Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. T1 292008265 BAB IV

(1)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang membandingkan hasil belajar antara kelas kontrol yang pembelajarannya tidak diberi perlakuan dengan kelas eksperimen yang pembelajarannya diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share (TPS). Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi dan memotivasi siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru, guru memperlihatkan gambar tentang proses terjadinya angin darat dan angin laut, Kemudian guru menerangkan atau menjelaskan materi tentang pengaruh lingkungan fisik dan prosesnya yang terjadi pada lingkungan dan seringkali dalam menjelaskan guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dijawab, selain itu guru juga memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Setelah menerangkan materi tentang pengaruh lingkungan fisik dan prosesnya, guru membagikan lembar pengamatan kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan bersama-sama yang dalam satu kelompok siswa dibagi menjadi 4 orang.Setelah itu hasil dari diskusi kelompok dipersentasikan didepan kelas, masing-masing kelompok mengutarakan hasil pemikiran atau diskusi kelompoknya dengan bimbingan guru dan disertai dengan memberikan kesimpulan.Setelah tugas kelompok selesai siswa diberikan tugas mandiri dengan mengerjakan soal-soal.

penelitian ini terdapat hasil pretest pada kelompok siswa baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Deskripsi masing-masing data dijelaskan dalam uraian berikut ini. Pretest atau tes awal pada kelompok eksperimen dilakukan pada tanggal 06 Maret 2012, sedangkan pada kelas kontrol pretestnya diberikan pada tanggal 07 Maret 2012. Pretest (tes awal) dilakukan untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan postest pada kelas eksperimen diberikan pada tanggal 10 Maret 2012 dan kelas kontrol diberikan pada tanggal 21 Maret 2012, postest diberikan bertujuan untuk melihat ada tidaknya perubahan


(2)

terhadap hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan apakah ada peningkatan.

4.1.1 Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Perlakuan

Berikut ini dikemukakan data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan.

1) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Distribusi frekuensi skor pretest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Rangkuman distribusi frekuensi skor pretest kelas eksperimen

No Interval Frekuensi Persentase(%)

1. 40 -50 7 18,4

2. 53- 60 16 42,2

3. 65-73 11 28,9

4. 80-86 4 10,5

Total 38 100

Berdasarkan statistik deskriptif hasil pretes kelompok eksperimen didapatkan skor terendah 40 sebanyak 2 orang, skor tertinggi 86 sebanyak 1 orang, dan skor rata-rata 60,63 Dari data tabel 4.1 dibuat grafik seperti Gambar 4.2 berikut. Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran .

Gambar 4.1


(3)

Setelah dilakukannya uji Deskriptif Statistic seperti pada tabel 4.1 didapat nilai rata-rata dari hasil pretest kelompok eksperimen adalah 60,63.

2) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Sebelum diberikan perlakuan pada kelompok Kontrol didapat data hasil pretest kelompok kontrol seperti pada tabel 4.2 dibawah.Distribusi frekuensi skor pretest kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rangkuman distribusi frekuensi skor pretest kelas kontrol

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1. 40 -60 11 33,3

2. 66 - 80 22 66,6

Total 33 100

Berdasarkan statistik deskriptif dengan bantuan program komputer SPSS 16 for windows, hasil pretes kelompok eksperimen didapatkan skor terendah 40 sebanyak 1 orang, skor tertinggi 80 sebanyak 2 orang, dan skor rata-rata 66,64 Dari data Tabel 4.2. Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Gambar. 4.2


(4)

Dari data tabel 4.1 dan 4.2 diketahui bahwa rata-rata nilai antara kelompok eksperimen 60,63 dan kelompok kontrol 66,64. Jadi antara kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan yang sama.

4.1.2 Data Hasil Belajar Siswa Setelah Perlakuan

Berikut ini dikemukakan data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol setelah dilakukannya perlakuan.

1) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaraan

kooperatif tipe think pair share (TPS) maka didapat data hasil nilai postest kelompok eksperimen adalah seperti pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rangkuman distribusi frekuensi skor postest kelas eksperimen

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1. 65 -73 18 47,4

2. 80 -93 20 52,6

Total 38 100

Berdasarkan statistik deskriptif hasil postest kelompok eksperimen didapatkan skor terendah 65 sebanyak 2 orang, skor tertinggi 93 sebanyak 2 orang, dan skor rata-rata 77,55. Dari data Tabel 4.3 dibuat grafik. Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran


(5)

Gambar 4.3

Grafik batang skor postest kelompok eksperimen

Berdasarkan hasil data tabel 4.1 dan tabel 4.3 mengalami peningkatan hal ini terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh jauh berbeda bahwa nilai hasil belajar dengan menggunakan treatment lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang belum diberikan treatment.

2) Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model pembelajaraan konvensional didapat data hasil nilai postest kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4Rangkuman distribusi frekuensi postest kelas kontrol

No Interval Frekuensi Persentase(%)

1. 60 - 68 14 41,2

2. 73 -80 20 58,8

Total 34 100 %

Berdasarkan statistik deskriptif hasil postest kelompok kontrol didapatkan skor terendah 60 sebanyak 2 orang, skor tertinggi 80 sebanyak 5 orang, dan skor rata-rata 70,85. Dari data tabel 4.4 dibuat grafik. Hasil analisis statistik deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Gambar 4.4


(6)

Berdasarkan data tabel 4.3 dan tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen 77,55 dan kelompok kontrol 70,85. Jadi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki hasil belajar yang berbeda, kelompok eksperimen yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS).

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa SD. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata perolehan skor pretes maupun skor postes pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan rata-rata skor pretes maupun skor postes pada kelompok kontrol.

4.1 Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukannya uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji homogenitas, dan uji normalitas.

4.2.1. Uji validitas

Duwi priyatno 2010:90, validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Pada program SPSS 16.0 for window’steknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson ( Produk Momen Pearson) dan Corrected Item- Total Correlation. Soal yang akan diuji untuk pretest dan postes diuji validitasnya terlebih dahulu, uji validitas dilakukan guna untuk melihat kevaliditasan soal yang dibuat. Uji soal validitas dilakukan di SDN Salatiga 10 yang siswanya berjumlah 41 siswa.Soal yang diuji berjumlah 40 item 31 item yang valid dan 9 item yang tidak valid.


(7)

Tabel 4.5 Validitas Instrumen Soal Pre-test dan Pos-test

No Item yang valid Item yang tidak

valid 1. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 20, 21,

22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 36, 37, 38, 40.

11, 15, 18, 19, 23, 24, 33, 35, 39.

Jumlah 31 item 9 item

Uji tes validitas dilaksanakan di SDN Salatiga 10, pada tanggal 2 Maret 2012.Instrumen tes berjumlah 40 soal dan jumlah siswanya 41.Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan menggunakan Corrected Item- Total Correlation setelah dibandingkan dengan r kritis, diketahui soal yang valid adalah 31 butir.Dari soal yang valid dapat digunakan untuk soal Pre-test dan soal pos-test pada SDN Salatiga 03 (Kontrol), SDN Salatiga 05 (Eksperimen).

4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian

Untuk mengkaji keajegan atau ketetapan hasil tes yang dijawab siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam item instrumen soal yang dibuat dengan menggunakan metode Alpha (Cronbach’s) yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows

α> 0,9 = Sangat bagus α > 0,6 = Diragukan α> 0,8 = Bagus α > 0,5 = Jelek

α> 0,7 = Dapat diterima α < 0,5 = Tidak dapat diterima.

Tabel 4.6

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.917 40

Dari tabel diatas dimana hasil dari semua data item soal terlihat besarnya

Cronbach’s Alpha hasil dari uji reliabilitas adalah 0,917. Biasanya yang pengujian menggunakan batasan tertentu yaitu 0,7. Karena nilai di atas 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian tersebut reliabel.


(8)

Setelah data dari semua hasil uji validitas yang item soalnya tidak valid dibuang maka dapat terlihat hasil Cornbach’s Alphanya 0,927 lebih besar dibandingkan yang pertama, maka dengan demikian item soal tersebut memiliki koefisien reliabilitas sempurna sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

4.2.3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis

Independent Samples T Test dan One Way Anova atau SPSS 16.0 for windows. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua kelompok tersebut sama atau homogen.

Tabel 4.8 Hasil homogenitas pretest kelompok

Dari hasil output Test of Homogeneity of variances pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,912. Karena signifikansi skor pretest lebih besar alpha yang ditetapkan yaitu 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang sama

Tabel 4.7 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(9)

4.2.4 Hasil uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Hipotesis yang diajukan untuk mengukur normalitas distribusi populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ho = Data populasi distribusi normal.

Ha = Data populasi tidak berdistribusi normal

Adapun kriteria pengujian yang digunakan untuk mengukur normalitas populasi dalam penelitian ini adalah Ho diterima apabila nilai Sig > dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 5% (0,05). Table berikut menyajikan hasil dari uji normalitas soal pretest antara kelas eksperimen dan kelas control.

Tabel 4.9 Uji Normalitas Hasil Belajar Pretest kelas ekperimen dan kontrol

Dari hasil uji Normalitas untuk hasil pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat hasil sebagai berikut:

1. Untuk hasil uji pretest kelas kontrol pada tabel One- Sample Kolmogrov-SmirnovTest

didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,297. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai pretest kelas kontrol dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05

2. untukhasil uji pretest kelas eksperimen pada table One- Sample Kolmogrov-smirnov Test dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,497. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi berdistribusi normal. maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai pretest kelas eksperimen berdistribusi normalkarena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)> 0,05


(10)

Tabel 4.10 Uji Normalitas Hasil Belajar Pos-Test Kelas Eksperimen danKontrol

1. Untuk hasil uji Postest kelas kontrol pada tabel One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test

didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,039 Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai postest kelas kontrol dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)> 0,05

2. Untuk hasil uji Postest kelas eksperimen pada tabel One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,226. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai Postest kelas eksperimen dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)> 0,05.

4.3 Analisis Data

Analisis data untuk melihat peningkatan pretest postest kelas kontrol dan eksperimen serta perbedaan postest kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan bantuan SPSS 16.0 for window dengan melihat hasil Descriptive Statistics dan Group Statistics berikut:


(11)

4.3.1 Peningkatan Nilai Pretest Postest pada kelas kontrol

Tabel 4.11 Peningkatan Nilai Pretest dan Postest kelas Kontrol

Kelas pretest postest Perubahan hasil

kontrol 66,63 70,85 4,22

Pada Tabel 4.11 memberikan gambaran bahwa data pretest dan postest pada kelas kontrol mengalami peningkatan 4,22. Yang awalnya nilai pretest 66,63 setelah diberi perlakuan menjadi 70,85. Namun peningkatan yang terjadi masih kurang dalam membawa hasil belajar siswa.Hal ini membuktikan bahwa perolehan nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional masih berada pada level sedang.

4.3.2 Peningkatan Nilai Pretest Postest Pada Kelas Eksperimen

Tabel 4.12 Peningkatan Nilai Pretest-Postest Kelas Eksperimen

Kelas pretest postest Perubahan hasil

Eksperimen 60,63 77.55 16,92

Pada tabel 4.12 rerata nilai pretest dan postest pada kelas Eksperimen mengalami peningkatan sebesar 16,92, yang awalnya rerata nilai pretest 60,63 setelah diberi perlakuan nilainya menjadi 77,55. Dilihat dari hasil peningkatan yang didapat, ini membuktikan bahwa pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berhasil, dan nilai peningkatan yang diperoleh berada pada level tinggi.

4.3.3. Perbedaan Nilai Postest Kelas Kontrol Dengan Nilai Postest Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilakukan Uji T-test dengan menggunakan bantuan SPSS for window’s 16.0.Untuk melihat hasil perbedaan antara kelas kontrol dan kelas Eksperimen.


(12)

Tabel 4.13 Hasil Analisis Perbedaan antara Nilai Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Kelas Postest Perubahan hasil

Kontrol 70,85 4,22

Eksperimen 77,55 16,92

Pada tabel 4.13 diatas hasil belajar pada kolom ketiga dalam tabel didapat perubahan hasil 4,22 dengan didapat nilai rata-rata (Mean) pada kelas kontrol 70,85. Sedangkan pada kelas eksperimen peningkatannya 16,92 yang dimana nilai rerata siswa sebelum diberi perlakuan adalah 60,63 dan setelah diberi perlakuan nilai hasil belajar siswa menjadi 77,55. Maka dapat dilihat hasil rata-rata antara kelas Eksperimen yang diberi perlakuan (treatment) dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan (treatment) mengalami perbedaan.hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share berhasil.

4.4 Pengujian Hipotesis

Independent Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan (Duwi Priyatno 2010:32), uji t dilakukan untuk membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t table pada tingkat Alpha 5%. Ho diterima jika Sig > 0,05, dan Ho ditolak jika Sig < 0,05.

4.4.1 Uji T-Test

Tabel 4.14 Hasil uji posttest perbedaan dua rata-rata antara Kelas Eksperimen dan Kontrol


(13)

Dari hasil analisis uji beda didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan melihat tabel 4.14 Group Statistic nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 77,55 sedangkan untuk kelas kontrol nilai meannya adalah 70,85 hal ini membuktikan bahwa nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah kelas eksperimen ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share berhasil.

2. Hasil dari Independent Samples Test pada kolom t-test for Eguality of Means hasil nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000

Ho diterima jika signifikansinya > 0,05, dan Ho ditolak jika signifikansinya < 0,05

Oleh karena itu nilai t hitung > t tabel signifikansi pada uji f adalah 0,339 > 0,05, maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama). Dengan ini penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran IPA Siswa Sekolah Dasar diterima. Ini berarti hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share lebih efektif daripada hasil belajar siswa yang hanya diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) efektif digunakan dalam pembelajaran IPA.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah disajikan sebelumnya, berikut ini akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian.


(14)

4.5.1 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol. Hasil deskriptif diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 33 siswa yang ada di SD Negeri Salatiga 03 sebagai kelas kontrol, diperoleh nilai hasil pretest dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 66, 63. Sedangkan nilai postest dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 70,85. Dapat dilihat peningkatan hasil belajar yang terjadi adalah sebesar 4,22. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan, tetapi peningkatan nilai yang terjadi masih belum mempengaruhi hasil belajar siswa karena model pembelajaran yang digunakan konvensional.

4.5.2 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol. Hasil deskriptif diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 38 siswa yang ada di SD Negeri Salatiga 05 sebagai kelas Eksperimen, diperoleh nilai hasil pretest dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 60,63. Sedangkan nilai postest dengan rata-rata-rata-rata nilai (mean) sebesar 77,55.Dapatdilihat adanya peningkatan rata-rata nilai sebesar 77,55. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada kelas Eksperimen sebesar 16,92. Ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar (PBM) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berhasil.

4.5.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tabel 4.13 didapat nilai rata-rata (Mean) pada kelas Eksperimen 77,55, dan nilai rata-rata (Mean) pada kelas Kontrol 70,85. Maka dapat dilihat hasil rata-rata antara kelas Eksperimen yang diberi perlakuan (treatment) dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan (treatment) mengalami perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa dengan model pembelajaraan konvensional siswanya cenderung diam dan kadang-kadang ada yang asik sendiri membuat mainan dari kertas, adapun hanya beberapa siswa saja yang mau bertanya, hal tersebut jauh berbeda dengan kelas eksperimen yang proses pembelajaraannya menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share. Pada saat pembelajaraan berlangsung siswa-siswanya terlihat aktif dan antusias dalam bertanya sehingga kelas terasa hidup.


(15)

Hasil analisis statistik antara kedua kelompok tersebut homogen/varian karena nilai sig 0,912 > 0,05, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dilakukan penelitian berikutnya. Pada uji hipotesis dalam tabel Independent Samples Test diketahui nilai t hitungnya sebesar 3,795 probabilitasnya 0,000 maka hasil tersebut dapat dikatakan signifikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa SD Negeri Salatiga 05.Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada kelas eksperimen, diketahui hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang dalam pelaksanaan pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Osmaini S, Evi Suryawati dan Mariani N. L (dalam Skripsinya Stevanus Oky Rudy Santoso,2010) dengan judul “ Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas 1.7 SLTPN 20 Pekanbaru pada pokok bahasan keanekaragaman hewan TA. 2002/2003 diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan pendekatan TPS rata-rata hasil belajar siswa meningkat yang ditunjukan oleh daya serap siswa sebesar 78,85% termasuk dalam kategori baik, ketuntasan belajar siswa mencapai 90,48%. Aktivitas siswa meningkat rata-rata 69,27% yang termasuk kategori baik. Jadi dengan menerapkan pendekatan struktural TPS dapat meninkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapatkan pada saat pos tes, didapatkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi “Perubahan lingkungan fisik dan prosesnya” kelas IV SD Negeri Salatiga 05. Dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share siswa diberi kesempatan untuk menunjukan partisipasi kepada orang lain. Adapun faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah dalam proses belajar mengajar (PBM) peneliti yang mengajar.


(1)

Tabel 4.10 Uji Normalitas Hasil Belajar Pos-Test Kelas Eksperimen danKontrol

1. Untuk hasil uji Postest kelas kontrol pada tabel One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test

didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,039 Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai postest kelas kontrol dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)> 0,05

2. Untuk hasil uji Postest kelas eksperimen pada tabel One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test didapat Asymp. Sig. (2-tailed) dari table tersebut nampak nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,226. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > nilai taraf signifikansi berdistribusi normal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai Postest kelas eksperimen dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)> 0,05.

4.3 Analisis Data

Analisis data untuk melihat peningkatan pretest postest kelas kontrol dan eksperimen serta perbedaan postest kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan bantuan SPSS 16.0 for window dengan melihat hasil Descriptive Statistics dan Group Statistics berikut:


(2)

4.3.1 Peningkatan Nilai Pretest Postest pada kelas kontrol

Tabel 4.11 Peningkatan Nilai Pretest dan Postest kelas Kontrol

Kelas pretest postest Perubahan hasil

kontrol 66,63 70,85 4,22

Pada Tabel 4.11 memberikan gambaran bahwa data pretest dan postest pada kelas kontrol mengalami peningkatan 4,22. Yang awalnya nilai pretest 66,63 setelah diberi perlakuan menjadi 70,85. Namun peningkatan yang terjadi masih kurang dalam membawa hasil belajar siswa.Hal ini membuktikan bahwa perolehan nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional masih berada pada level sedang.

4.3.2 Peningkatan Nilai Pretest Postest Pada Kelas Eksperimen

Tabel 4.12 Peningkatan Nilai Pretest-Postest Kelas Eksperimen

Kelas pretest postest Perubahan hasil

Eksperimen 60,63 77.55 16,92

Pada tabel 4.12 rerata nilai pretest dan postest pada kelas Eksperimen mengalami peningkatan sebesar 16,92, yang awalnya rerata nilai pretest 60,63 setelah diberi perlakuan nilainya menjadi 77,55. Dilihat dari hasil peningkatan yang didapat, ini membuktikan bahwa pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berhasil, dan nilai peningkatan yang diperoleh berada pada level tinggi.

4.3.3. Perbedaan Nilai Postest Kelas Kontrol Dengan Nilai Postest Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilakukan Uji T-test dengan menggunakan bantuan SPSS for window’s 16.0.Untuk melihat hasil perbedaan antara kelas kontrol dan kelas Eksperimen.


(3)

Tabel 4.13 Hasil Analisis Perbedaan antara Nilai Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Kelas Postest Perubahan hasil

Kontrol 70,85 4,22

Eksperimen 77,55 16,92

Pada tabel 4.13 diatas hasil belajar pada kolom ketiga dalam tabel didapat perubahan hasil 4,22 dengan didapat nilai rata-rata (Mean) pada kelas kontrol 70,85. Sedangkan pada kelas eksperimen peningkatannya 16,92 yang dimana nilai rerata siswa sebelum diberi perlakuan adalah 60,63 dan setelah diberi perlakuan nilai hasil belajar siswa menjadi 77,55. Maka dapat dilihat hasil rata-rata antara kelas Eksperimen yang diberi perlakuan (treatment) dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan (treatment) mengalami perbedaan.hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share berhasil.

4.4 Pengujian Hipotesis

Independent Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan (Duwi Priyatno 2010:32), uji t dilakukan untuk membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t table pada tingkat Alpha 5%. Ho diterima jika Sig > 0,05, dan Ho ditolak jika Sig < 0,05.

4.4.1 Uji T-Test

Tabel 4.14 Hasil uji posttest perbedaan dua rata-rata antara Kelas Eksperimen dan Kontrol


(4)

Dari hasil analisis uji beda didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan melihat tabel 4.14 Group Statistic nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 77,55 sedangkan untuk kelas kontrol nilai meannya adalah 70,85 hal ini membuktikan bahwa nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah kelas eksperimen ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share berhasil.

2. Hasil dari Independent Samples Test pada kolom t-test for Eguality of Means hasil nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000

Ho diterima jika signifikansinya > 0,05, dan Ho ditolak jika signifikansinya < 0,05

Oleh karena itu nilai t hitung > t tabel signifikansi pada uji f adalah 0,339 > 0,05, maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama). Dengan ini penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran IPA Siswa Sekolah Dasar diterima. Ini berarti hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share lebih efektif daripada hasil belajar siswa yang hanya diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) efektif digunakan dalam pembelajaran IPA.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah disajikan sebelumnya, berikut ini akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian.


(5)

4.5.1 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol. Hasil deskriptif diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 33 siswa yang ada di SD Negeri Salatiga 03 sebagai kelas kontrol, diperoleh nilai hasil pretest dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 66, 63. Sedangkan nilai postest dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 70,85. Dapat dilihat peningkatan hasil belajar yang terjadi adalah sebesar 4,22. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan, tetapi peningkatan nilai yang terjadi masih belum mempengaruhi hasil belajar siswa karena model pembelajaran yang digunakan konvensional.

4.5.2 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol. Hasil deskriptif diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 38 siswa yang ada di SD Negeri Salatiga 05 sebagai kelas Eksperimen, diperoleh nilai hasil pretest dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 60,63. Sedangkan nilai postest dengan rata-rata-rata-rata nilai (mean) sebesar 77,55.Dapatdilihat adanya peningkatan rata-rata nilai sebesar 77,55. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada kelas Eksperimen sebesar 16,92. Ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar (PBM) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berhasil.

4.5.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tabel 4.13 didapat nilai rata-rata (Mean) pada kelas Eksperimen 77,55, dan nilai rata-rata (Mean) pada kelas Kontrol 70,85. Maka dapat dilihat hasil rata-rata antara kelas Eksperimen yang diberi perlakuan (treatment) dan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan (treatment) mengalami perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa dengan model pembelajaraan konvensional siswanya cenderung diam dan kadang-kadang ada yang asik sendiri membuat mainan dari kertas, adapun hanya beberapa siswa saja yang mau bertanya, hal tersebut jauh berbeda dengan kelas eksperimen yang proses pembelajaraannya menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe think pair share. Pada saat pembelajaraan berlangsung siswa-siswanya terlihat aktif dan antusias dalam bertanya sehingga kelas terasa hidup.


(6)

Hasil analisis statistik antara kedua kelompok tersebut homogen/varian karena nilai sig 0,912 > 0,05, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dilakukan penelitian berikutnya. Pada uji hipotesis dalam tabel Independent Samples Test diketahui nilai t hitungnya sebesar 3,795 probabilitasnya 0,000 maka hasil tersebut dapat dikatakan signifikan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa SD Negeri Salatiga 05.Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada kelas eksperimen, diketahui hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang dalam pelaksanaan pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Osmaini S, Evi Suryawati dan Mariani N. L (dalam Skripsinya Stevanus Oky Rudy Santoso,2010) dengan judul “ Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas 1.7 SLTPN 20 Pekanbaru pada pokok bahasan keanekaragaman hewan TA. 2002/2003” diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan pendekatan TPS rata-rata hasil belajar siswa meningkat yang ditunjukan oleh daya serap siswa sebesar 78,85% termasuk dalam kategori baik, ketuntasan belajar siswa mencapai 90,48%. Aktivitas siswa meningkat rata-rata 69,27% yang termasuk kategori baik. Jadi dengan menerapkan pendekatan struktural TPS dapat meninkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapatkan pada saat pos tes, didapatkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi “Perubahan lingkungan fisik dan prosesnya” kelas IV SD Negeri Salatiga 05. Dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share siswa diberi kesempatan untuk menunjukan partisipasi kepada orang lain. Adapun faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah dalam proses belajar mengajar (PBM) peneliti yang mengajar.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar.

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. T1 292008265 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. T1 292008265 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. T1 292008265 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar.

0 0 47

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaraan Kooperatif Think Pair and Share Berbantu Media Gambar pada Siswa Kelas IV SDN Margorejo Pati

0 0 6

38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaraan Kooperatif Think Pair and Share Berbantu Media Gambar pada Siswa Kelas IV

0 0 34

38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaraan Kooperatif Think Pair and Share Berbantu Media Gambar pada Siswa Kelas IV

0 0 32