Strategi TPS yang digunakan oleh para guru menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap Tingkah laku guru
Tahap 1 Thinking berfikir
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran kemudian siswa diminta untuk memikirkan
pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Tahap 2 Pairing berpasangan
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap
pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide
jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 Share berbagi
Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka
bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela
bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat
pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan hasil pekerjaannya.
2.1.5 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS
Sanjaya Zaifbio,2011 menyatakan bahwa keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu model pembelajaran diantarannya adalah sebagai berikut:
1. Melalui model pembelajaran kooperatif peserta didik tidak terlalu menggantungkan
pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari peserta didik yang
lain. 2.
Model pembelajaran
kooperatif dapat
mengembangkan kemampuan,
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3. Model pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain
dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. 4.
Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5. Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan
orang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waku, dan sikap positif terhadap sekolah.
6. Melalui model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Peserta didik dapat memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan
yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. 7.
Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan berpikir. Hal ini berguna untuk pendidikan jangka panjang.
2.1.6 Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS
Kelemahan metode TPS adalah pembelajaran yang baru diketahui, kemungkinan yang dapat timbul adalah sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan
rasa percaya diri, saling mengganggu antar siswa.Ibrahim Zaifbio, 2011. Kegiatan “berpikir-berpasangan-berbagi” dalam model Think-Pair-Share
memberikan keuntungan. Siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya waktu berpikir think time, Sehingga kualitas jawaban
juga dapat meningkat.Menurut Jones Zaifbio, 2011 akuntabilitas berkembang karena siswa harus saling melaporkan hasil pemikiran masing-masing dan berbagi berdiskusi
dengan pasangannya, kemudian pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan seluruh kelas. Jumlah anggota kelompok yang kecil mendorong setiap anggota untuk
terlibat secara aktif, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah berbicara di depan kelas paling tidak memberikan ide atau jawaban karena pasangannya.
Menurut Spencer Kagan dalam skripsinya Stevanus Oky Rudy Susanto, 2010 manfaat Think-Pair-Share adalah:
1 Para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan
Think-Pair-Share lebih banyak siswa yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para siswa mungkin mengingat
secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik, dan
2 Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan
jawaban siswa, mengamati reaksi siswa, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materipermasalahan yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya berkelompok 2-4 orang
dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 4.
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. 5.
Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
6. Kesimpulanpenutup.
2.2 Pengertian IPA