Pengetahuan Pre-Test dan Post-Test Pada Kelompok Eksperimen dan Praktik Pre-Test dan Post-Test Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Selisih Skor Pengetahuan Post-Test dan Pre-Test Kelompok Eksperimen

4.3.2 Pengetahuan Pre-Test dan Post-Test Pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol. Berdasarkan analisis uji statistik pada kelompok eksperimen dan kontrol, terdapat perbedaan pengetahuan menggosok gigi antara pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan kontrol. Dari uji wilcoxon dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan menggosok gigi yang bermakna antara pre- test dan post-test. Pada kelompok eksperimen dihasilkan p value = 0.000 p 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan menggosok gigi antara pree-test dan post-test pada kelompok eksperimen. Uji wilcoxon juga dilakukan pada kelompok kontrol dengan diperoleh hasil nilai p value= 0.038 p 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat peningkatan pengetahuan menggosok gigi antara pre-test dan pos-test pada kelompok kontrol.

4.3.2 Praktik Pre-Test dan Post-Test Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol Berdasarkan analisis uji statistik pada kelompok eksperimen dan kontrol, terdapat perbedaan praktik menggosok gigi antara pre-test dan post-test. Dari uji wilcoxon untuk praktik menggosok gigi pada kelompok eksperimen diperoleh nilai p value = 0,000 p0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan praktik menggosok gigi antara pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen. Uji wilcoxon juga digunakan pada praktik menggosok gigi kelompok control, dengan hasil uji wilcoxon diperoleh pada kelompok kontrol yaitu dengan hasil nilai p value = 0,739 p0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat peningkatan praktik menggosok gigi antara pre-test dan post-test pada kelompok kontrol.

4.3.3 Selisih Skor Pengetahuan Post-Test dan Pre-Test Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan hasil analisis dari uji wicoxon pada kelompok eksperimen dan kontrol dengan data yang tersedia berskala ordinal dan sampel tidak berpasangan maka uji selanjutnya yang digunakan adalah Uji man-whitney. Uji man-whitney digunakan sebagai perbandingan untuk mengetahui apa ada perbedaan pengetahuan menggosok gigi pada siswa setelah dilakukan intervensi yang berbeda pada masing- masing kelompok antara selisih skor post-test dan pre-test pengetahuan menggosok gigi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dasar pengambilan keputusan keputusan yang digunakan adalah berdasarkan nilai p value, jika nilai p value0,05 maka Ho diterima dengan arti tidak ada perbedaan, sebaliknya nilai p value0,05 maka Ho di tolak dengan arti ada perbedaan. Hasil analisis Uji man- whitney antara selisih skor post-test dan pre-test pengetahuan menggosok gigi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai p value = 0,000 p 0,005 hal ini berarti terdapat perbedaan peningkatan praktik menggosok gigi yang signifikan antara post-test dan pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4.3.4 Selisih Skor Praktik Post-Test dan Pre-Test Kelompok Eksperimen dan

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA VIDEO DAN POSTER BELAJAR MENGGOSOK GIGI SEBAGAI MEDIA PROMOSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI PADA ANAK PRASEKOLAH DI WILAYAH PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG

4 82 35

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Makanan Kariogenik Dan Menggosok Gigi Pada Anak Serta Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Karies Gigi Di Paud Taman Ceria Surakarta.

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Makanan Kariogenik Dan Menggosok Gigi Pada Anak Serta Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Karies Gigi Di Paud Taman Ceria Surakarta.

0 6 16

HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Suk

0 2 18

HUBUNGAN POLA JAJAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA Hubungan Pola Jajan Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Molar Pertama Permanen Pada Anak Usia 8-10 Tah

0 5 15

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG CARA MENGGOSOK GIGI YANG BAIK (METODE DEMONSTRASI) TERHADAP TINDAKAN MENGGOSOK GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V DI SD PERTIWI PADANG.

0 1 6

Menggosok Gigi di Saat Tepat.

0 1 2

GAMBARAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI TERHADA

0 1 14

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL OLEH PEER GROUP TERHADAP PENGETAHUAN MENGGOSOK GIGI KELAS 4 DAN 5 DI SDN KALICARI 01 SEMARANG

0 1 11

PENGARUH PENYULUHAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP PENGHAMBATAN PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA SISWA KELAS I-III SEKOLAH DASAR NEGERI II SOMAGEDE KECAMATAN SOMAGEDEKABUP ATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 17