Guru tidak selalu mampu menyediakan situasi nyata. Kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat yang menyajikan situasi nyata untuk
belajar seringkali tidak tersedia atau sulit dilakukan. Dalam keadaan seperti ini, guru tetap dapat menghadirkan situasi kehidupan dan feno-
mena lingkungan dengan membuat situasi buatan. Situasi dan aktivitas kelas ditata sedemikian rupa menyerupai apa yang terjadi dalam
lingkungan nyata. Dengan demikian, peningkatan pemahaman siswa tentang berbagai ihwal kehidupan pasar, misalnya, dapat dilakukan guru
dengan menyediakan kegiatan simulasi, yakni membuat situasi buatan. Pada kondisi ini, kelas dapat dirancang seperti pasar, sebagian siswa
berperan sebagai pembeli dan sebagian lainnya sebagai penjual. Seperti juga pada model situasi nyata, pada model ini pun dapat
dibedakan menjadi situasi buatan dengan siswa terlibat langsung dan situasi buatan dengan siswa tidak terlibat langsung.
3. Penggunaan Media Audio-Visual
Sumber belajar dapat pula dihadirkan melalui berbagai media, seperti media audio-visual. Cara ini menyajikan contoh situasi nyata atau contoh
situasi buatan dalam sajian tayangan hidup film, video. Tentu saja, cara ini lebih mudah menjadi pengalaman belajar kalau sajian tayangan
mengandung unsur cerita yang berkaitan dengan pengalaman dan imajinasi siswa. Guru dapat mencari dan menyeleksi film atau video yang
berisi ceritera atau laporan dokumenter yang sesuai atau ada kaitan dengan pokok bahasan tertentu dalam mata pelajaran yang diasuh. Film
atau video seperti itu kemudian ditayangkan di kelas atau temta khusus tertetu diikuti dengan diskusi bersama siswa sekaitan dengan tema dan
spot-spot cerita serta kaitannya dengan pokok bahasan mata pelajaran.
4. Penggunaan Media Visualisasi Verbal
Sumber belajar yang paling umum digunakan dalam mendukung pemahaman mengenai pokok bahasan adalah melalui media visualisasi-
verbal. Cara ini banyak berkaitan dengan membaca buku pelajaran, buku sumber, ensiklopedia, lembar kegiatankerja, cart, grafik, tabel. Pada
beberapa buku biasanya tidak hanya menyajikan uraian teks, tetapi juga dilengkapi dengan beragam ilustrasi gambar. Dengan demikian, siswa
yang memiliki daya abstraksi lemah dapat terbantu dengan keberadaan ilustrasigambar tersebut.
5. Penggunaan Media Audio Verbal
Guru terbiasa menggunakan cara audio-verbal dalam bentuk cera- mah. Pada keadaan ini, siswa senantiasa diam-pasif sambil
mendengarkan penjelasan guru. Kekurangan atau kelemahan cara ini adalah sebagian siswa tidak mudah untuk menyamakan informasi yang
diceramahkan guru dengan pengetahuan awal siswa. Kalau keadaan ini berkelanjutan, peristiwa belajar cenderung tidak berlangsung. Untuk
mengatasinya, guru harus mengurangi cara ini, atau kalau terpaksa perIu berceramah cukup antara 20-25 menit saja dan diselingi dengan kegiatan
yang mendorong penggunaan indera “Lihat, Raba, Penciuman, Rasa”. Materi yang diceramahkan pun perlu bersifat kontekstual dengan
pengalaman sebagian besar siswa.
6. Media Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK atau Information and Communication
Technology ICT berfungsi sebagai bahan dan alat pembelajaran. Sebagai bahan, TIK menjadi sebuah mata pelajaran yang diperkenalkan mulai pada
jenjang sekolah dasar sampai pada sekolah menengah atas. Sebagai alat pembelajaran, guru dianjurkan untuk memanfaatkan fasilitas TIK untuk
memfasilitasi pembelajaran di kelas. Beberapa jenis yang potensial dan sering digunakan sebagai alat bantu pembelajaran, misalnya radio,
televisi, dan komputer.
Media komputer memiliki banyak kelebihan dibandingkan media lainnya. Di samping memudahkan dan memperlancar pekerjaan, seperti
mengetik, menganalisis, atau mendokumentasi data dan informasi, media komputer juga dapat berfungsi sebagai perangkat untuk jaringan
komunikasi, seperti melalui internet, intranet, email, dan sebagainya. Oleh karena itu, akhir-akhir ini komputer telah banyak dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran, yang biasa disebut sebagai pembelajaran berbasis komputer PBK. PBK meliputi berbagai kegiatan belajar dan aplikasi
dengan menggunakan komputer. Dalam kegiatan pembelajaran, komputer dapat berfungsi sebagai tutor, alat tool, atau stimulator.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:
Siswa belajar sesuai kemampuan dan kecepatan masing-
masing.
Siswa belajar menurut masalah yang dihadapinya.
Siswa menerima balikan segera instant feedback.
Siswa merasa lebih bebas tanpa merasa diamati oleh orang lain.
Format pembelajaran dapat mencakup semua indera dan
aktivitas belajar, yaitu visual, audio, oral, dan gerak kinestetik.
Peluang untuk menyulang materi terbuka luas dan lebih banyak.
Penjadwalan bisa lebih fleksibel apabila laboratorium komputer diperlakukan sebagai sumber yang dapat diakses sendiri oleh
setiap siswa self-access learning resources.
Menawarkan materi dan kegiatan yang otentik dan interaktif.
Dari hasil pendampingan dan refleksi terhadap kemampuan guru menggunakan media dan sumber belajar di dalam proses pembelajaran,
ditemukan sejumlah keberhasilan di samping sejumlah kendala sebagaimana yang dipaparkan berikut ini.
F. Penilaian Hasil Belajar