86
5.2.2. Analisis Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani
Komoditas Hortikultura Komoditas yang dibudidayakan oleh para petani sebagai pengelola lahan
milik atau lahan sewa pada lahan usahanya, baik yang berupa tegalan, maupun pekarangan berupaya mengintegrasikan teknologi, kapital, dan tenaga kerja untuk
mengeksploitir sumberdaya lahan yang dikuasainya berupaya memaksimumkan profit yang diperoleh. Namun pendapatan dari usahatani yang dikelola belum bisa
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disebabkan sempitnya kepemilikan luas lahan yang menyebabkan sulitnya melakukan pengaturan penanaman dalam suatu
hamparan guna memperoleh volume produksi yang mencukupi untuk skala pertanian berorientasi industri.
Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur yang mencakup Desa Sukatani dan Desa Sindangjaya sangat berbeda. Perbedaan ini menyangkut aspek-aspek
sumberdaya tanah, sumberdaya air, sumberdaya manusia, unsur teknologi, dan perekonomian masyarakat. Hal ini terlihat di Desa Sukatani dalam penggunaan
pupuk secara rata-rata untuk luasan 0,13 ha sebesar Rp.232.857,- dan tenaga kerja secara rata-rata sebesar Rp.471.086,- lebih besar dari pada Desa Sindangjaya yang
tanahnya lebih subur dan jenis pola tanam tumpangsari lebih banyak atau beragam yang berpengaruh juga pada perbedaan pendapatan, baik secara rata-rata maupun
secara total, seperti tertera pada Tabel 17 dan 18. Tabel 17.
Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Rata-Rata Usahatani Pola Tanam Tumpangsari Komoditas Hortikultura di Lahan Petani Kawasan
Agropolitan Pacet
-Cianjur
No Aspek Usahatani
Desa Sukatani
0,13 ha Desa
Sindangjaya 0,11 ha
Kawasan Agropolitan
0,12 ha 1.
2. 3.
4. 5.
6. Input Variabel
Biaya Bibit Rp Biaya Pupuk Rp
Biaya Pestisida Rp Biaya Tenaga Kerja Rp
Biaya Penyusutan Alat RpMT Sewa Lahan Rp.5 jutahath
164.043 232.857
83.180 471.086
3.102 659.286
100.536 150.873
93.816 378.109
4.835 527.318
125.233 182.756
89.680 414.267
4.741 578.639
7. Total Biaya Rp
1.613.554 1.255.488
1.394.816 8.
Total Penerimaan Rp 2.634.143
3.005.791 2.861.261
9. Total Pendapatan Rp
1.020.589 1.750.303
1.466.526 Sumber: Data Primer 2006 diolah
87
Tabel 18. Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Total Usahatani Pola Tanam Tumpangsari Polyculture Komoditas Hortikultura di Lahan Petani Kawasan
Agropolitan Pacet-Cianjur
No Aspek Usahatani
Desa Sukatani
4,62 ha Desa
Sindangjaya 5,80 ha
Kawasan Agropolitan
10,42 ha 1.
2. 3.
4. 5.
6. Input Variabel
Biaya Bibit Rp Biaya Pupuk Rp
Biaya Pestisida Rp Biaya Tenaga Kerja Rp
Biaya Penyusutan Alat RpMT Sewa Lahan Rp.5 jutahath
5.741.500 8.150.000
2.911.300 16.488.000
108.584 23.075.000
5.529.500 8.298.000
5.159.900 20.796.000
265.918 29.002.500
11.271.000 16.448.000
8.071.200 37.284.000
374.502 52.077.500
7. Total Biaya Rp
56.474.384 69.051.818
125.526.202 8.
Total Penerimaan Rp 92.195.000
165.318.500 257.513.500
9. Total Pendapatan Rp
35.720.616 96.266.682
131.987.298 Sumber: Data Primer 2006 diolah
Kelas kemiringan lereng sangat berpengaruh pada pendapatan petani dari pola tanam tumpangsari yang diusahakan di kawasan agropolitan. Secara rata-rata
kebanyakan jenis tanaman yang diusahakan dan dikembangkan di kelas kemiringan lereng 8-15 dibandingkan dengan kelas kelerengan 0-8,
15-30, 30-45. Kondisi ini disebabkan curah hujan, kondisi fisik tanah, topografi, hidrologi dan atau drainase, serta tingkat kesesuaian lahan juga sangat
berpengaruh. Begitu juga teknik budidaya dan konservasi yang dilakukan tidak terlalu sulit dan tidak memerlukan biaya tinggi untuk biaya pemeliharaan atau
perawatan. Pada kelas kemiringan lereng 8-15 produktivitas lahan cukup tinggi
sehingga volume produksi tinggi dan penerimaan petani lebih tinggi dibandingkan pada kelas kemiringan lereng yang lain secara rata-rata maupun total, baik untuk
Desa Sukatani maupun Desa Sindangjaya. Di Desa Sukatani kondisi fisik tanah datar sehingga jarang atau relatif tidak ada petani yang mengusahakan di
kemiringan lereng 15-30 dan 30-45 berbeda dengan Desa Sindangjaya yang kondisi fisik tanah bergelombang sampai berbukit. Di Desa Sindangjaya luas
lahan yang diusahakan secara rata-rata di kemiringan lereng 15-30 dan 30- 45 masing-masing hanya luasan 0,05 ha. Akan tetapi apabila dilihat secara total
untuk kawasan agropolitan luasan pada kemiringan lereng 15-30 cukup luas 0,25 ha, dan di kemiringan lereng 30-45 seluas 0,15 ha, sebagaimana disajikan
pada Tabel 19 .
88
Tabel 19. Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Rata-Rata Usahatani Komoditas Hortikultura Pola Tanam Tumpangsari Polyculture Berdasarkan Kelas
Kemiringan Lereng Lahan Petani di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur Di Kawasan Agropolitan 0,12 ha
No Keterangan
Kelas Kemiringan Lereng 0-8
8-15 15-30
30-45 1
2 3
4 5
6 Bibit Rp
Pupuk Rp Pestisida Rp
Tenaga Kerja Rp Penyusutan Alat RpMT
Sewa Lahan Rp.5 jthath 277.622
318.399 189.088
775.692
10.217 1.179.487
262.739 406.864
165.109 899.371
7.532 1.246.372
79.000 118.100
156.000 245.600
4.533 245.000
75.000 116.500
115.000 227.333
2.569 250.000
7 8
9 Total Biaya Rp
Total Penerimaan Rp Total Pendapatan Rp
2.750.506 4.821.936
2.071.430 2.987.986
6.194.571 3.206.585
848.233 1.524.000
675.767 786.403
2.202.333 1.415.931
10 Luas Lahan ha 0,24
0,25 0,05
0,05 Di Desa Sukatani 0,13 ha
No Keterangan
Kelas Kemiringan Lereng 0-8
8-15 15-30
30-45 1
2 3
4 5
6 Bibit Rp
Pupuk Rp Pestisida Rp
Tenaga Kerja Rp Penyusutan Alat RpMT
Sewa Lahan Rp.5 jthath 151.083
177.583 104.550
410.000
4.368 608.333
166.724 244.293
78.759 483.724
2.841 669.828
7 8
9 Total Biaya Rp
Total Penerimaan Rp Total Pendapatan Rp
1.455.918 2.366.667
910.749 1.646.168
2.689.483 1.043.315
10 Luas Lahan ha 0,12
0,13 Di Desa Sindangjaya 0,11 ha
No Keterangan
Kelas Kemiringan Lereng 0-8
8-15 15-30
30-45 1
2 3
4 5
6 Bibit Rp
Pupuk Rp Pestisida Rp
Tenaga Kerja Rp Penyusutan Alat RpMT
Sewa Lahan Rp.5 jthath 126.538
140.815 84.538
365.692 5.849
571.154 96.015
162.571 86.350
415.647 4.691
576.544 79.000
118.100 156.000
245.600 4.533
245.000 75.000
116.500 115.000
227.333 2.569
250.000 7
8 9
Total Biaya Rp Total Penerimaan Rp
Total Pendapatan Rp 1.294.588
2.455.269 1.160.681
1.341.818 3.505.088
2.163.271 848.233
1.524.000 675.767
786.403 2.202.333
1.415.931 10 Luas Lahan ha
0,11 0,12
0,05 0,05
Sumber: Data Primer 2006 diolah
89
Tabel 20. Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Total Usahatani Komoditas Hortikultura Pola Tanam Tumpangsari Polyculture Berdasarkan Kelas
Kemiringan Lereng Lahan Petani di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur Di Kawasan Agropolitan 10,42 ha
No Keterangan
Kelas Kemiringan Lereng 0-8
8-15 15-30
30-45 1
2 3
4 5
6 Bibit Rp
Pupuk Rp Pestisida Rp
Tenaga Kerja Rp Penyusutan Alat RpMT
Sewa Lahan Rp5jthath 2.551.500
2.896.100 1.726.300
7.214.000
102.250 11.075.000
8.099.500 12.611.900
5.219.900 28.160.000
241.877 39.027.500
395.000 590.500
780.000 1.228.000
22.667 1.225.000
225.000 349.500
345.000 682.000
7.708 750.000
7 8
9 Total Biaya Rp
Total Penerimaan Rp Total Pendapatan Rp
25.565.150 46.118.500
20.553.350 93.360.677
197.168.000 103.807.323
4.241.167 7.620.000
3.378.833 2.359.208
6.607.000 4.247.792
10 Luas Lahan ha 2,22
7,81 0,25
0,15 Di Desa Sukatani 4,62 ha
No Keterangan
Kelas Kemiringan Lereng 0-8
8-15 15-30
30-45 1
2 3
4 5
6 Bibit Rp
Pupuk Rp Pestisida Rp
Tenaga Kerja Rp Penyusutan Alat RpMT
Sewa Lahan Rp5jthath 906.500
1.065.500 627.300
2.460.000 26.209
3.650.000 4.835.000
7.084.500 2.284.000
14.028.000 82.375
19.425.000 7
8 9
Total Biaya Rp Total Penerimaan Rp
Total Pendapatan Rp 8.735.509
14.200.000 5.464.491
47.738.875 77.995.000
30.256.125 10 Luas Lahan ha
0,73 3,89
Di Desa Sindangjaya 5,80 ha No
Keterangan Kelas Kemiringan Lereng
0-8 8-15
15-30 30-45
1 2
3 4
5 6
Bibit Rp Pupuk Rp
Pestisida Rp Tenaga Kerja Rp
Penyusutan Alat RpMT Sewa Lahan Rp5jthath
1.645.000 1.830.600
1.099.000 4.754.000
76.041 7.425.000
3.264.500 5.527.400
2.935.900 14.132.000
159.502 19.602.500
395.000 590.500
780.000 1.228.000
22.667 1.225.000
225.000 349.500
345.000 682.000
7.708 750.000
7 8
9 Total Biaya Rp
Total Penerimaan Rp Total Pendapatan Rp
16.829.641 31.918.500
15.088.859 45.621.802
119.173.000 73.551.198
4.241.167 7.620.000
3.378.833 2.359.208
6.607.000 4.247.792
10 Luas Lahan ha 1,49
3,92 0,25
0,15
Sumber: Data Primer 2006 diolah
Di Kawasan Agropolitan Pacet-Cianjur kebanyakan lahan sewa, karena pemiliknya tinggal di luar kota, misalnya Jakarta, Bogor, dan Bandung. Sehingga
dalam perhitungan pendapatan usahatani perlu dimasukkan berapa nilai sewa dalam satu luasan lahan yang diusahakan, misalnya Rp.5 jutahatahun. Untuk
90
Desa Sukatani luasan lahan sewa secara total 0,18 ha dan Desa Sindangjaya sebesar 0,05 ha. Secara total luas lahan sewa untuk kawasan agropolitan seluas
0,23 ha dan secara rata-rata lahan sewa seluas 0,08 ha. Untuk penggunaan alat pertanian juga perlu dilakukan perhitungan
penyusutan alat setiap musim tanam. Nilai penyusutan alat pertanian, misalnya cangkul, gacok, sprayer, parang, linggis dihitung berdasarkan harga beli, umur
ekonomis dan nilai sisa.
5.2.3. Analisis Kelayakan Usahatani Komoditas Hortikultura