Hakikat Pembelajaran Landasan Teori

13 dipandang sebagai hasil belajar. Kematangan pada diri seseorang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, dan kematangan itu menjadi prasyarat untuk belajar. 3 Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Seseorang yang mampu memahami proses belajar dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari belajar pada kehidupan nyata, maka ia akan mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Apa yang dipelajari seseorang dapat diuraikan dan disimpulkan dari perubahan yang terjadi. Perubahan perilaku pada setiap individu berbeda-beda bergantung dari pengalaman yang mereka dapatkan. Pengalaman yang bermakna akan membentuk perilaku yang jauh lebih kuat. Sama halnya dengan proses belajar pada siswa, ketika proses belajar kurang bermakna akan mengakibatkan perubahan perilaku yang terjadi bersifat sementara. Karenanya dibutuhkan proses pembelajaran yang variatif yang mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya, mencari dan mencoba sendiri apa yang sedang mereka pelajari. Kegiatan semacam ini memberi kesan tersendiri bagi siswa sebagai hal yang menarik dan tidak membosankan yang berujung pada kebermaknaan sebuah pembelajaran. Dengan demikian, perubahan perilaku sebagai hasil proses belajar akan maksimal.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Kata pembelajaran diambil dari kata dasar “ajar” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”, diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar 14 Susanto 2013: 19. Pembelajaran menurut Briggs 1992 dalam Rifa’i 2011:191 adalah “seperangkat peristiwa events yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan ”. Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self instruction dan bersifat eksternal dengan guru sebagai pendidik. Sedangkan menurut Winkel 1991 dalam Siregar 2014: 12, “pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dengan sengaja dirancang untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk mengarahkan bagaimana siswa berperilaku. Perilaku yang ditunjukan siswa harus sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan sebagai hasil dari pembelajaran. Hasil belajar akan diperoleh secara maksimal ketika pembelajaran tersebut memberi makna bagi siswa. Untuk itu, kreativitas guru dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Gagne 1977 dalam Siregar 2014: 16-17 mengemukakan ada 9 prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut: 1 Menarik perhatian yaitu hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang lucu, aneh, kontradiksi atau kompleks. 2 Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran. 15 3 Mengingatkan konsepprinsip yang telah dipelajari. 4 Menyampaikan materi pelajaran. 5 Memberikan bimbingan belajar yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan. 6 Memperoleh kinerjapenampilan siswa yaitu siswa diminta untuk menunjukan apa yang telah dipelajari. 7 Memberikan balikan yaitu memberitahu seberapa jauh ketepatan penampilan siswa. 8 Menilai hasil belajar yaitu memberikan tes tugas. 9 Memperkuat retensi dan transfer belajar yaitu merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman. Ketika guru mampu melaksanakan pembelajaran sesuai prinsip yang ada, diharapkan akan tercipta pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran yang menarik akan mampu menarik minat belajar siswa yang akan diiringi dengan hasil belajar yang meksimal.

2.1.3 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV di MI Alwasliyah Jakarta Timur

0 9 147

KEEFEKTIFAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM KELAS IV SDN KAJONGAN KABUPATEN PEKALONGAN

0 25 311

KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SDN 1 PRIGI KABUPATEN BANJARNEGARA

2 19 225

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODEL MIND MAPPING MATERI SUMBER DAYA ALAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 MAJALANGU WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG

4 27 259

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI TARI PENDEK BERTEMA MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALIBATUR KABUPATEN BANYUMAS

3 59 277

PENGARUH SUMBER BELAJAR OTENTIK DALAM FIELD TRIP DI PANTAI TELUK AWUR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM

0 17 157

KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS III SDN GROGOLBENINGSARI KABUPATEN KEBUMEN

0 15 225

Pengaruh penerapan model pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Al Wasliyah Jakarta Timur

0 18 147

PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM KELAS XI IPS SMAN 1 SIANTAN.

0 1 1

KEEFEKTIFAN MODEL TPS BERBANTU MEDIA FOTO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOGANGIN KABUPATEN BANYUMAS

0 1 86