34
Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono 2010:145 observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Sanafiah Faisal dalam Sugiyono 2010:226 mengklasifikasikan observasi menjadi observasi partisipatif, observasi yang terang-terangan
dan samar, dan observasi yang tak berstruktur. Selanjutnya Spradley dalam Sugiyono 2010:227 membagi observasi partisipatif menjadi
empat, yaitu: a.
Partisipatif pasif
passive participation
Dalam hal ini peneliti dating di tempat kegiatan orang yang sedang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
b. Partisipatif moderat
moderate participation
Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan
data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.
c. Partisipatif aktif
active participation
35
Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
d. Partisipatif lengkap
complete participation
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumberdata. Jadi suasananya
sudah natural, peneliti tidak terlihat yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.
Dalam penelitian ini teknik observasi yang digunakan adalah observasi partisipatif moderat, di mana peneliti terlibat dengan kehidupan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian namun peneliti tidak terlibat dalam semua
kegiatan. Tujuan dilakukan observasi adalah untuk mengumpulkan data mengenai pola pengasuhan yang diterapkan di Pondok pesantren Al-
Furqon Sanden.
2. Wawancara
Menurut Nasution 2006: 113-114 Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh
informasi. Wawancara tidak sekedar percakapan biasa. Dalam interview diperlukan kemempuan mengajukan pertanyaan yang dirumuskan secara
tajam, halus, dan tepat, dan kemampuan untuk menangkap buah pikiran orang lain dengan cepat.
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono 2010:194-199 wawancara dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu:
36
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara ini, pertanyaan dan alternative jawaban yang diberikan kepada interview telah ditetapkan terlebih dahulu.
Keuntungan dalam pendekatan ini jawaban dapat dengan mudah dikelompokkan dan dianalisis. Kelemahannya adalah pendekatan ini
kaku dilakukan, dapat meningkatkan reliabilitas wawancara, tetapi dapat menurunkan kemampuannya mendalami persoalan yang
diselidiki. b.
Wawancara tak terstruktur Wawancara ini adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Informasi atau
data yang diperoleh dari wawancara sering bias karena pewawancara tidak dalam keadaan netral memiliki maksud tertentu sehingga
responden akan memberikan data yang bias. Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah
wawancara terstruktur, dimana dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan pedoman wawncara yang telah retsusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permaslahan yang akan
ditanyakan.
37
Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk menggali informasi secara langsung dan mendalam dari beberapa informan yang terlibat
dalam kegiatan pengasuhan anak di pondok pesantren Al-Furqon Sanden.
3. Dokumentasi