Sumberdaya Manusia Pertanian Jawa Timur
84
kelompoknya harusnya mempunyai kompetensi untuk merancang, merekayasa dan melakukan usaha agribisnis sebagai upaya meningkatkan kuantitas, kualitas dan
kemampuan untuk melakukan usaha secara mandiri dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Kelompok tani adalah kumpulan petanipeternakpekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi,
sumberdaya dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota Permentan, 2007. Kelompok tani sebagai pelaku usaha pembangunan
pertanian terbentuk berdasarkan keakraban dan keserasian serta kebersamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Pengukuran kemampuan kelompok tani sesuai surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 41KptsOT.21011992 tanggal
29 Januari 1992 adalah berdasarkan 5 lima jurus kemampuan kelompok. Di Jawa Timur, jumlah kelompok tani pada tahun 2007 sebanyak 30.750
kelompok pada tahun 2008 terjadi perkembangan jumlah kelompok tani 26.820 kelompok atau berkurang sebanyak 3.930 kelompok dan pada tahun 2009
bertambah 100 kelompok menjadi 26.920 yang terdiri dari Kelas Utama 256 kelompok, Madya sebanyak 3.576 kelompok, Lanjut sebanyak 13.171 kelompok
dan pemula 9.917 kelompok Tabel 17
Tabel 17 Kelompok tani di Provinsi Jawa Timur No.
Kelas kelompok tani
Jumlah kelompok tani Pertumbuhan
3 tahun 2007 2008
2009 2009
1. Utama 252 256 256
0,95 0,79
2. Madya 3.542
3.576 3.576 13,28
0,48 3. Lanjut
13.735 13.171
13.171 48,93 2,05
4. Pemula 13.221
9.817 9.917 36.84 12,36
Total 30.750 26.820
26.920 100.00
6,20
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 2009
Tabel 17 menunjukkan perkembangan kelas kelompok tani selama 3 tiga tahun yaitu kelas utama mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,79 begitu juga
kelas madya mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,48, sedangkan kelas lanjut mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,05 serta kelas pemula sebesar
12,36.
85
Penyuluh Pertanian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh Pejabat yang berwenang pada satuan
organisasi lingkupertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian. Permentan, 2007. Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
73PermentanOt.140122007 tentang Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas THL Tenaga Bantu Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan Pengamat
Hama dan Penyakit POPT-PHP. Jumlah penyuluh pertanian Jawa Timur pada tahun 2009 tercatat sebanyak 5.520 orang yang terdiri dari penyuluh pertanian di
Kabupaten dan Provinsi. Penyuluh pertanian di Kabupaten sebanyak 2.604 orang yaitu 2.645 penyuluh dan 2.875 orang THL-TB penyuluh di provinsi sebanyak 41
orang. Disamping tenaga penyuluh, Petugas Pertanian Kecamatan Mantri Pertanian juga merupakan petugas yang berinteraksi dengan petani beserta
kelompoknya. Perkembangan jumlah Petugas Pertanian Kecamatan Mantri Pertanian sampai dengan akhir tahun 2009 sebanyak 617 orang berkurang 35
orang dari tahun sebeluimnya sebanyak 652 orang. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah permintaan sarana produksi
tersebut, jumlah distributor dan kios pengecer berkembang pesat baik yang resmi maupun yang tidak resmi termasuk diantaranya kios-kios pengecer musiman yang
hanya muncul pada waktu-waktu tertentu pada saat pupuk dan pestisida tersebut banyak dibutuhkan petani. Kondisi seperti ini seringkali menyebabkan adanya
peluang terjadinya penyimpangan dalam berbagai bentuk pelanggaran seperti naiknya harga pupuk bersubsidi diatas ketentuan, melakukan penjualan pupuk dan
pestisida palsu dan illegal serta berbagai bentuk pelanggaran lainnya yang pada akhirnya sangat merugikan petani.Untuk menekan terjadinya pelanggaran dalam
peredaran dan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang hanya dilandasi untuk mendapatkan
keuntungan dalam tataniaga komoditi tersebut, maka peranan dan kinerja Petugas Pengawas Pupuk dan bahan pengendali OPT dalam melaksanakan kegiatan
pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida perlu secara terus menerus ditingkatkan.
Dalam sistem perlindungan tanaman ujung tombak keberhasilan kegiatan perlindungan tanaman terletak pada kinerja Petugas Pengamat Hama dan Penyakit
86
PHP yang saat ini disebut dengan Pejabat Fungsional Pengendali OPT POPT, yang dalam tugasnya mempunyai mandat untuk melakukan pengawasan peredaran
dan penggunaan bahan pengendali OPT. Untuk menunjang keberhasilan pengawasan pupuk dan bahan pengendali
OPT khususnya dalam penggunaan di lapang, peran POPT-PHP sesuai dengan tugasnya dapat dioptimalkan dengan memberikan tugas tambahan disamping tugas
utamanya sebagai pengamat OPT dan dampak fenomena iklim di wilayah kerjanya. Seiring dengan pemekaran wilayah di era otonomi daerah, jumlah POPT-PHP saat
ini belum mencapai kondisi ideal yang diharapkan, yaitu 1 satu orang POPT-PHP di tiap kecamatan. Oleh karena itu untuk memenuhinya telah ditetapkan pengadaan
tenaga harian lepas tenaga bantu POPT-PHP yang ditempatkan di wilayah kecamatan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan pedoman umum
pembinaan tenaga harian lepas tenaga bantu yang dipersiapkan untuk membantu tugas POPT-PHP dalam pengamatan OPT dan dampak fenomena iklim, sekaligus
pengawasan penggunaan pupuk dan bahan pengendali OPT di tingkat lapangan. Dimaksudkan dengan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan POPT
adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk
melakukan kegiatan pengendalian OPT. Sedangkan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan
Penyakit adalah Tenaga Bantu POPT yang direkrut oleh Departemen Pertanian selama kurun waktu tertentu sesuai dengan ketersediaan keuangan negara untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pembantu POPT, di wilayah pengamatan yang belum memiliki POPT, dengan ketentuan tidak mempunyai hak
untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Di Jawa Timur Petugas Pengamat Hama dan PenyakitPengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan PHPPOPT sebanyak 622 orang meliputi 516 orang fungsional PHPPOPT dan 101 orang THL PHPPOPT yang tersebar di 30
kabupaten SeJawa Timur dan 7 tujuh Laboratorium Pandaan-Pasuruan-Jabon- Mojokerto – Pamekasan – Madiun – Tanggul – Jember – Kening - Tuban dan
Tulungagung. Penerapan prinsip Pengendalian Hama Terpadu PHT untuk tanaman hortikultura yang dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan produksi
87
dengan pola Sekolah Lapang PHT SLPHT dan pemupukan modal bagi kelompok tani, perkembangan sampai dengan tahun 2009 terdiri 6.914 kelompok
88
V HASIL DAN PEMBAHASAN .