Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN ASSET

DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU

OLEH :

WIDYA INDAH RIZKY 070502002

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah, kasih, karunia dan ridhoNya hingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang tak terhingga penulis persembahkan kepada orang tua penulis Ayahanda Anto (Almarhum) dan ibu Pariana yang merupakan sumber semangat dan inspirasi terbesar dalam hidup penulis yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, motivasi, nasehat dan materil tiada pernah letih kepada penulis.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, nasehat dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Serkertaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(3)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu . Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis. 6. Ibu Dra.Yulinda, M.Si selaku Dosen Penguji I penulis.

7. Bapak Doli M.Dja’far, M. Si selaku Dosen Penguji II penulis.

8. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

9. Kakak, dan adik penulis.

10.Sahabat tercinta dan My Best friend Forever Iksan Natigor, SE

11.Kepada sahabat penulis : Yoe, Rahma, Fauzi Ichwana, Dita dan seluruh sahabat di manajemen ’07. Serta teman-teman penulis di kost Gg. Sipirok No.11 Dr. Mansyur.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Medan, Desember 2011


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung peningkatan kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, serta menginterprestasikan data yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu. Kemudian metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi liniear berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu.

Berdasarkan uji F diperoleh nilai sebesar 101.086 lebih besar dari F table yakni 2.78, artinya variabel bebas (iklim komunikasi dan jaringan komunikasi) secara bersama – sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh nilai sebesar 0.846, artinya keeratan hubungan komunikasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu adalah 84.6%. Kemudian dari pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai 0.709% artinya variabel bebas yakni iklim komunikasi dan jaringan komunikasi berpengaruh 70.9% terhadap variabel kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 4

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 6

2.1.1 Pengertian komunikasi ... 6

2.1.2 Proses komunikasi ... 7

2.1.3.Tujuan komunikasi ... 8

2.1.4.Bentuk komunikasi ... 8

2.1.5.Unsur- unsur komunikasi ... 8

2.1.6.Iklim komunikasi ... 9

2.1.7.Jaringan komunikasi ... 10

2.1.8.Kinerja karyawan ... …………...15

2.1.9.Kaitan komunikasi dengan kinerja karyawan ... 16

2.2. Penelitian Terdahulu ... 17

2.3. Kerangka Konseptual ... 18

2.4 . Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 21

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian... 21

3.3. Batasan Operasional…... 22

3.4. Definisi Operasional... 22

3.5. Skala Pengukuran Variabel... 24

3.6. Populasi Dan Sampel... 24

3.7. Jenis Data... 26

3.8. Metode Pengumpulan Data... 26

3.9. Uji Validitas Dan Reliabilitas... 26

3.10. Teknis Analisis... 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


(6)

4.1.1 Visi dan Misi... 32

4.1.2.Struktur Organisasi...33

4.2. Hasil Penelitian... 37

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas... 37

4.2.2. Analisis Deskriptif... 38

4.2.2.1. Analisis Deskriptif Responden... 38

4.2.2.2. Analisis Deskriptif Variabel…... 41

4.2.3. Uji Asumsi Klasik... 46

4.2.3.1. Uji Normalitas... 46

4.2.3.2. Uji Heteroskedastisitas... 49

4.2.3.3. Uji Multikolinearitas... 51

4.2.4. Analisis Regresi Linier Berganda... 52

4.2.5. Uji Hipotesis... 54

4.2.5.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)... 54

4.2.5.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 55

4.2.6. Pengujian Koefisien Determinasi (R²)... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 62

5.2. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... 67


(7)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 3.1: Defenisi operasional... 27

Tabel 3.2: Instrumen skala likert... 28

Tabel 4.1: Uji Validitas... 42

Tabel 4.2: Uji Reliabilitas...43

Tabel 4.3: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...44

Tabel 4.4: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...44

Tabel 4.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 45

Tabel 4.6: Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berkerja... 46

Tabel 4.7: Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Iklim Komunikasi ...46

Tabel 4.8: Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Jaringan Komunikasi...48

Tabel 4.9: Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Pegawai...50

Tabel 4.11: Uji Kolmologorov-Smirnov... 53

Tabel 4.12: Uji Glejser…... 56

Tabel 4.13: Uji Nilai Tolerance dan VIF... 57

Tabel 4.14: Uji Regresi Linier Berganda... 58

Tabel 4.15: Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)... 60

Tabel 4.16: Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 61


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual... 22

Gambar 4.1: Struktur Organisasi…... 41

Gambar 4.2: Grafik Histogram Uji Normalitas... 52

Gambar 4.3: Scatter Plot Uji Normalitas... 53


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian... 71

Lampiran 2: Output Uji Validitas dan Reliabilitas…... 76

Lampiran 3: Output Uji Asumsi Klasik... 76

Lampiran 4: Output Metode Regresi Linier Berganda... 76


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung peningkatan kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, serta menginterprestasikan data yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu. Kemudian metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi liniear berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu.

Berdasarkan uji F diperoleh nilai sebesar 101.086 lebih besar dari F table yakni 2.78, artinya variabel bebas (iklim komunikasi dan jaringan komunikasi) secara bersama – sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh nilai sebesar 0.846, artinya keeratan hubungan komunikasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu adalah 84.6%. Kemudian dari pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai 0.709% artinya variabel bebas yakni iklim komunikasi dan jaringan komunikasi berpengaruh 70.9% terhadap variabel kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan Batu.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan peristiwa sosial yang paling dominan terjadi dalam kehidupan manusia. Komunikasi berperan sangat penting manakala manusia ingin berinteraksi dengan manusia lainnya dan terus berkembang menjadi komunikasi yang sangat modern dan canggih. Perkembangan dan pentingnya komunikasi pada saat ini dapat dibuktikan dengan perangkat-perangkat komunikasi yang sudah semakin canggih dan relatif sudah menyebar di setiap lapisan masyarakat.

Selain dalam kehidupan bermasyarakat, komunikasi juga sangat berperan dalam kehidupan berorganisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, komunikasi diharapkan efektif sesuai dengan tujuan organisasi yang direncanakan.

Efektifitas komunikasi dapat dinilai dari kinerja sumber daya manusia dalam organisasi. Unsur penting dalam peningkatan kinerja dalam organisasi adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, produktifitas, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu memberikan kontribusi optimal kepada perusahaan. Untuk mendapatkan unsur-unsur yang dibutuhkan tersebut, organisasi membutuhkan koordinasi yang tepat kepada setiap sumber-sumber daya manusia dalam organisasi melalui komunikasi yang efektif.

Perngukuran terhadap rasa puas komunikasi yang dibatasi dengan rasa puas individual yang berhubungan dengan komunikasi informal dalam organisasi


(12)

yang tercermin dari kinerja masing-masing karyawan. Pengukuran terhadap rasa puas komunikasi dapat dilakukan dengan mengukur kualitas; 1. Iklim komunikasi; 2. Komunikasi dan supervise; 3. Integrasi organisasi; 4. Kualitas media; 5. Komunikasi horizontal dan informal; 6. Perspektif organisasi; 7. Komunikasi subordinat atau bawahan; 8. Balikan pribadi (Muhammad, 2009:87).

Menurut Mathis & Jackson (2002:17), kinerja suatu organisasi dapat dilihat dari seberapa efektif produk tersebut dan bagaimana pelayanan organisasi diteruskan kepada para pelanggan. Oleh karena itu, kinerja yang maksimal dari setiap karyawan amat diperlukan di organisasi ini mengingat produk yang dihasilkan adalah berupa jasa dan kepuasan pelanggan juga merupakan hal yang utama bagi organisasi.

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu berusaha untuk meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat di Kabupaten Labuhan Batu. Peningkatan kualitas layanan yang dilakukan yaitu melalui peningkatan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas pengkoordinasian pengelolaan pendapatan, baik yang bersumber dari pendapatan asli daerah, pemerintah pusat, dan dana pertimbangan lain – lain yang sah. Organisasi ini mengkoordinasikan dan menetapkan besarnya tarif pajak dan retribusi daerah, dan melaksanakan pelayanan kepada wajib pajak atas keberatan dan permohonan banding. Untuk mendukung peningkatan kualitas layanannya kepada masyarakat Labuhan Batu, organisasi ini menuntut kinerja optimal dari seluruh pegawai.

Untuk mendapatkan kinerja yang diinginkan, komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan dalam organisasi sangat diperlukan. Penerapan


(13)

komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan memperhatikan iklim komunikasi dan jaringan komunikasi. Adanya iklim komunikasi sangatlah penting karena iklim organisasi dapat memengaruhi cara hidup anggotanya, kepada siapa berbicara, siapa yang disukai, bagaimana cara kerjanya, bagaimana perkembangannya, apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara beradaptasi.

Agar karyawan memiliki kesempatan untuk beraktualisasi dan memanfaatkan kesempatan untuk beraktualisasi tersebut maka perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang memberikan kenyamanan bagi karyawan untuk menyampaikan ide dan mengaktualisasikan dirinya di perusahaan. Jika ditinjau secara luas iklim komunikasi merupakan gabungan persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons karywan terhadap karywan lainnya, harapan-harapan, konflik antar persona, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut.

Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi. Iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi. Dengan demikian, iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dari perilaku individu. Keputusan-keputusan tersebut dapat berupa melaksanakan pekerjaan secara efektif, untuk mengikatkan diri dengan organisasi, untuk jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam organisasi secara bersemangat, untuk mendukung rekan-rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan yang inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya.


(14)

Di dalam organisasi terjadi pertukaran pesan melalui jalan tertentu yang disebut dengan jaringan organisasi. Ukuran besar dan kecil serta struktur jaringan komunikasi setiap organisasi berbeda-beda. Misalnya, antara 2 orang, 3 atau lebih, dan mungkin saja di antara keseluruhan orang dalam organisasi (Muhammad, 2009:102). Peranan individu pun diatur sesuai dengan struktur dalam jaringan komunikasi yang dibentuk dalam organisasi sehingga membentuk pola hubungan interaksi tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian untuk mengkaji lebih lanjut fenomena yang terjadi di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Labuhan Batu. Adapun judul penelitian yang dilakukan adalah “Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

”Bagaimana komunikasi yang terdiri dari iklim komunikasi dan jaringan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu? ”


(15)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan Pada Dinas Pendapatan Dan pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori–teori dan literatur yang peneliti peroleh dari bangku kuliah dan dapat memperluas wahana berfikir serta menambah wawasan kemudian memperdalam pengetahuan dibidang manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai pengaruh komunikasi dalam meningkatkan kinerja karyawan.

c. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Komunikasi

Menurut Berelson dan Steiner (dalam Fajar, 2009:32) komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, angka-angka, gambar-gambar, dan lainnya.

Menutur Kohler (dalam Muhammad, 2009:1), komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam orgnaisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.

Komunikasi merupakan suatu proses pengiriman pesan atau symbol-simbol yang mengandung arti dari seseorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Jadi dalam komunikasi itu terdapat suatu proses yang dalam tiap prosesnya mengandung arti yang tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan. Oleh karena itu komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai apabila masing-masing pelaku yang terlibat di dalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Apabila terdapat perbedaan persepsi maka tujuan komunikasi dapat gagal (Suranto AW, 2005:16).


(17)

Menurut Purwanto (2006:11), proses komunikasi memiliki 6 tahapan yaitu:

a. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.

Sebelum dilakukan proses penyampaian pesan, maka pengirim pesan harus menyiapkan idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber.

b. Pengirim mengubah ide manjadi suatu pesan.

Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide tersebut sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), penerima pesan, gaya personal dan latar belakang budaya.

c. Pengirim menyampaikan pesan.

Pada saat pengirim menyampaikan pesan dapat menggunakan berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan. Ketika menyampaikan pesan dapat digunakan media komunikasi baik media tulis maupun lisan.

d. Penerima menerima pesan.

Komunikasi antar seseorang dengan dengan orang lain akan terjadi bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan pengirim menerima pesan tersebut.

e. Penerima menafsirkan pesan.

Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan dalam pikiran si penerima pesan.


(18)

Pesan dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.

f. Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara mengirim sinyal atau umpan balik terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan beranekaragam, hal ini tergantung dari pasar yang diterima. Kegiatan komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan yakni mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi (Fajar, 2009:32)

Menurut Effendy (2006:27) ada empat tujuan komunikasi, yaitu:

a. Mengubah sikap (to change the attitude), yaitu sikap individu atau kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka terima.

b. Mengubah pendapat atau opini ( to change opinion), yaitu pendapat individu atau kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka terima.

c. Mengubah perilaku (to change the behavior), yaitu perilaku individu atau sekelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang diterima. d. Mengubah masyarakat (to change the society), yaitu tingkat social individu atau kelompok terhadap sesuatu menajdi berubah atas informasi yang mereka terima.

2.1.2. Iklim Komunikasi

Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh


(19)

persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, dan ramah tamah dengan anggota yang lain. Iklim yang negatif menjadikan a nggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.

Redding (dalam Muhammad, 2009:85) mengemukakan bahwa iklim komunikasi lebih berpengaruh lebih luas dari pada persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi antara anggota organisasi. Lima elemen penting iklim komunikasi menurut Redding, yaitu:

a. Supportiveness, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.

b. Partisipasi membuat keputusan.

c. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan perasaan. d. Keterbukaan dan keterusterangan.

e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.

Iklim komunikasi penting karena mengaitkan konteks organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi. Dengan mengetahui sesuatu tentang iklim suatu organisasi kita dapat memahami lebih baik apa yang mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu. (Muhammad, 84:2009).

Ada hubungan yang erat antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarah pada perkembangan iklim diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh


(20)

bermacam-macam cara organisasi berperilaku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.

Menurut Denis (dalam Muhammad, 2009:86) iklim komunikasi merupakan kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi.

2.1.3. Jaringan Komunikasi

Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi atau peranan tertentu. Diantara orang-orang ini saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. (Muhammad, 2009:102). Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan formal. Sedangkan jaringan komunikasi informal merupakan komunikasi yang dilakukan dengan arus yang relatif serupa dengan jaringan komunikasi formal, namun komunikasi yang dilakukan tidak memperhatikan posisi, sehingga pengarahan arus bersifat pribadi. Pesan jaringan formal biasanya mengalir dari atas kebawah atau dari atas kebawah dari tingkatan yang sama atau secara horizontal.


(21)

Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi yaitu:

1. Komunikasi kepada bawahan

Komunikasi kebawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi kebawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum. Secara umum komunikasi kebawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe yaitu:

a. Intruksi tugas yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu mungkin bervariasi seperti perintah langsung, diskripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebaliknya.

b. Rasional pekerjaan yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi.

c. Ideologi merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perpektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari


(22)

anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi.

d. Informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan intruksi dan rasional.

e. Balikan yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya.

2. Komunikasi kepada atasan

Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan ini adalah integrasi dan pembauran. Komunikasi keatas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu, yaitu:

a. Dengan adanya komunikasi ke atas dapat mengetahui kapan bawahan siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.

b. Arus komunikasi ke atas member informasi yang berharga bagi pembuat keputusan.


(23)

c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.

d. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.

e. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dimaksudkan dari arus informasi kebawah.

f. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugas dan organisasi.

3. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritanya didalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. Tujuan komuniksi horizontal antara lain:

a. Mengkoordinasikan tugas-tugas. Kepala-kepala bagian dalam suatu organisasi kadang-kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan


(24)

untuk mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagian memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan lebih baik dari pad aide satu orang. Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik.

c. Memecahkan masalah yang timbul antara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam memecahkan masalah akan menambah kepercayaan dan moral dari karyawan.

d. Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting bagi perkembangan sosial dari anggota dan juga menciptakan iklim organisasi yang baik.

e. Menjamin pemahaman yang sama.

f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan membantu kekompakan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.


(25)

2.1.4. Kinerja Karyawan

Setiap perusahaan baik perusahaan jasa maupun industri, menginginkan perusahaannya terus dapat bersaing dan survive. Hal ini tentu saja harus di dorong oleh peningkatan kinerja seluruh karyawan. Dimana terdapat peningkatan secara kuantitas maupun kualitas dari hasil maksimal yang telah dilakukan oleh karyawan terhadap pekerjaannya sesuai dengan job description yang sudah ditentukan oleh perusahaan.

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi atau kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2009:9).

Berdasarkan pengertian kinerja dari pendapat ahli diatas, dapat ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Kinerja pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh semangat kerjanya.

Menurut Tika (2006:18), kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/ kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.


(26)

2.1.5. Kaitan Komunikasi Dengan Kinerja Karyawan

Suatu hubungan kerja yang baik antara atasan dengan bawahan dianggap sebagai pemicu tumbuh dan meningkatnya kinerja karyawan. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi yang paling berperan (Suranto AW, 2005:57).

Kinerja karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Ada faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun eksternal. Dari faktor eksternal, komunikasi sangat berperan karena melalui komunikasi yang efektif, pemimpin perusahaan dapat mengoordinir sekaligus memberikan motivasi kepada karyawan. Dengan demikian tujuan perusahaan yang telah ditargetkan dapat tercapai karena adanya kinerja dari karyawan yaitu berupa kualitas dan kuantitas pekerjaan, pemanfaatan waktu, serta kerjasama yang baik.

Sehingga diyakini bahwa ada hubungan dan pengaruh antara komunikasi dengan kinerja. Komunikasi mempunyai peranan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kinerja karyawan. Perusahaan pun dapat terus menjalankan kegiatannya secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Siti (2009), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara komunikasi organisasi dengan efektivitas kerja karyawan, yang terbukti bahwa terdapat pengaruh komunikasi organisasi dan efektivitas kerja karyawan sebesar 80%. Dengan demikian, untuk hasil pengujian sebesar ini menunjukan terdapat


(27)

pengaruh yang kuat sekali antar kegiatan komunikasi organisasi dengan efektivitas kerja pegawai pada PT. Radio Kiss FM.

Sri (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Indonesia Asahan Aluminiun Kuala Tanjung”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan yang telah terbukti bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Perbedaan hasil yang cukup jauh diantara kedua penelitian ini ternyata disebabkan oleh kurangnya kemampuan karyawan dan pimpinan dalam berkomunikasi serta adanya penyimpangan dalam penggunaan bentuk komunikasi.

2.3. Kerangka Konseptual

Kinerja karyawan dapat berhasil disebabkan oleh komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang lazim, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan (Purwanto, 2006:3). Komunikasi yang baik akan terjadi apabila iklim komunikasi yang sehat, dan jaringan komunikasi yang terbuka. Pengaruh antara komunikasi dengan kinerja karyawan secara sederhana dapat dideskripsikan bahwa semakin baik dan lancar komunikasi yang diterapkan maka semakin tinggi pula tingkat kinerja karyawan.

Iklim komunikasi adalah gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, prilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut (Muhammad, 2009:84). Sedangkan


(28)

jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi melalui jalan tertentu (Muhammad, 2009:102).

Keberhasilan komunikasi dalam suatu organisasi merupakan aset penting bagi pencapaian sasaran atau tujuan organisasi. Kinerja yang baik akan menghasilkan loyalitas tinggi pada perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan yang optimal sehingga untuk mencapainya dibutuhkan suatu komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan maupun sebaliknya.

Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuanmelaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya. Tingkat keberhasilan tersebut meliputi timbulnya semangat, disiplin serta tanggung jawab yang tinggi. Menutut Muhammad (2009:900, pentingnya iklim yang mendukung dan jaringan komunikasi yang baik dalam komunikasi akan memberikan kepuasan komunikasi bagi anggota organisasi. Kepuasan komunikasi kemudian akan memengaruhi kinerja setiap anggota organisasi.

Maka berdasarkan penjelasan diatas dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:


(29)

Sumber: Mangkunegara (2009), Muhammad (2009), dan Purwanto (2006), (diolah).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, oleh karena itu jawaban yang diberikan masih berdasarkan pada teori yang relevan dan belum berdasarkan faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini adalah komunikasi yang terdiri dari iklim komunikasi (X1) dan jaringan komunikasi (X2) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Labuhan Batu.

Kinerja Karyawan (Y) Iklim Komunikasi (X1)


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara kepada responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang meliputi:

1. Data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan 2. Data struktur organisasi dan uraian tugas

Data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, majalah dan skripsi yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Novembe sampai Januari 2012. Yang berlokasi pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu


(31)

3.3. Batasan operasional

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Agar penelitian dapat dilakukan terfokus maka tidak semua masalah diteliti. Untuk itu diperlukan batasan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Penelitian ini hanya terpatas pada pengaruh komunikasi yang terdiri dari iklim komunikasi (X1) dan jaringan

komunikasi (X2

3.4 Defenisi Operasional Variabel

) terhadap kinerja karyawan (Y) pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu.

a. Variabel Iklim Komunikasi (X1

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi (Muhammad, 2009:85).

)

b. Variabel Jaringan Komunikasi (X2

Jaringan komunikasi adalah struktur alur yang menjadi jalan pertukaran pesan antara anggota dalam organisasi. Jaringan komunikasi yang memerhatikan peran dan hirarki jabatan dalam berkomunikasi disebut jaringan komuniaksi formal, sedangkan komunikasi yang dilakukan secara bebas tanpa memerhatikan peran hirarki tersebut disebut jaringan komunikasi informal.


(32)

c. Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Menurut Mathis dan Jackson (2002:78) kinerja adalah apa yang dilakukan oleh karyawan, dimana yang mempengaruhinya adalah kontribusi mereka kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi.

Berdasarkan uraian diatas maka secara keseluruhan variabel, indikator variabel dan skala pengukurannya dapat dilihat dari Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala

Iklim Komunikasi (X1

Gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi.

)

1. Kepercayaan 2. Keputusan bersama 3. Perhatian 4. Keterbukaan. 5. Penyesuaian Likert Jaringan Komunikasi (X2

Struktur alur yang menjadi jalan pertukaran pesan antara anggota dalam organisasi.

)

1. Instruksi tugas 2 Saran dan Ide 3. Umpan balik 4. Saling terbuka


(33)

Kinerja (Y)

Apa yang dilakukan oleh karyawan, dimana yang mempengaruhinya adalah kontribusi mereka kepada organisasi. 1.Kualitas 2.Kuantitas 3.Jangka waktu 4.Kehadiran 5.Sikap Likert

Sumber : Muhammad (2009:108) dan Mathis & Jackson (2002:78) data diolah

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel (Sugiyono, 2006:86). Sebagai gambaran bila peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden maka skala yang digunakan adalah 1 sampai 5. Skala Likert menggunakan 5 ( lima ) tingkatan jawaban dapat dilihat pada Tabel 1. 2. Berikut :

Tabel 3.2.

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu- Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sugiyono (2006 :86)


(34)

3.6. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2006:74) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisrik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu berjumlah 104 orang.

Cara pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampling (Sugiyono, 2006:74). Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil digunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 5% (Umar, 2008:108).

Rumus slovin:

� = �

1 +�(�)2

Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi E = Tingkat Kesalahan, 5%

Berdasarkan rumus diatasa dapat diketahui jumlah sampel dengan cara:

� = 104


(35)

= 82.53 atau dibulatkan menjadi 83, sehingga sampel pada penelitian ini berjumlah 83 orang.

3.7. Metode Pengumpulan Data

1. Daftar Pertanyaan

Yaitu menyebarkan daftar pertanyaan kepada pegawai yang telah ditetapkan menjadi sampel untuk dijawab, kemudian dari jawaban itu ditentukan skornya dengan menggunakan Skala Likert.

2. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan para pegawai untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan variabel komunikasi organisasi dan kinerja karyawan.

3. Dokumentasi

Teknik ini mengumpulkan data dan informasi melalui telaahan berbagai literatur yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, internet, dan sebagainya.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan dalam penelitian. Valid berarti pertanyaan tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006 : 109).


(36)

Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas pada 30 orang di Kantor Dinas Pendapatan Medan Utara dijalan Putri Hijau no 12 dan dengan menggunakan dengan bantuan program SPSS versi 17.00. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel, maka pernyatan tersebut dinyatakann valid. Jika rhitung< rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2006 : 110). Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat tersebut stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan.Uji Validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan SPSS.

3.9. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan berpedoman pada Sugiyono (2006:18), bahwa untuk menguji hipotesis dan menganalisis data penelitian yang bersifat hubungan (associative) maka dapat dianalisis dengan metode sebagai berikut:

A. Analisis Deskriptif

Metode analisis data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya, selanjutnya menginterprestasikannya, sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.


(37)

B. Regresi Linier Berganda

Digunakan karena jumlah variable bebas dan variabel terikatnya tidak lebih dari satu dan untuk melihat bagaimana pengaruh komunikasi, Iklim Komunikasi, dan jaringan Komunikasi terhadap kinerja karyawan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y= a+ b1X1+ b2 X2+b3 X3 Keterangan :

+e

Y = kinerja b1- b2

X

= Koefisien Regresi Berganda

1

X

= Iklim Komunikasi

2

a = konstanta

= Jaringan Komunikasi

e = standart error. C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen mengikuti atau mendekati distribusi normal.

2.Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual di satu pengamatan lain tetap, maka disebut


(38)

Homoskedastisitas dan jika varians berbeda maka disebut Heteroskedastisitas. Model yang paling baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.Uji multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji suatu model apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi sempurna antar variabel independen. Model regresi yang paling baikadalah tidak terjadi multikolinieritas.

D. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial (Uji–t)

Uji–t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji–t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

H0 : b1

H

= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi, iklim komunikasi, dan jaringan komunikasi terhadap variabel terikat yaitu (kinerja karyawan)

a : b1

Kriteria pengambilan keputusan :

≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi, iklim komunikasi dan jaringan komunikasi terhadap variabel terikat yaitu (kinerja karyawan).

H0 diterima jika t hitung < t tabel

Ha diterima jika t

pada α = 5%

hitung > t tabel

2. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji–F) pada α = 5%

Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap


(39)

variabel terikat. Uji – F digunakan untuk melihat secara bersama-sama variabel bebas yaitu, Komunikasi, iklim komunikasi dan jaringan komunikasi terhadap variabel terikat yaitu (kinerja karyawan)

H0 : b1 = b2

H

= 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y).

a : b1 ≠ b2

3. Koefisien Determinasi (R

≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas (,X1,X2), terhadap variabel terikat (Y).

2

Koefisien Determinasi (R )

2

) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R2 ≥ 1 ). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (penerapan komunikasi) adalah besar terhadap variabel terikat yaitu (kinerja karyawan). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil (Sugiyono, 2006:186).


(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Organisasi

Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tingkat II Labuhan Batu, nama sebelumnya adalah Seksi Pajak Pendapatan yang bergabung dalam bagian keuangan Kantor Bupati Kepala Daerah Tingkat II Labuhan Batu. Dan pada tahun 1973, seksi pajak pendapatan dikembangkan menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah Tingkat II Labuhan Batu. Pada masa Seksi Pajak Pendapatan, dibawahi kantor Bupati yang kemudian pada Tahun 1977 Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.363/1977 tentang pedoman pembentukan organisasi tata kerja Dinas Pendapatan Daerah.

Berdasarkan surat keputusan Menteri No.7/12/14-101/tahun 1978 tentang susunan organisasi tata cara kerja Dinas Pendapatan Daerah, maka disusunlah suatu peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Labuhan Batu No.8 tahun 1978. Kantor ini berada dijalan Gose Gautama No.96 Ujung Bandar, dan Kantor ini diresmikan pada tanggal 7 Februari 1987 oleh Bapak Bupati Daerah Tingkat II Labuhan Batu yaitu, Bapak Abdul Manan, SH.

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu. Dan berfungsi melaksanakan fungsi bendahara umum Daerah,


(41)

perumusan Kebijakan di bidang Pengelolaan Pajak Dan Retribusi daerah, Investasi Dan Asset Daerah, serta Pajak.

A. Visi Dan Misi Dinas pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu

1. Visi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang ke mana Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan kabupaten Labuhan Batu akan diarahkan, dan menggambarkan hendak menjadi apa organisasi dimasa depan. Penetapan Visi sangat penting sebagai penentu arah pelaksanaan tugas yang diemban oleh seluruh jajaran pimpinan dan pegawai. Visi tersebut digali dari keyakinan dasar dan nilai-nilai yang dianut seluruh organisasi, serta potensi organisasi dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya, dan keselarasannya dengan Visi Negara Republik Indonesia dan Visi Propinsi Sumatera Utara. Penjelasan dari visi tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Makin tersedianya PNS yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

2. Makin tersedianya tenaga PNS yang mengetahui Peraturan Kepegawaian. 3. Penyajian data PNS

4. Meningkatkan Administrasi kenaikan pangkat PNS.

5. Meningkatkan kualitas data yang disajikan dalam penyusunan rencana formasi PNS dan calon PNS.


(42)

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan, sesuai dengan mandat yang diberikan kepada organisasi, agar tujuan organisasi tercapai dan visi yang telah ditetapkan berhasil diwujudkan.

Dengan adanya Misi yang diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal dan mengetahui peran dan program-program yang akan diperoleh dimasa yang akan dating. Misi Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Labuhan Batu meningkatkan kualitas Aparatur Pemerintah Daerah menuju Pemerintahan yang baik (Good Governance).

A. Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.23 Tahun 1989 Tentang pedoman Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhan Batu Menetapkan susunan organisasi dan tata cara Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhan Batu. Adapun Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Labuhan Batu antara lain:

1.Kepala Dinas

Memiliki Tugas Merumuskan Kebijakan Pemerintah Dan Menjalankan Program kerja perusahaan, menyusun biaya operasi Perusahaaan, Dan melakukan pengawasan.


(43)

Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam urusan umum, Kepegawaian, Keuangan, serta mengkoordinasikan program kegiatan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Dinas.

3. Bagian Umum dan Kepegawaian

Memiliki Tugas menjalankan sebagian sekertaris dibidang ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, dan rumah tangga di lingkungan Dinas.

4. Bagian Program

Melaksanakan sebagian tugas sekertaris dibidang penyusunan rencana kerja dan rencana anggaran dilingkungan Dinas.

5. Bagian Keuangan

Melaksanakan Pengelolaan Keuangan meliputi pembukuan, perhitungan keuangan dan verifikasi serta pembendaharaan dilingkungan dinas.

6. Bidang Pendapatan

Mengkoordinasikan pengelolaan pendapatan baik yang bersumber dari Pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan pendapatan lainnya yang syah. 7. Seksi Pendataan Dan Penetapan

Melaksanakan Sebagian Tugas Bidang Dalam Melakukan Pendaftaran, pendataan, penetapan dan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Dan Retribusi.

8. Seksi Penagihan

Memungut, menagih, menerima dan menyetorkan pajak dan retribusi daerah ke kas daerah.


(44)

9. Seksi Perundang-Undangan

Melakukan perumusan Dan penegakan Hukum Wajib Pajak Dan Wajib Retribusi dengan Prinsip Keadilan dan Kewajaran.

10.Bidang Anggaran

Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam Mengkoordinasikan, Menyusun Kebijakan perencanaan dan pedoman pelaksanaan APBD.

11.Seksi Penyusunan

Melaksanakan penyusunan Nota keuangan dan Proses pengesahan. 12.Seksi Pembinaan

Menyusun Kebijakan Dan Pelaksanaan APBD 13.Seksi Evaluasi

Menyusun Rencana monitoring dan evaluasi pelaksanaan APBD dan APB desa.

14.Bidang Kekayaan Dan Asset

Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam mengkoordinasikan pembinaan administrasi, pemanfaatan, Penilaian dan perubahan status hukum Asset Daerah Serta Mengelola Investasi Daerah.

15.Seksi Inventarisasi Kekayaan Daerah

Menyelenggarakan Dan Menangani Inventarisasi Daerah. 16.Seksi Penilaian Dan Penghapusan

Melaksanakan Penilaian Asset, Penyusunan standarisasi Barang, Serta penghapusan Asset Pemerintah Daerah.


(45)

17.Seksi pengamanan Asset.

Melaksanakan Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Pengamanan Asset Daerah.

Sumber: Bidang Sekretariat Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan batu.

Gambar 4.1 BADAN

SUBBAG UMUM KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAG KEUANGAN

SUBBAG PROGRAM SEKRETARIAT

BIDANG PENDAPATAN BIDANG

ANGGARAN

BIDANG KEKAYAAN DAERAH BIDANG PENGELOLAAN KEUANGAN BIDANG PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG PENAGIHAN BIDANG PENETAPAN

BIDANG PEMBINAAN SUB BIDANG LAPORAN KEUANGAN SUB BIDANG

INVENTARISASI KEKAYAAN

BIDANG PENYUSUNAN

SUB BIDANG PENILAIAN DAN PENGHAPUSAN BIDANG AKUNTANSI SUB BIDANG VERIFIKASI SUB BIDANG PENGAMANAN ASSET BIDANG EVALUASI


(46)

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu

17.1. Hasil Penelitian

17.1.1.Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Setelah melakukan pengujian validitas pertama peryataan nomor 6 tidak valid karena r hitung dibawah r tabel

Tabel 4.1

untuk responden 30 orang dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0.361. Kemudian dilakukan pengujian berikutnya dengan hasil yang didapat adalah:

Uji Validitas

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Validitas

VAR00001 .675 .869 Valid

VAR00002 .633 .868 Valid

VAR00003 .675 .869 Valid


(47)

VAR00005 .675 .869 Valid

VAR00007 .542 .873 Valid

VAR00008 .675 .869 Valid

VAR00009 .521 .875 Valid

VAR00010 .385 .882 Valid

VAR00011 .705 .865 Valid

VAR00012 .521 .875 Valid

VAR00013 .469 .877 Valid

VAR00014 VAR00015 VAR00016

. 675 543 .633

. 869 874 868

Valid Valid Valid Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung diatas r tabel untuk responden 30 orang yaitu 0.361..

Menurut Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.


(48)

reliabilitasnya dengan kriteria jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel.

Tabel 4.2

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.881 16

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012)

Pada tabel 4.2. hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa 16 pernyataan dengan koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah 0.881. Hal ini berarti 0.881 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.2.2. Analisis Deskriptif

4.2.2.1.Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh


(49)

responden penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 83 orang pegawai pada Dinas Pengelolaan Dan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu. Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, bidang, jabatan dan masa kerja adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah

Responden

Persentase

(%)

Laki-Laki 46 55,4

Wanita 37 44,6

Jumlah 83 100

Sumber: Data Primer Penelitian (Januari 2012)

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa responden laki-laki berjumlah 46 orang atau 55,4% dan perempuan berjumlah 37 orang atau 44,6%.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.4


(50)

Usia

Jumlah

Responden

Persentase

(%)

< 30 tahun 14 25

30-40 Tahun 17 30,36

41-50 Tahun 27 32,53

> 50 Tahun 4 7,14

Jumlah 83 100

Sumber: Data Primer Penelitian (Januari 2012)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbesar adalah responden yang berumur 41-50 Tahun atau sebesar 32,53%. Kemudian untuk responden dengan jumlahnya terkecil adalah responden dengan usia >50 tahun yaitu sebanyak 4 orang. Hal ini disebabkan Dinas Pendapatan dan pengelolaan Keuangan Kabupaten Labuhan Batu tidak banyak merekrut pegawai baru dalam setiap tahunnya dan rekrutmen yang dilakukan untuk menggantikan opersionalisasi pegawai yang sudah pensiun.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


(51)

Responden (%)

SMA 13 15,66

Diploma 20 24,09

Sarjana 40 48,19

Pasca Sarjana 10 12,04

Jumlah 83 100

Sumber: Data Primer Penelitian (Januari 2012)

Tabel 4.5 menunjukkan tingkat pendidikan responden menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan responden adalah Sarjana sebanyak 40 orang atau sebesar 48,19%. Untuk tingkat pendidikan SMA sebanyak 13 orang responden, tingkat pendidikan Diploma sebanyak 20 orang dan untuk responden dengan tingkat pendidikan Strata 2 (Pasca Sarjana) hanya 10 orang dari 83 orang responden. Hal ini dikarenakan mayoritas syarat penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset daerah Kabupaten Labuhan batu adalah tingkat pendidikan Strata 1 (Sarjana).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.6


(52)

Lama Bekerja

Jumlah

Responden

Persentase

(%)

< 5 Tahun 14 16,86

5-15 Tahun 49 59,03

>15 Tahun 20 24,09

Jumlah 83 100

Sumber: Data Primer Penelitian (Januari 2012)

Dari tabel 4.6 terlihat bahwa responden yang terbanyak adalah pegawai yang bekerja selama lebih dari 15 tahun sebesar 24,09%. Hal ini sejalan dengan responden yang terbanyak berusia antara 41-50 tahun dengan masa kerja diatas 15 tahun. Sedangkan untuk jumlah responden terkecil adalah pegawai yang bekerja kurang dari 5 tahun dengan persentase 16,86%.


(53)

4.2.2.2. Analisis Deskriptif Variabel a. Variabel Iklim Komunikasi (X1)

Tabel 4.7

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Iklim Komunikasi

Pernyataan

STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

1.Pimpinan memberikan kepercayaan

sepenuhnya pada karyawan yang memiliki potensi.

0 0 2 2.4 9 10.8 69 83.1 3 3.6

2.Permasalahan selalu diselesaikan dengan cara bersama- sama

0 0 1 1.2 18 21.7 61 73.5 3 3.6

3.Pimpinan tidak keberatan memberikan penjelasan kepada anggota organisasi yang

membutuhkannya.


(54)

4.Saya perduli dengan masalah karyawan lain.

0 0 0 0 0 0 39 69.6 17 30. 4 5.Saya dapat

menyesuaikan diri

pada situasi

komunikasi yang berbeda dalam organisasi.

0 0 5 8.9 6 10.7 35 62.5 10 17. 9

Sumber: Data Primer Penelitian (Januari 2012) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, 3.6% responden menyatakan sangat setuju, 83.1% menyatakan setuju, 10.8% menyatakan kurang setuju dan responden yang menyatakan tidak setuju 2.4% dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyetujui bahwa pimpinan memberikan kepercayaan pada karyawan yang memiliki potensi.

2. Pada pernyataan kedua, 3.6% responden menyatakan sangat setuju, 73.5% menyatakan setuju, dan responden yang menyatakan kurang setuju 21.7%, menyatakan tidak setuju 1.2%, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak


(55)

setuju, hal ini berarti permasalahan yang terjadi di dalam organisasi diselesaikan dengan cara bersama- sama.

3. Pada pernyataan ketiga, tidak ada responden menyatakan sangat setuju, 31.3% menyatakan setuju, 21.7% menyatakan menyatakan kurang setuju dan 1.2% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini berarti mayoritas responden merasa pimpinannya belum sepenuhnya memberikan penjelasan kepada anggota organisasi yang membutuhkannya.

4. Pada pernyataan keempat, tidak ada responden menyatakan sangat setuju, 30.4% menyatakan setuju, 39% menyatakan menyatakan kurang setuju dan 0% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini berarti setiap anggota organisasi perduli dengan masalah karyawan satu sama yang lain.

5. Pada pernyataan kelima, tidak ada responden menyatakan sangat setuju, 17.9% menyatakan setuju, 62.5% menyatakan menyatakan kurang setuju dan 10.7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa setiap anggota organisasi dapat menyesuaikan diri dalam situasi komunikasi yang berbeda di dalam organisasi.


(56)

b. Variabel Jaringan Komunikasi(X2) Tabel 4.8

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Jaringan Komunikasi

Pernyataan

STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

1. Intruksi tugas disampaikan kepada saya secara tepat dan jelas di dalam organisasi.

0 0 2 2.4 8 9.6 57 68.7 16 19. 3

2.Saran dan ide disampaikan secara lansung didalam organisasi.

0 0 2 2.4 11 13. 3

51 61.4 19 22. 9

3.Terdapat pesan informatif mengenai organisasi di luar instruksi dan tujuan pekerjaan. Misalnya: cara kerja, peraturan-peraturan, kebiasaan

1 1.2 5 6.0 25 30. 1

38 45.8 14 16. 9


(57)

lainnya.

4.Saya memberikan umpan balik secara langsung dalam organisasi.

0 0 7 8.4 17 20. 5

41 49.4 18 21. 7

Sumber: Data Primer Penelitian (Januari 2012) Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, 19.3% responden menyatakan sangat setuju, 68.7% menyatakan setuju, 9.6% menyatakan kurang setuju, 1.8% menyatakan tidak setuju dan 2.4% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa setiap anggota organisasi setuju bahwa instruksi tugas yang disampaikan secara tepat dan jelas.

2. Pada pernyataan kedua, 22.9% responden menyatakan sangat setuju, 61.4% menyatakan setuju, 13.3% menyatakan kurang setuju dan 2.4% responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh anggota organisasi telah menerima saran dan ide yang di sampaikan secara langsung.

3. Pada pernyataan ketiga, 16.9% responden menyatakan sangat setuju, 45.8% menyatakan setuju, 30.1% menyatakan kurang setuju dan 6.0% responden yang menyatakan tidak setuju dan 1.2 yang menyatakan sangat tidak setuju.


(58)

Hal ini dapat diartikan bahwa di dalam organisasi ini terdapat pesan informatif mengenai instruksi dan tujuan pekerjaan.

4. Pada pernyataan keempat, 21.7% responden menyatakan sangat setuju, 49.4% menyatakan setuju, dan 20.5% responden yang menyatakan kurang setuju, dan 8.4% yang menyatakan dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa setiap anggota organisasi dapat memberikan umpan balik secara langsung di dalam organisasi.


(59)

c. Variabel Kinerja Karyawan(Y)

Tabel 4.9

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan

Pernyataan

STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

1.Saya dapat

menangani beban pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan.

0 0 2 2.4 45 54.2 34 41.0 2 2.4

2.Saya bertanggung jawab atas kesalahan dalam bekerja yang

saya lakukan. 0 0 5 6.0 30 36.1 39 47.0 9 10.8 3.Saya bersedia

mengorbankan waktu

istirahat untuk menyelesaikan tugas

yang belum terselesaikan.

0 0 4 4.8 16 19.3 51 61.4 12 14.5

4.Saya selalu berusaha dapat hadir bekerja di


(60)

waktu kerja 0 0 2 2.4 8 9.6 64 77.1 9 10.8

5.Saya selalu bersungguh-sungguh

dalam aikan tugas.

0 0 3 3.6 20 24.1 53 63.9 7 8.4

Sumber: Data Primer Penelitian (Januari 2012) Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, 2.4% responden menyatakan sangat setuju, 41.0% menyatakan setuju, 54.2% menyatakan kurang setuju, 2.4% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan dan sangat tidak setuju. Hal ini berarti mayoritas responden pegawai bisa menangani beban pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan.

2. Pada pernyataan kedua, 10.8% responden menyatakan sangat setuju, 47.0% menyatakan setuju, 36.1% menyatakan kurang setuju, 6.0% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kesalahan bekerja menimbulkan kesalahan bagi mereka.

3. Pada pernyataan ketiga, 14.5% responden menyatakan sangat setuju, 61.4% menyatakan setuju, 19.3% menyatakan kurang setuju dan 4.8 responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas responden merasa pegawai perlu


(61)

mengorbankan waktu istirahat untuk menyelesaikan tugas yang belum diselesaikan.

4. Pada pernyataan keempat, 10.8% responden menyatakan sangat setuju, 77.1% menyatakan setuju, 9.6% menyatakan kurang setuju, 2.4% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini berarti mayoritas responden merasa kehadiran hal yang paling penting dalam bekerja.

5. Pada pernyataan kelima, 8.4% responden menyatakan sangat setuju, 63.9% menyatakan setuju, 24.1% menyatakan kurang setuju dan 3.6% responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas responden merasa pekerjaan yang dilakukan sudah dengan sungguh-sungguh.

4.2.3.Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1.Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov

a. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.


(62)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012) Gambar 4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012) Gambar 4.3 Scatter Plot Uji Normalitas


(63)

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar tersebut, dimana tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.3 data juga berdistribusi normal ini dapat dilihat pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal.

b. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S)


(64)

Tabel 4.11

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 56

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.35692450 Most Extreme

Differences

Absolute .106

Positive .106

Negative -.054

Kolmogorov-Smirnov Z .791

Asymp. Sig. (2-tailed) .559

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012)

Berdasarkan Tabel 4.11, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0.559, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0.05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.


(65)

4.2.3.2.Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

a. Metode Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(66)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012) Gambar 4.4 Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi


(67)

b. Uji Glejser

Tabel 4.12

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.682 2.634 -1.018 .313

Iklim Komunikasi .075 .106 .120 .706 .483 Jaringan

komunikasi

.025 .066 .083 .378 .707

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.


(68)

4.2.3.3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Tabel 4.13

Uji Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF 1 (Constant) 7.692 4.158 1.850 .070

Iklim Komunikasi

.380 .168 .237 2.271 .027 .626 1.598

Jaringan Komunikasi

.139 .104 .179 1.330 .189 .376 2.663

a. Dependent Variable: KinerjaPegawai


(69)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa:

a. Nilai VIF dari nilai lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.

b. Nilai Tolerance dari lebih besar dari 0.1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.00 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari Iklim komunikasi, Jaringan komunikasi terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(70)

Tabel 4.14

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 7.692 4.158 1.850 .070

Iklim Komunikasi .380 .168 .237 2.271 .027 Jaringan

Komunikasi

.139 .104 .179 1.330 .189

a. Dependent Variable: KinerjaPegawai

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012)

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.14 di atas, maka diperoleh persamaan hasil regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 7.692 + 0.380X1 + 0.139 X2

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: + e

a. Konstanta (a) = 7.692, Konstanta sebesar 7.692 menyatakan bahwa tanpa adanya Iklim komunikasi, dan Jaringan Komunikasi maka besarnya nilai kinerja pegawai sebesar 7.692.


(71)

b. Koefisien X1 (b1

c. Koefisien X

) = 0.380, ini menunjukkan bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap, maka variabel Iklim komunikasi mengalami kenaikan sebesar 0.380.

2 (b2) = 0.139, ini menunjukkan bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap, maka variabel Jaringan Komunikasi mengalami kenaikan sebesar 0.139.

4.2.4. Uji Hipotesis

4.2.5.1.Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1, b2, b3

H

= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

a : b1, b2, b3

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

df (Pembilang) = k – 1 df (Penyebut) = n – k


(72)

Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 83 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 4 – 1 = 3 2. df (penyebut) = 83 – 4 = 79

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for

windows, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel

H

pada tingkat α = 5%, dengan kriteria uji sebagai berikut :

0 diterima jika Fhitung < Ftabel

H

pada α= 5%


(73)

Tabel 4.15

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 314.442 2 157.221 101.086 .000a

Residual

124.426 80 1.555

Total

438.867 82 a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012)

Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F

yakni sebesar 101.086 dengan tingkat signifikansi = 0.000. sedangkan nilai Fhitung

lebih besar dari nilai Ftabel yakni 2.78, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau

dengan kata lain Fhitung > Ftabel (101.086> 2.78). Berdasarkan kriteria pengujian

hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000) < 0.05,


(74)

Jaringan Komunikasi) secara serempak adalah signifikan terhadap kinerja pegawai.

4.2.5.2.Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1

H

= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

a : b1

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H0 diterima jika thitung < ttabel

H

pada α = 5%


(75)

Tabel 4.16

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 7.692 4.158 1.850 .070

Iklim Komunikasi .380 .168 .237 2.271 .027 Jaringan

Komunikasil

.139 .104 .179 1.330 .189

a. Dependent Variable: KinerjaPegawai

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Iklim Komunikasi (X1)

Nilai thitung variabel iklim komunikasi adalah 2.271 dan nilai ttabel 1.675 maka

thitung > ttabel (2.271 > 1.675) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Iklim

komunikasi berpengaruh positif dan signifikan (0.027 < 0.05) secara parsial terhadap kinerja pada pegawai Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Asset Daerah


(76)

Kabupaten Labuhan Batu. Artinya, jika variabel Iklim komunikasi ditingkatkan, maka kinerja pegawai akan meningkat.

2. Variabel Jaringan Komunikasi(X2)

Nilai thitung variabel Jaringan Komunikasi adalah 2.271 dan nilai ttabel 1.675

maka thitung > ttabel

4.2.6. Pengujian Koefisien Determinasi (R²)

(1.330 < 1.675) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jaringan Komunikasi berpengaruh positif dan tidak signifikan (0.189 > 0.05) secara parsial terhadap kinerja pegawai pegawai Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu. Artinya, jika variabel kompetensi komunikasi ditingkatkan, maka kinerja pegawai tidak akan meningkat.

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≤ 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.


(77)

Tabel 4.17

Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .846a .716 .709 1.24713

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2012) Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa:

a. R = 0.846 berarti hubungan antara variabel Iklim komunikasi (X1), Jaringan

Komunikasi(X2

b. Adjusted R Square sebesar 0.709 berarti 70.9% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh Iklim komunikasi, Jaringan Komunikasi. Sedangkan sisanya 1.24% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 84.6%. Artinya hubungannya sangat erat.

c. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1.24713. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.


(78)

Penelitian ini menemukan hasil dari nilai Koefisien Determinasi pada tabel 4.20 sebesar 0.627 yang menunjukkan bahwa variabel kompetensi komunikasi, kecerdasan emosional dan budaya organisasi mampu menjelaskan sebanyak 62,7% perubahan dari variabel kinerja pegawai. Sedangkan sisanya sebesar 37,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

4.3 Pembahasan

Dengan tingkat signifikansi (0.000) dan nilai Fhitung > Ftabel

Dari pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen, yaitu iklim komunikasi dan jaringan komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Nilai signifikansi ini didukung dengan variabel iklim komunikasi (X1) dengan nilai t

(101.086 > 2.78) menunjukkan bahwa variabel iklim komunikasi (X1), jaringan komunikasi (X2) secara serempak berpengaruh secara positif signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah Kabupaten Labuhan Batu. Dimana mayoritas pegawai menyatakan setuju dalam menanggapi pernyataan mengenai variabel iklim komunikasi, jaringan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja mereka.

hitung > ttabel (2.271 > 1.675) dan variabel jaringan (X2) dengan nilai thitung > ttabel

(1.330 > 1.675). Hal ini terlihat dari distribusi tanggapan responden dengan frekuensi dan persentase terbesar untuk variabel iklim komunikasi dengan mayoritas tanggapan setuju bahwa iklim komunikasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai.


(79)

Sedangkan dalam variabel jaringan komunikasi hal tersebut terlihat dari tanggapan responden dengan frekuensi dan persentase terbesar adalah berusaha bekerja agar hasil kerja mereka diatas standar organisasi. Pegawai mempunyai komitmen berusaha mendapatkan hasil kerja di atas standar yang telah ditentukan oleh organisasi dalam bekerja. Jaringan komunikasi dimaksudkan sebagai keterkaitan antara organisasi dan lingkungan, teknologi, tugas serta strategi dengan menenrtukan desain struktur organisasi termasuk koordinasi antara aktivitas dan motivasinya. Namun, di sisi lain juga menentukan nilai budaya dan norma yang baik dalam membantu pegawai dalam organisasi dan pengelompokan prilaku pegawai. Penggabungan struktur dan nilai serta norma ini secara bersama-sama akan mempengaruhi tingkat kinerja dari organisasi dan kelompok serta individu yang ada dalam organisasi.

Sementara variabel jaringan komunikasi (X2) dengan signifikansi untuk jaringan komunikasi(X2) yang lebih besar dari 0,05 dan nilai thitung > ttabel (1.330

< 1.675) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan. Hal tersebut terlihat dari distribusi tanggapan responden yang lebih bervariasi dalam menanggapi pernyataan mengenai variabel jaringan komunikasi. Dimana pegawai merasa tidak dapat bekerja dalam keadaan tertekan dan beban kerja yang berat menghalangi mereka bekerja dengan baik. Untuk mendapatkan kinerja pegawai yang baik dalam organisasi pegawai dapat mengatur dirinya sendiri, membina hubungan baik terhadap orang lain serta juga mampu menimbulkan rasa empati di lingkungan sosial. Kemudiaan pegawai harus dapat mengenali emosi diri, menimbulkan motivasi dalam dirinya untuk meningkatkan kualitas hidupnya, dapat memotivasi diri sendiri dengan mengendalikan dorongan hati, mempunyai


(1)

Y2 45.3133 24.925 .494 .862

Y3 45.0843 23.225 .797 .842

Y4 44.9759 25.999 .525 .860

Y5 45.1687 24.483 .676 .851


(2)

(3)

Tabel 4.11

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 56

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.35692450 Most Extreme

Differences

Absolute .106

Positive .106

Negative -.054

Kolmogorov-Smirnov Z .791

Asymp. Sig. (2-tailed) .559

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Heteroskedastisitas

Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .051 1.464 .035 .972

X1 .728 .144 .338 5.042 .000 .787 1.271


(5)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .051 1.464 .035 .972

X1 .728 .144 .338 5.042 .000 .787 1.271

X2 .549 .058 .635 9.461 .000 .787 1.271

a. Dependent Variable: Y

Regresi

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X2, X1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y


(6)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Kinerja Karyawan 18.6506 2.31345 83

Iklim Komunikasi 10.9639 1.07574 83

Jaringan Komunikasi 19.3253 2.67376 83

Hipotesis

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 314.442 2 157.221 101.086 .000a

Residual 124.426 80 1.555

Total 438.867 82

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y