terkecil. Dengan demikian, nilai sampling error yang terkecil menghasilkan efisiensi yang besar.
Menurut Sutarahardja 1997, nilai efisiensi relatif 200 suatu metode tree sampling terhadap metode konvensional mengandung arti bahwa untuk mendapatkan
ketelitian yang sama, maka jumlah petak ukur yang diperlukan pada metode konvensional 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan metode tree sampling. Jumlah petak ukur yang
lebih banyak atau intensitas sampling yang lebih besar akan memerlukan waktu dan biaya yang lebih besar, secara umum TSb lebih efisien dari pada TSa, karena pada pada TSa
jumlah petak ukurnya lebih sedikit 1 petak ukur mewakili luasan 4 hektar dan penempatannya dapat mengikuti pola metode konvensional, sedangkan pada TSb jumlah
petak ukurnya lebih banyak 1 petak ukur tiap hektar tergantung dari luasan petak yang di inventarisasi.
D. Pengujian antar metode
Pengaruh perbedaan metode terhadap keragaman dimensi tegakan diuji dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL , dimana penerapan berbagai metode
sampling sebagai perlakuan dengan jumlah unit contoh yang tidak sama, pengujian dengan RAL ini untuk mencari ada atau tidaknya perbedaan antar metode konvensional baik
dengan metode TSa 6, TSa 8, TSa 10, TSb 6, TSb 8 maupun TSb 10. Hasil perhitungan pendugaan volume, jumlah pohon dan luas bidang dasar tegakan
pada setiap KU dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Dari data hasil perhitungan tersebut kemudian dilakuan analisis ragam. Hasil analisis ragam berbagai metode sampling
dalam pendugaan volume pohon, jumlah pohon, dan Luas bidang dasar tegakan setiap KU disajikan pada Lampiran 4. Dari hasil analisis ragam tersebut, kemudian di buat rekapitulasi
hasilnya dan di sajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Rekapitulasi hasil analisis ragam pada setiap KU pada taraf 5
Pendugaan Hasil
KU V KU VI
KU VII Volume pohon
Sangat Nyata Sangat nyata
Sangat nyata
Jumlah pohon Sangat nyata
Sangat nyata Sangat nyata
Luas Bidang Dasar Sangat nyata
Sangat nyata Sangat nyata
Tegakan
Berdasarkan pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dugaan dimensi tegakan volume, jumlah pohon, dan luas bidang dasar tegakan pada setiap KU yang
dihasilkan dari ketujuh metode unit contoh adalah. Berbeda nyata pada taraf 5 . Rata-rata dari ketujuh metode unit contoh yang di cobakan memberikan hasil sama.
Untuk mengetahui metode tree sampling yang memberikan nilai rata-rata dugaan dimensi tegakan yang berbeda dengan metode konvensional kontrol, maka dilanjutkan dengan uji
Dunnett. Dalam uji Dunnett ini dibutuhkan sebuah nilai tunggal untuk dijadikan sebagai pembanding.
Mengingat setiap metode jumlah unit contohnya berbeda, maka nilai pembanding Dunnett tersebut perlu dikoreksi dengan faktor pengganda C yang besarnya dirumuskan
sebagai berikut: C =
2 1
1 1
n n
+
Dimana: n = jumlah ulangan untuk setiap metode i = Metode TSa 6, Tsa 8, Tsa 10, TSb 6, TSb 8,TSb 10
j = Metode konvensional Hasil uji Dunnett pada setiap metode dapat dilihat pada Lampiran 5 .
Rekapitulasi hasil dari uji Dunnett tersebut disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Rekapitulasi hasil uji Dunnett pada setiap KU
Pendugaan Metode Hasil
KU V KU VI
KU VII Volume
tegakan
TSa 6 Tidak nyata
Nyata Tidak nyata
TSa 8 Tidak nyata
Nyata Tidak nyata
TSa 10
Tidak nyata Nyata
Tidak nyata
TSb 6 Tidak nyata
Nyata Nyata
TSb 8 Tidak nyata
Nyata Nyata
TSb 10
Tidak nyata Nyata
Tidak nyata
Jumlah pohon
TSa 6 Tidak nyata
Nyata Tidak nyata
TSa 8 Tidak nyata
Nyata Tidak nyata
TSa 10 Tidak nyata
Nyata Tidak nyata
TSb 6
Tidak nyata Nyata
Tidak nyata
TSb 8 Tidak nyata
Nyata Nyata
TSb 10 Tidak nyata
Nyata Nyata
Luas Bidang
Dasar tegakan
TSa 6
Tidak nyata Nyata
Tidak nyata
TSa 8 Tidak nyata
Nyata Tidak nyata
TSa 10 Tidak nyata
Nyata Tidak nyata
TSb 6
Tidak nyata Nyata
Nyata
TSb 8 Tidak nyata
Nyata Nyata
TSb 10 Tidak nyata
Nyata Tidak nyata
Dari hasil uji Dunnet pada Tabel 11. terlihat bahwa di dalam pendugaan dimensi tegakan volume pohon, jumlah pohon dan luas bidang dasar tegakan pada KU V dan KU
VII hampir semuanya memberikan hasil yang tidak nyata terhadap metode konvensional kecuali pada metode TSb 6 dan TSb 8 memberikan hasil yang nyata, baik pada pendugaan
jumlah pohon, volume tegakan maupun pada pendugaan luas bidang dasar. Pada KU VI memberikan hasil yang nyata terhadap metode konvensional baik itu pendugaan volume,
jumlah pohon maupun luas bidang dasar. Berdasarkan uraian tersebut diatas tersebut, maka metode tree sampling dapat
digunakan untuk menggantikan metode konvensional, karena metode tersebut lebih praktis pelaksanaannya.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Metode yang digunakan dalam pendugaan volume dan luas bidang dasar pada KU V yang memiliki sampling error terkecil adalah metode TSb 10 pohon dengan nilai
masing-masing sebesar 15,40 dan 12,99 , sedangkan untuk pendugaan jumlah pohon yaitu Metode TSa 6 pohon sebesar 10.59 , sedangkan nilai efisiensi relatif yang paling
besar dihasilkan dalam menduga volume dan luas bidang dasar adalah metode TSb 10 pohon dengan nilai masing-masing sebesar 1085,19 dan 1019.18 , serta untuk
menduga jumlah pohon pada TSb 6 dengan nilai sebesar 1241,76 .
2. Pada KU VI dalam menduga volume dan jumlah pohon metode yang memiliki sampling error
terkecil adalah metode TSb 6 pohon dengan nilai masing-masing sebesar 8.15 dan 5.11 , sedangkan dalam pendugaan luas bidang dasar metode TSb10 pohon
sebesar 7.04 . Untuk efisiensi relatif, metode yang menghasilkan nilai tinggi adalah metode TSb 6 pohon sebesar 1085.67 dan 1075.52 yaitu pada pendugaan volume
pohon dan jumlah pohon, sedangkan pada pendugaan luas bidang dasar dengan nilai sebesar 976.82 dengan menggunakan TSb 10 pohon.
3. Untuk KU VII metode TSb 8 pohon menghasilkan nilai sampling error yang kecil dengan nilai sebesar 14.14 pada pendugaan volume. Pada pendugaan jumlah pohon
dan luas bidang dasar nilai sampling error terkecil pada metode TSb 10 pohon dengan nilai masing-masing sebesar 16.23 dan 10.04 . Sedangkan pada KU VII metode
yang mempunyai nilai efisiensi relatif terbesar untuk pendugaan volume adalah metode TSb 8 pohon sebesar 1792.71 , pada pendugaan jumlah pohon dan luas bidang dasar
adalah metode TSb 10 yang memiliki efisiensi relatitif dengan nilai masing-masing sebesar 638.16 dan 2920.86 .