Validitas Instrumen Instrumen Tes

30 Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Koefisien relibilitas r 11 Kriteria 0,80 r 11 ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 r 11 ≤ 0,80 Tinggi 0,40 r 11 ≤ 0,60 Cukup 0,20 r 11 ≤ 0,40 Rendah 0,00 r 11 ≤ 0,20 Sangat rendah Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah instrumen yang memiliki reliabilitas yang tinggi atau sangat tinggi dengan koefisien reliabilitas yaitu lebih dari 0,6. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan reliabilitas yaitu 0,90 dengan interpretasi reliabilitas sangat tinggi sehingga instrumen tes yang digunakan dinyatakan reliable dan layak digunakan untuk memperoleh data penelitian yaitu data kemampuan representasi matematis siswa yang disajikan pada Tabel 3.7. Hasil perhitungan reliabilitas soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1. halaman 185

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memeperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 27 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas dan 27 siswa yang memperoleh nilai terendah disebut kelompok bawah. Azwar 2007: 138 menungkapkan menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus: = 31 Keterangan : DP : indeks daya pembeda butir soal tertentu : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah : jumlah skor ideal kelompok atas : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah : jumlah skor ideal kelompok bawah Kriteria tolak ukur daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Interpretasi DP 0,10 Sangat Buruk 0,10 DP 0,19 Buruk 0,20 DP 0,29 Agak baik, perlu revisi 0,30 DP 0,49 Baik DP 0,50 Sangat Baik Dalam penelitian ini, butir soal yang digunakan adalah soal memiliki nilai daya pembeda lebih dari 0,2 yaitu soal yang memiliki daya pembeda agak baik sampai sangat baik. Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen tes, didapatkan daya pembeda butir soal yang sudah memenuhi kriteria yaitu baik dan sangat baik yang disajikan pada Tabel 3.7. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2. halaman 186 .

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Menurut Sudijono 2011: 372 mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut: = 32 Keterangan: TK : Tingkat kesukaran suatu butir soal J T : Jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh I T : Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal. Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono 2011: 372 seperti pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Nilai Interpretasi 0,00 0,15 Sangat Sukar 0,16 0,30 Sukar 0,31 0,70 Sedang 0,71 0,85 Mudah 0,86 1,00 Sangat Mudah Menurut Sudijono 2011: 370 butir-butir soal dikatakan baik apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Dalam penelitian ini, butir soal yang digunakan adalah soal-soal yang memiliki interpretasi mudah, sedang, dan sukar. Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen tes, didapatkan tingkat kesukaran butir soal yang disajikan pada Tabel 3.7. hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2 halaman 186 . Setelah dilakukan analisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes kemampuan representasi matematis diperoleh rekapitulasi hasil tes uji coba dan kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.7. Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa koefisien reliabilitas soal adalah 0,90 yang berarti soal memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Daya pembeda untuk soal no 1 dan 3 dikategorikan baik, untuk no 2 dikategorikan sangat baik. Tingkat kesukaran

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 61

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Berkemampuan Awal Tinggi Kelas VII SMP Negeri 29 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 42 56

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

8 56 58

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Tamansiswa Telukbetung Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 10 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung T.P. 2013/2014)

1 19 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1Sekampung Udik Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 9 56

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pringsewu T.P. 2013/2014)

1 7 66

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

0 13 64