56
saya memberikan pujian, dan menyemangati agar mendapat prestasi yang lebih bagus CW IV
.”
Cara lain yang bisa diterapkan pengasuh dalam memberikan dukungan terhadap anak adalah dengan memberikan kebebasan
untuk melakukan aktivitas sesuai dengan keinginnannya, namun pengasuh tetap memberikan pengawasan. Sebagaimana yang
diungkapkan AA, bahwa: ”Pengasuh sangat dukungan sekali, melalui motifasi-motifasi
dan juga dukungan secara materi. Diberi pujian dan semangat. Tidak membatasi jadi santri dibiarkan berekplorasi
dan dibimbing agar mengarah hal yang positif CW III
.” Hal ini ditegaskan oleh pengasuh, sebagaimana yang
diungkapkan ZF, bahwa: “saya memberikan dukungan terhadap santri lakukan,
caranya memberikan kepercayaaan santri dan tetap dalam pengawasan dan bimbingan serta memberikan penghargaan.
Jika santri memperoleh prestasi saya memberikan pujian dan terkadang memberikan hadiah CW VIII
.” Berdasarkan
responden, diketahui
bahwa pengasuh
memberikan dukungan terhadap santrinya dengan cara memberikan kebebasan terhadap santri untuk bertindak atau beraktivitas kedalam
hal yang positif dan pengasuh tetap memberikan pengawasan dan pengarahan terhadap apa yang dilakukan santrinya. Ketika santri
mendapat prestasi yang baik pengasuh memberikan penghargaan seperti memberi pujian dan motivasi bahkan hadia, agar santri tetap
melakukan yang lebih positif.
b. Batasan yang dilakukan pengasuh terhadap santri
57
Didalam upaya pengasuhan santri, kedisplinan perlu diterapkan sedini mungkin terhadap santri, namun mendisiplinkan
santri dengan memberi batasan dan tuntutan santri menggunakan tekanan termasuk pola pengasuhan otoriter yang akan memberikan
dampak negatif terhadap santri, yaitu santri merasa terkekang dan tidak bisa mengembangkan diri.
Di pondok pesantren Al Furqon pengasuh memberikan batasan terhadap santri untuk hal-hal yang dianggap memberikan
dampak negative terhadap santri, sebagaimana yang diungkapkan oleh RO, bahwa :
“Iya membatasi tetapi masih alam lingkup wajar, biasanya pergaulan mbak
CW III.” Hal ini juga diungkapkan oleh NN, bahwa:
“iya, saya membatasi santri dalam bergaul, karena diluar lingkungan pondok banyak memberikan efek yang tidak baik
untuk santri- santri CW IV.”
Namun untuk hal ini yang dianggap positif, pengasuh
memberi dukungan terhadap santrinya, bebagaimana yang di ungkapkan oleh AA bahwa:
“tidak membatasi jadi santri dibiarkan berekplorasi dan dibimbing agar mengarah hal yang positif CW
II .”
Hal serupa juga diungkapkan oleh IC, bahwa: “ saya tidak membatasi kegiatan santri selama itu hal yang
positif, agar mereka bisa belajar untuk bertanggung jawab dan mereka masih membutuhkan pengawasan dan bimbingan
CW V
.”
58
Berdasarkan jawaban responden, diketahui bahwa pengasuh memberikan batasan-batasan terhadap santri dalam beberapa hal
yang dianggap berpotensi memberikan dampak yang negatif terhadap santrinya, seperti pergaulan terhadap lawan jenisnya
sehingga akan memengutamakan ketertarikan daripada tugas-tugas sebagai santri, dan hal-hal yang berpotensi mengancam keselamatan
santri, seperti lingkungan pondok pesantren yang kurang baik dalam pergaulan, namun untuk hal-hal yang dianggap positif, pengasuh
tidak memberikan batasan-batasan terhadap santri.
c. Aturan-aturan dan larangan pengaruh terhadap santrinya