Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

dari sebuah pemikiran tentang sesuatu atau kajian bidang tertentu yang kemudian dirumuskan menjadi bahan pembelajaran serta dapat menunjang program pembel- ajaran. Bahan ajar yang didesain secara lengkap, dalam arti ada unsur media dan sumber belajar yang memadai akan mempengaruhi suasana pembelajaran sehingga proses belajar yang terjadi dari diri siswa menjadi optimal. Bahan ajar yang didesain secara bagus dan dilengkapi isi dan ilustrasi yang menarik akan menstimulasi siswa untuk memanfaatkan bahan ajar sebagai sumber belajar Hernawan dkk, 2010. Widodo dan Jasmadi 2008 mengemukakan lima kriteria bahan ajar, yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive,dan user friendly. Adapun pen- jelasannya adalah sebagai berikut: 1. Self instructional, yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu mem- belajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. 2. Self contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. 3. Stand alone, yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. 4. Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu an teknologi. 5. User friendly, yaitu setiap konstruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemu- dahan pemakai dalam merespons dan mengakses sesuai dengan keinginan. Keberadaan bahan ajar memiliki sejumlah fungsi dalam proses pembelajaran. Menurut panduan pengembangan bahan ajar oleh Tim Penyusun 2007, fungsi bahan ajar dijabarkan sebagai berikut : 1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. 2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus substansi kompetensi yang seharusnya dikuasai. 3. Alat evaluasi pencapaian dan penguasaaan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi kompe- tensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Bagi siswa, bahan ajar akan ber- fungsi menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari Lestari, 2013. Bahan ajar haruslah mempunyai sudut pandang yang jelas, terutama mengenai prinsip-prinsip yang digunakan, pendekatan yang dianut, metode yang digunakan serta teknik-teknik pengajaran yang digunakan. Bahan ajar sebagai pengisi bahan haruslah menyajikan sumber bahan yang baik. Susunannya teratur, sistematis, bervariasi, dan kaya akan informasi. Di samping itu harus mempunyai daya tarik kuat karena akan mempengaruhi minat siswa terhadap bahan ajar tersebut. Oleh karena itu, bahan ajar itu hendaknya menantang, merangsang, dan menunjang aktivitas dan kreativitas siswa Sakri, 2008. Menurut Amri dan Ahmadi 2010, bahan ajar berfungsi agar kegiatan pembel- ajaran menjadi lebih menarik, memberi kesempatan siswa untuk belajar mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru serta mempermudah siswa dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. Degeng 2008 menjelaskan prinsip-prinsip penulisan bahan ajar, yaitu: 1. Prinsip relevansi. Materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2. Prinsip konsistensi. Materi pembelajaran harus memiliki ketegasan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. 3. Prinsip kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Achmadi 2008 menjelaskan beberapa tahap dalam proses penyusunan bahan ajar sekolah sebagai berikut: 1. Telaah kurikulum Secara umum yang ditelaah dari kurikulum adalah landasan filosofi yang dijadikan dasar dalam pengembangan kurikulum. Landasan ini tercermin melalui pendekatan pembelajaran, tujuan pendidikan, isi, prosedur, dan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, serta sarana penelitian. 2. Penyusunan silabus Tahap berikutnya adalah penyusunan silabus. Tahap ini berguna dalam membantu perancangan umum sistematika setiap bahan ajar. Adapun komponen yang harus dikembangkan dalam silabus adalah : Standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sumber bahan. 3. Pengorganisasian bahan ajar Organisasi buku ajar tetap mengikuti struktur tata tulis pada umumnya, yakni di awali dengan pendahuluan, isi, dan penutup. Layaknya sebuah buku, buku merupakan suatu kesatuan yang bermakna. 4. Pemilihan materi Pemilihan materi yang dibahas pada setiap bab buku ajar perlu disesu- aikan dengan ukuran-ukuran standar berikut ini : Pemilihan materi standar sesuai dengan kurikulum, tujuan pendidikan, keilmuaan, dan relavansinya dengan perkembangan ilmu dan teknologi. 5. Penyajian materi Penyajian mater merupakan panduan terhadap cara menyajikan materi yang terdapat di dalam buku ajar. Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya adalah tujuan pembelajaran, pentahapan pembelajaran, menarik minat dan perhatian siswa, kemudahan dipahami, keaktifan siswa, hubungan bahan, norma, soal dan latihan. 6. Penggunaan bahasa dan keterbacaan Penggunaan bahasa Indonseia yang baik, jelas, dan benar serta bahasa ragam formalilmiah dalam penyajian materi adalah keharusan.