Kemampuan Bahasa Inggris Guru dan Siswa Tingkat Partisipasi Siswa dalam PBM

Bilingual Partial Immersion Program Sebagai Model Pembelajaran Berbahasa Inggris Menuju SMK Bertaraf Internasional di Daerah Istimewa Yogyakarta Namun demikian, masalah-masalah kecil tetap saja ada dalam PBM, yang mau tidak mau tetap berpengaruh terhadap jalannya PBM. Masalah-masalah inilah yang memerlukan penanganan lebih lanjut agar kedepannya PBM di kelas dapat berlangsung lebih optimal. Masalah-masalah yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berkaitan dengan hal di bawah ini.

a. Kemampuan Bahasa Inggris Guru dan Siswa

Sebagian besar guru kelas bilingual telah memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang cukup memadai dalam melaksanakan PBM. Hanya saja, kadang-kadang mereka mengalami kesulitan untuk membuat suasana pembelajaran menjadi natural karena mereka terlalu terfokus pada penggunaan bahasa Inggris dalam penyampaian materi. Di lain pihak, kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris secara aktif rata-rata masih kurang. Mereka terbiasa hanya menjawab pertanyaan guru saja, masih jarang memberikan opini dengan bahasa Inggris di kelas. b. Classroom Management Secara umum, teknik mengajar sebagian besar guru sudah cukup memadai meski masih perlu ditingkatkan lagi. Hanya saja, yang menjadi masalah dalam hal ini adalah manajemen waktu Bilingual Partial Immersion Program Sebagai Model Pembelajaran Berbahasa Inggris Menuju SMK Bertaraf Internasional di Daerah Istimewa Yogyakarta maupun aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa dalam PBM, baik manajemen waktu maupun aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa dalam PBM. Kadangkala guru memberikan waktu terlalu banyak bagi siswa untuk mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan dalam waktu singkat, sehingga kelebihan waktu yang ada digunakan oleh siswa untuk mengobrol dengan teman- temannya. Penggunaan waktu dalam PBM pun akhirnya tidak optimal. Kegiatan yang dilakukan siswa di kelas pun tidak terlalu bervariasi sehingga di tengah-tengah pelajaran beberapa siswa mulai merasa bosan dan oleh karena itu, diperlukan variasi mengajar agar kelas menjadi lebih hidup.

c. Tingkat Partisipasi Siswa dalam PBM

Di beberapa kelas, siswa belum berperan aktif dalam PBM. Mereka cenderung menjadi pembelajar pasif yang jarang memberikan opini di kelas. Bisa jadi ini disebabkan oleh kemampuan bahasa Inggrisnya yang kurang maupun kemampuan guru yang kurang untuk memotivasi siswa agar menjadi pembelajar aktif. Mempertimbangkan adanya masalah-masalah tersebut di atas, maka tim peneliti merumuskan suatu bentuk pelatihan bagi guru kelas bilingual SMKN 1 Tempel sebagai berikut: Bilingual Partial Immersion Program Sebagai Model Pembelajaran Berbahasa Inggris Menuju SMK Bertaraf Internasional di Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Peserta pelatihan adalah guru kelas bilingual SMKN 1

Tempel dan beberapa guru mata pelajaran IPS dan Bahasa Inggris yang tertarik untuk mengajar di kelas bilingual total sekitar 40 orang 2. Pelatihan dilaksanakan selama 5 hari dengan rincian 3 hari untuk pelatihan dan 2 hari untuk workshop dan micro teaching bulan Juni di SMKN 1 Tempel dengan menghadirkan pengajar bahasa Inggris dari UNY. Hari pertama difokuskan pada peningkatan bahasa Inggris guru untuk meningkatkan skill umum dan juga bahasa Inggris khusus yang dipakai di kelas. Hari kedua difokuskan pada pelatihan strategi guru dalam menciptakan PBM yang interaktif dan menyenangkan di kelas.

3. Materi yang dicakup dalam pelatihan:

a. Describing Language b. General English c. Classroom English agar situasi PBM di kels berlangsung lebih natural dan guru tidak kelihatan terbebani dengan bahasa Inggrisnya. d. Listening Skill e. Speaking Skill f. Teaching Media Bilingual Partial Immersion Program Sebagai Model Pembelajaran Berbahasa Inggris Menuju SMK Bertaraf Internasional di Daerah Istimewa Yogyakarta g. Classroom Management untuk meminimalkan waktu yang terbuang dengan tidak efektif dalam PBM di kelas. h. Evaluation

i. RPP