1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan Pada Dinas Pendapatan Dan pengelolaan
Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu. 1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah
Kabupaten Labuhan Batu Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Dinas
Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi terhadap
kinerja karyawan. b.
Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan
teori–teori dan literatur yang peneliti peroleh dari bangku kuliah dan dapat memperluas wahana berfikir serta menambah wawasan kemudian
memperdalam pengetahuan dibidang manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai pengaruh komunikasi dalam meningkatkan kinerja
karyawan. c.
Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Komunikasi
Menurut Berelson dan Steiner dalam Fajar, 2009:32 komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui
penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, angka-angka, gambar-gambar, dan lainnya.
Menutur Kohler dalam Muhammad, 2009:1, komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi
dan para komunikator dalam orgnaisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.
Komunikasi merupakan suatu proses pengiriman pesan atau symbol- simbol yang mengandung arti dari seseorang komunikator kepada komunikan
dengan tujuan tertentu. Jadi dalam komunikasi itu terdapat suatu proses yang dalam tiap prosesnya mengandung arti yang tergantung pada pemahaman dan
persepsi komunikan. Oleh karena itu komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai apabila masing-masing pelaku yang terlibat di dalamnya
mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Apabila terdapat perbedaan persepsi maka tujuan komunikasi dapat gagal Suranto AW, 2005:16.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Purwanto 2006:11, proses komunikasi memiliki 6 tahapan yaitu:
a. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.
Sebelum dilakukan proses penyampaian pesan, maka pengirim pesan harus menyiapkan idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan. Ide
dapat diperoleh dari berbagai sumber. b.
Pengirim mengubah ide manjadi suatu pesan. Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti
dengan sempurna. Agar ide tersebut sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek apa yang ingin disampaikan,
maksud tujuan, penerima pesan, gaya personal dan latar belakang budaya.
c. Pengirim menyampaikan pesan.
Pada saat pengirim menyampaikan pesan dapat menggunakan berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan. Ketika menyampaikan pesan
dapat digunakan media komunikasi baik media tulis maupun lisan. d.
Penerima menerima pesan. Komunikasi antar seseorang dengan dengan orang lain akan terjadi bila
pengirim mengirimkan suatu pesan dan pengirim menerima pesan tersebut.
e. Penerima menafsirkan pesan.
Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim
harus mudah dimengerti dan tersimpan dalam pikiran si penerima pesan.
Universitas Sumatera Utara
Pesan dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.
f. Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara
mengirim sinyal atau umpan balik terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan beranekaragam, hal ini tergantung dari pasar yang diterima.
Kegiatan komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan yakni mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi
Fajar, 2009:32 Menurut Effendy 2006:27 ada empat tujuan komunikasi, yaitu:
a. Mengubah sikap to change the attitude, yaitu sikap individu atau
kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka terima.
b. Mengubah pendapat atau opini to change opinion, yaitu pendapat
individu atau kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka terima.
c. Mengubah perilaku to change the behavior, yaitu perilaku individu atau
sekelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang diterima. d.
Mengubah masyarakat to change the society, yaitu tingkat social individu atau kelompok terhadap sesuatu menajdi berubah atas informasi
yang mereka terima.
2.1.2. Iklim Komunikasi
Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh
Universitas Sumatera Utara
persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, dan ramah tamah dengan anggota yang lain. Iklim yang negatif
menjadikan a nggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.
Redding dalam Muhammad, 2009:85 mengemukakan bahwa iklim komunikasi lebih berpengaruh lebih luas dari pada persepsi karyawan terhadap
kualitas hubungan dan komunikasi antara anggota organisasi. Lima elemen penting iklim komunikasi menurut Redding, yaitu:
a. Supportiveness, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi
mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.
b. Partisipasi membuat keputusan.
c. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan perasaan.
d. Keterbukaan dan keterusterangan.
e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi. Iklim komunikasi penting karena mengaitkan konteks organisasi dan
membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi. Dengan mengetahui sesuatu tentang iklim suatu organisasi kita dapat memahami lebih baik apa yang
mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu. Muhammad, 84:2009.
Ada hubungan yang erat antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarah pada perkembangan iklim
diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-
Universitas Sumatera Utara
macam cara organisasi berperilaku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara
terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh
rasa persaudaraan. Menurut Denis dalam Muhammad, 2009:86 iklim komunikasi
merupakan kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan
dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi.
2.1.3. Jaringan Komunikasi
Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi atau peranan tertentu. Diantara orang-orang ini saling terjadi pertukaran
pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. Muhammad, 2009:102. Bila pesan mengalir melalui jalan resmi
yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan formal. Sedangkan jaringan komunikasi informal
merupakan komunikasi yang dilakukan dengan arus yang relatif serupa dengan jaringan komunikasi formal, namun komunikasi yang dilakukan tidak
memperhatikan posisi, sehingga pengarahan arus bersifat pribadi. Pesan jaringan formal biasanya mengalir dari atas kebawah atau dari atas kebawah dari
tingkatan yang sama atau secara horizontal.
Universitas Sumatera Utara
Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur
organisasi yaitu: 1.
Komunikasi kepada bawahan Komunikasi kebawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari
para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi kebawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, disiplin, perintah,
pertanyaan dan kebijaksanaan umum. Secara umum komunikasi kebawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe yaitu:
a. Intruksi tugas yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan
mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu mungkin bervariasi
seperti perintah langsung, diskripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu, alat-alat bantu melihat dan
mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebaliknya. b.
Rasional pekerjaan yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan
aktivitas lain dalam organisasi. c.
Ideologi merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan
kaitannya dengan perpektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari
Universitas Sumatera Utara
anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi.
d. Informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan
dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak
berhubungan dengan intruksi dan rasional. e.
Balikan yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya.
2. Komunikasi kepada atasan
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam
suatu organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan komunikasi ini adalah untuk
memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan
sikap karyawan, tipe pesan ini adalah integrasi dan pembauran. Komunikasi keatas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu,
yaitu: a.
Dengan adanya komunikasi ke atas dapat mengetahui kapan bawahan siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana
baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan. b.
Arus komunikasi ke atas member informasi yang berharga bagi pembuat keputusan.
Universitas Sumatera Utara
c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan
terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran
tentang jalannya organisasi. d.
Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
e. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan
apakah bawahan menangkap arti seperti yang dimaksudkan dari arus informasi kebawah.
f. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-
masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugas dan organisasi.
3. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritanya didalam organisasi. Pesan yang
mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau
tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. Tujuan
komuniksi horizontal antara lain: a.
Mengkoordinasikan tugas-tugas. Kepala-kepala bagian dalam suatu organisasi kadang-kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan
Universitas Sumatera Utara
untuk mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagian memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi.
b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas. Ide dari
banyak orang biasanya akan lebih baik dari pad aide satu orang. Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari
ide yang lebih baik. c.
Memecahkan masalah yang timbul antara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam
memecahkan masalah akan menambah kepercayaan dan moral dari karyawan.
d. Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian
organisasi dan dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting bagi perkembangan sosial dari anggota dan juga menciptakan
iklim organisasi yang baik. e.
Menjamin pemahaman yang sama. f.
Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka
mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan membantu kekompakan dalam kerja
kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Kinerja Karyawan
Setiap perusahaan baik perusahaan jasa maupun industri, menginginkan perusahaannya terus dapat bersaing dan survive. Hal ini tentu saja harus di
dorong oleh peningkatan kinerja seluruh karyawan. Dimana terdapat peningkatan secara kuantitas maupun kualitas dari hasil maksimal yang telah dilakukan oleh
karyawan terhadap pekerjaannya sesuai dengan job description yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi atau kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Mangkunegara,
2009:9. Berdasarkan pengertian kinerja dari pendapat ahli diatas, dapat ditafsirkan
bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas,
dan ketepatan waktu. Kinerja pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh semangat
kerjanya. Menurut Tika 2006:18, kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan
kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Kaitan Komunikasi Dengan Kinerja Karyawan
Suatu hubungan kerja yang baik antara atasan dengan bawahan dianggap sebagai pemicu tumbuh dan meningkatnya kinerja karyawan. Hal ini tidak dapat
dipungkiri bahwa komunikasi yang paling berperan Suranto AW, 2005:57. Kinerja karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Ada faktor yang
mempengaruhinya baik faktor internal maupun eksternal. Dari faktor eksternal, komunikasi sangat berperan karena melalui komunikasi yang efektif, pemimpin
perusahaan dapat mengoordinir sekaligus memberikan motivasi kepada karyawan. Dengan demikian tujuan perusahaan yang telah ditargetkan dapat tercapai karena
adanya kinerja dari karyawan yaitu berupa kualitas dan kuantitas pekerjaan, pemanfaatan waktu, serta kerjasama yang baik.
Sehingga diyakini bahwa ada hubungan dan pengaruh antara komunikasi dengan kinerja. Komunikasi mempunyai peranan dalam menumbuhkan dan
meningkatkan kinerja karyawan. Perusahaan pun dapat terus menjalankan kegiatannya secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Siti 2009, melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT. Radio Kidung Indah
Selaras Suara”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara komunikasi organisasi dengan efektivitas kerja karyawan, yang terbukti bahwa
terdapat pengaruh komunikasi organisasi dan efektivitas kerja karyawan sebesar 80. Dengan demikian, untuk hasil pengujian sebesar ini menunjukan terdapat
Universitas Sumatera Utara
pengaruh yang kuat sekali antar kegiatan komunikasi organisasi dengan
efektivitas kerja pegawai pada PT. Radio Kiss FM.
Sri 2005 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Indonesia Asahan Aluminiun Kuala
Tanjung”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan yang telah terbukti bahwa pelatihan
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Perbedaan hasil yang cukup jauh diantara kedua penelitian ini ternyata disebabkan oleh kurangnya kemampuan
karyawan dan pimpinan dalam berkomunikasi serta adanya penyimpangan dalam
penggunaan bentuk komunikasi.
2.3. Kerangka Konseptual