari pada alpha 5, maka dapat dikatakan data tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya apabila angka signifikansi didalam tabel lebih besar dari alpha 5 maka data telah memenuhi uji normalitas Ghozali, 2006:75. Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui grafik Histogram dan Normal P-Plot dan analisis statistik yakni: a. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik Normal P-Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan garis miring atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Analisis statistik, yakni dengan melihat uji statistik Non-Parametrik Kolmogrov- Smirnov K-S. Apabila hasil atau nilai Kolmogrov-Smirnov K-S dan nilai Asymp.sig 2-tailed atau probabilitasnya di atas 0,05, maka data telah memenuhi asumsi normalitas.

3.9.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah data ditemukan korelasi diantara variabel bebas independent variabel. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Gejala ini dapat di deteksi dengan nilai Tolerance dan nilai Variance Factor VIF. Nilai Tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi VIF = 1Tolerance. Nilai Cutoff atau batas yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance 0,10 , atau sama dengan nilai VIF 0,10. Setiap peneliti harus dapat menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas 0,95 Ghozali, 2006:105.

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah variabel model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual tetap, maka disebut homoskedatisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedatisitas yang dapat dilakukan dengan melihat grafik plot, dan uji park. Park Universitas Sumatera Utara mengemukakan metode bahwa varians S 2 merupakan fungsi variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan menguadratkan nilai residual U 2 i dari model kemudian kuadrat residual dilogaritmakan LnU 2 Cara menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatter plot, analisis data sebagai berikut: i. Kemudian nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5, maka dikatakan tidak terdapat heteroskesdatisitas dalam data model. Sebaliknya, jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5, maka dapat dikatakan terdapat heteroskedastisitas dalam data model Ghozali, 2006:139. 1. Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Deskriptif Objek Penelitian

4.1.1.1. Sejarah Singkat PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk Bah Lias Research Station Simalungun dibangun adalah dengan pertimbangan pada 2 hal yaitu: 1. Agronomi mengenai hal hal yang mendukung usaha perkebunan seperti pemupukan dan rekomendasi pemupukan yang sesuai untuk masing masing wilayah kebun milik perusahaan atau hal-hal yang menjadi masalah pada perkebunan. 2. Mempersiapkan bahan tanaman bibit yang terbaik nantinya bagi PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk, yang sesuai dengan lingkungan yang ada di kebun kebun milik perusahaan. Pada awal berdirinyanya Riset terdiri dari 5 orang staf yaitu 1 orang Kepala, 2 orang staf agronomi, 1 orang staf breeding dan 1 orang staf statistik, dan dibantu oleh 5 orang konsultan. Pada 1971 dimulai dilakukan percobaan agronomi dan pemuliaan tanaman diberbagai kebun PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk yang ada di Sumatra Utara. Fokus penelitian adalah tanaman karet dan kelapa sawit. Sejak tahun 1976 riset berada di Kebun Bah Lias Kabupaten Simalungun dan memperbanyak penelitian untuk tanaman Coklat dan Kelapa. Pada tahun 1985 Unit Riset telah melakukan 82 percobaan yang meliputi agronomi, pemulian tanaman dan hama dan penyakit, dan Universitas Sumatera Utara