Uji Heteroskedastitas Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana faktor-faktor pengganggu yang satu

terkena multikolinieritas dan sebaliknya, jika R 2 majemuk R 2 parsial maka model empirik terkena gangguan multikolinieritas. Tabel 4.4.2 Hasil Uji Klein Variabel R 2 Majemuk R 2 Parsial Keterangan PMDN dengan PMA dan AK 0.940973 0.149268 R 2 Majemuk R 2 Parsial Tidak terkena multikolinieritas PMA dengan PMDN, dan AK 0.940973 0.159717 R 2 Majemuk R 2 Parsial Tidak terkena multikolinieritas AK dengan PMDN dan AK 0.940973 0.014266 R 2 Majemuk R 2 Parsial Tidak terkena multikolinieritas Sumber : Data diolah dengan eviews Lampiran Pada tabel 4.4.2 dapat dilihat bahwa nilai R 2 majemuk R 2 parsial, yakni 0.940973 0.149268, 0.159717, 0.014266. Berdasarkan metode Klein dapat disimpulkan bahwa model empiris yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah multikolinieritas.

4.4.3 Uji Heteroskedastitas

Salah satu asumsi klasik yang menjadi bagian dalam prosedur uji disini adalah uji heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas merupakan salah satu asumsi OLS jika varian residualnya tidak sama. Untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji White dalam program Eviews. Tabel 4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic 0.764348 Prob. F6,24 0.605015 ObsR-squared 4.973354 Prob. Chi-Square6 0.547235 Sumber : Data diolah dengan Eviews lampiran Dalam mengambil keputusan terdapat heteroskedastisitas atau tidak, pertama-tama harus ditentukan terlebih dahulu nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas ObsR-squared α = 5 atau 0,05, maka model terkena heteroskedastisitas. Berdasarkan tabel 4.4.3 uji Uji White diperoleh nilai prob ObsR-squared sebesar 0.547235 α = 5 atau 0,05 berarti model terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

4.4.4 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana faktor-faktor pengganggu yang satu

dengan yang lain saling berhubungan. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Lagrange Multiplier LM. Tabel 4.4.4 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.038298 Prob. F2,25 0.151341 ObsR-squared 4.346261 Prob. Chi-Square2 0.113821 Sumber: Hasil Pengolahan data eviews Lampiran Dalam mengambil keputusan terdapat heteroskedastisitas atau tidak, pertama-tama harus ditentukan terlebih dahulu nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas ObsR-squared α = 5 atau 0,05, maka model terkena autokorelasi. Berdasarkan tabel 4.4.4 uji Lagrange Multiplier LM diperoleh nilai prob ObsR-squared sebesar 0.113821 α = 5 atau 0,05 berarti model terbebas dari masalah autokorelasi.

4.5 Pembahasan