Konflik Peran yang Dihadapi oleh Wanita Bekerja

6. Konflik Peran yang Dihadapi oleh Wanita Bekerja

Kodrat wanita menyebabkan wanita atau seorang ibu mendapat tugas untuk merawat dan mendidik anak. Seorang ibu yang bekerja di luar rumah tidak jarang yang merasa khawatir berlebihan apabila terjadi sesuatu yang kurang baik dalam kehidupan keluarganya ketika ia sedang bekerja. Munandar 1983 mengemukakan bahwa terdapat konflik peran yang terjadi pada wanita berkeluarga yang bekerja, yaitu: a. Peran sebagai ibu Perpisahan sementara yang terjadi pada ibu bekerja dengan anak dapat mengganggu perkembangan anak. Perpisahan sementara tersebut dapat menyebabkan keterikatan emosional antara anak dengan ibunya menjadi terganggu. Bowlby dalam Munandar, 1983 mengemukakan bahwa dalam perkembangannya, seorang anak dengan ibu bekerja di luar rumah tidak mendapat porsi kasih sayang yang cukup dari ibunya. Anak akan menderita maternal deprivation yang akan menyebabkan anak mengalami kesulitan emosional serta hambatan-hambatan dalam perkembangan daya fikirnya. Seorang anak yang ditinggal bekerja ibunya tidak selamanya diasuh oleh pengasuh. Ibu yang bekerja dapat menyebabkan anak terpaksa diasuh oleh orang lain secara berganti-ganti. Hal ini dapat menyebabkan anak mendapatkan pengalaman berganti-ganti dari tokoh ibu, sehingga anak harus berulang kali melakukan penyesuaian diri dengan situasi baru dan harus berulang kali menyambung ikatan emosional dengan orang baru. Bagi perkembangan anak, identitas diri wanita bekerja sebagai ibu harus diperkuat dan dipertahankan. b. Peran sebagai istri Bekerjanya seorang istri dapat menyebabkan kekhawatiran oleh suami terhadap pengasuhan anak, terganggunya penyelenggaraan rumah tangga dan pelayanannya sebagai istri. Budiman dalam Munandar, 1983 mengemukakan bahwa wanita sudah sewajarnya hidup di lingkungan rumah tangga. Tugas ini adalah tugas yang diberikan oleh alam pada wanita yaitu melahirkan dan membesarkan anak di dalam lingkungan rumah tangga, serta memasak dan memberi perhatian kepada suaminya agar sebuah hubungan rumah tangga yang tentran dapat diciptakan. Tidak jarang pula terdapat suami yang berterimakasih pada istrinya yang turut membantu bekerja. Ludiro Munandar, 1983 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang menunjang ibu untuk menjalankan tugas gandanya dengan baik antara lain melalui pengertian dan bantuan yang diberikan oleh suami. Munandar 1983 mengemukakan terdapat pandangan negatif terhadap wanita bekerja, yaitu: a. Deskriminasi berdasarkan jenis kelamin dalam suatu pekerjaan. Dalam suatu pekerjaan, terdapat pembagian kerja antara wanita dan pria, walaupun kenyataannya mereka sesama tenaga kerja. Tenaga kerja pria sering menganggap dirinya lebih unggul dan lebih cakap dalam bekerja daripada karyawati. b. Budaya tradisional menganggap bahwa wanita yang baik-baik yaitu mereka yang berasal dari keluarga yang berada atau keluarga bangsawan tidak lazim untuk bekerja. Wanita dari kalangan tersebut biasanya tinggal di rumah saja dan tidak mengerjakan pekerjaan yang berat dan kasar. Wanita yang harus bekerja ke luar rumah setiap hari adalah wanita dari kalangan menengah ke bawah. Anggapan tersebut belum dalam benak masyarakat hingga jaman modern ini. Wanita yang bekerja tidak jarang dianggap berstatus sosial lebih rendah dari pada wanita yang tidak bekerja. Kebutuhan ekonomi menjadi pendorong utama bagi seorang wanita untuk bekerja, namun hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan tanggungjawab wanita terhadap keluarga. c. Wanita yang bekerja tidak luput dari persoalan bagaimana menjalankan tugas dan tanggungjawabnya di lingkungan kerja yang mangharuskan bekerjasama dengan pria. Wanita berkeluarga yang tidak bekerja dan tidak berusaha mengenal dunia kerja suaminya, dapat terjerumus pada prasangka buruk yang menyangkut hubungan suaminya dengan rekan kerja wanita sekantor. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa dengan bekerja, wanita sering dihampiri rasa khawatir dan bersalah mengenai pengasuhan anak dan keberlangsungan rumah tangga. Konflik peran yang terjadi pada wanita berkeluarga yang bekerja dapat diminimalisir dengan adanya pengertian, dukungan dari orang terdekat yaitu suami dan pemahaman istri mengenai peranannya dalam rumah tangga.

C. Tingkat Kemandirian Anak Ditinjau dari Status Kerja Ibu

Dronkers 1995 dalam penelitiannya yang berjudul The Effect Of Occupations Of Working Mothers On The Educational Inequality, peluang pendidikan anak bukan terletak pada kondisi ibu yang bekerja atau tidak, namun tingkat pekerjaannya. Tingkat pekerjaan ibu tidak berpengaruh terhadap etnis maupun gender anak-anaknya. Tingkat pekerjaan ibu dipengaruhi oleh perubahan umum dari pajak, dan sistem upah. Pendapatan merupakan salah satu yang mendasari perekonomian rumah tangga. Keluarga dengan satu sumber pendapatan yang rendah dapat merugikan keluarga dengan tingkat pendidikan orangtua yang rendah. Tingkat pendidikan yang remdah akan mengakibatkan terbatasnya seseorang dalam memperoleh pekerjaan yang berkualitas. Hal ini yang menjadi salah satu faktor wanita bekerja untuk membantu pendapatan keluarga. Ibu yang bekerja paruh waktu tidak terlalu berpengaruh terhadap pengasuhan anak setelah ia dapat menyelesaikan pekerjaannya. Secara umum diasumsikan bahwa pendidikan ibu merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam pengasuhan dan tingkat pencapaian perkembangan anak. Pendidikan ibu merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Perkembangan anak tidak tergantung dari status

Dokumen yang terkait

Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Peserta Program Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Kasih Ibu Di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

6 118 72

HUBUNGAN PENDAMPINGAN IBU DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI BEBERAPA TK KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

0 4 18

PENDAHULUAN Etos Kerja Guru Pendidikan Anak Usia Dini Di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 6

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN Etos Kerja Guru Pendidikan Anak Usia Dini Di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 12

TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI POLA ASUH DEMOKRATIS TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI POLA ASUH DEMOKRATIS.

0 1 15

LANDASAN TEORI TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI POLA ASUH DEMOKRATIS.

0 6 21

DAFTAR PUSTAKA TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI POLA ASUH DEMOKRATIS.

0 2 4

Faktor-Faktor Penyebab Mobilitas Angkatan Kerja Usia Muda Di Desa Adinuso, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang.

0 0 2

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DITINJAU DARI IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA (di Kecamatan Samarinda Kota) Ravika Geofanny1 ABSTRACT - Index of /site/wp-content/uploads/2016/12

0 0 12

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DITINJAU DARI IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA (di Kecamatan Samarinda Kota) Ravika Geofanny

0 0 11