II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Mengenai Inventarisasi Hutan
Inventarisasi hutan merupakan suatu teknik mengumpulkan, mengevaluasi dan menyajikan informasi yang terspesifikasi dari suatu areal hutan karena secara umum hutan
merupakan areal yang luas, maka datanya biasanya dikumpulkan dengan kegiatan sampling De Vries, 1986.
Sedangkan Husch 1987 mengemukakan bahwa inventarisasi hutan adalah suatu usaha untuk menguraikan kualitas dan kuantitas pohon-pohon hutan serta berbagai
karakteristik areal tanah tempat tumbuhnya. Suatu Invetarisasi hutan yang lengkap dipandang dari segi penaksiran kayu harus berisi deskripsi areal berhutan serta
pemilikannya, penaksiran pohon-pohon yang masih berdiri dan penaksiran tempat tumbuh dan pengeluaran hasil.
B. Sampling dalam Inventarisasi Hutan
Inventarisasi hutan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu melakukan pengukuran seluruh populasi atau disebut dengan cara sensus full enumeration dan dengan cara
pengambilan sebagian dari populasi sampling. Cara pertama menghasilkan cara yang cermat tetapi memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama, sedangkan cara kedua
yaitu lebih efisien dan efektif dari segi biaya dan waktu serta datanya mewakili semua unit contoh sehinggga cara kedua lebih lazim diterapkan Harbagung,1985
b
Cochran 1991 menyatakan bahwa terdapat beberapa keuntungan dan kelebihan metode penarikan contoh bila dibandingkan dengan sensus:
1. Menekan biaya karena intensitas lebih kecil 2. Lebih cepat
3. Cakupan lebih besar 4. Tingkat ketelitian lebih besar
Menurut Hitam 1980, inventarisasi merupakan salah satu kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam rangkaian manajemen hutan nasional yang baik dengan tujuan untuk
menentukan setepatnya dengan waktu dan biaya yang terbatas terhadap potensi maupun mengetahui keadaan tegakan atau nilai-nilai pohon yang sedang berdiri pada suatu tegakan
hutan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui suatu penaksiran dengan pengambilan contoh pada tegakan yang dimaksud.
C. Bentuk-bentuk Petak Ukur