Varietas Kelapa Sawit Manfaat Minyak Kelapa Sawit Pengolahan Kelapa Sawit

akhir tahun 1948 maskapai-maskapai perkebunan mereka maing-masing dan menjadi milik mereka kembali. Pada akhir tahun 1957 seluruh perusahaan milik maskapai Belanda diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Risza, 1994.

2.2 Varietas Kelapa Sawit

Berdasarkan tebal tipisnya tempurung cangkang dan kandungan minyak dalam buah maka kelapa sawit dapat dibedakan dalam tiga tipe, yaitu: 1. Tipe Dura Tempurung cangkang sangat tebal, kandungan minyak dalam buah rendah. 2. Tipe Pisifera Tempurung sangat tipis bahkan hanya berbentuk bayangan cincin, hampir tidak bertempurung namun kandungan minyak dalam buah tinggi. 3. Tipe Tenera Merupakan persilangan Dura sebagai pohon ibu, dengan Pesifera sebagai pohon bapak. Tenera bertempurung tipis kandungan minyak tinggi. Risza, 1994

2.3 Minyak Kelapa Sawit

Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit Elaeis guinensis JACQ. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000 mmtahun dan kisaran suhu 22 o -32 o C. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit palm kernel oil dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit palm kernel meal atau pellet. Universitas Sumatera Utara Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekatraksi dan pengeringan. Sedangkan pellet adalah untuk yang telah dicetak kecil- kecil, berbentuk bulat panjang dengan diameter lebih kurang 8 mm. selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak. Minyak sawit adalah trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak.Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat.Trigliserida adalah senyawa kimia yang terdiri dari ikatan gliserol dengan 3 molekul asam lemak. Mangoensoekarjo, 2003 CH 2 – OH + R 1 COOH CH 2 – COOR 1 CH – OH + R 2 COOH CH – COOR 2 + 3H 2 O CH 2 – OH + R 3 COOH CH 2 – COOR 3 Gliserol asam lemak trigliserida air Gambar 2.1.Pembentukan trigliserida oleh asam lemak. Sifat trigliserida akan tergantung pada perbedaan asam- asam lemak yang bergabung untuk membentuk trigliserida.

2.3.1 Komposisi Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit merupakan sumber utama minyak pangan dengan tingkat konsumsi ebih dari 80 dan 20 persen buah yang dilapisi kulit tipis ; kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi tetap karena mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh dengan atom karbon lebih dari delapan. S. Ketaren 1986

2.3.1.1 Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis enzim. Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk Anonim, 2001. Universitas Sumatera Utara Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit, biasanya hanya dibawah 1. Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1. Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan rasa tidak lezat.Hal ini berlaku pada lemak yang mengandung asam lemak tidak dapat menguap, dengan jumlah atom C lebih besar dari 14. Ketaren, 1986.

2.3.1.2 Asam Lemak

Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat C 16:0 jenuh dan asam oleat C 18:1 tidak jenuh. Umumnya komposisi asam lemak minyak kelapa sawit adalah sebagai berikut: Tabel 2.1.Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit Nama Asam Jenis Rumus Molekul Kadar Asam Laurat Asam Miristat Asam palmitat Asam Stearat Asam Arakhidrat Asam Linoleat Asam Linolenat Asam Oleat Asam Lemak Jenuh Asam Lemak Jenuh Asam Lemak Jenuh Asam Lemak Jenuh Asam Lemak Jenuh Asam LemakTak Jenuh Asam Lemak Tak Jenuh Asam Lemak Tak Jenuh C 11 H 23 COOH C 13 H 27 COOH C 15 H 31 COOH C 17 H 35 COOH C 19 H 35 COOH C 17 H 27 COOH C 17 H 31 COOH C 17 H 33 COOH 2,0 1,8 40 3,0 1,0 1,1 7,9 42 Sumber: J.Sartono, 1994 Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat mempunyai komposisi yang tetap. Rata-rata komposisi minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 2.2. Bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen. Tabel 2.2. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit Asam lemaak Minyak kelapa sawit Minyak inti sawit Universitas Sumatera Utara Asam kaprilat Asam kaproat Asan Laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam oleat Asam linoleat - - - 1,1 – 2,5 40 – 46 3,6 – 4,7 39 – 45 7 – 11 3 – 5 3 – 7 46 – 52 14 – 17 6,5 – 9 1 – 2,5 13 – 19 0,5 – 2 Sumber: S.Ketaren 2005

2.3.1.3 Standar Mutu

Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menetukan standar mutu, yaitu kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida. Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 dan kadar kotoran lebuh kecil dari 0,01 . Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin lebih kurang 2 atau kurang, bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah atau kuning harus berwarna pucat tidak berwarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam. Ketaren, 2005

2.4 Manfaat Minyak Kelapa Sawit

a. Bahan Baku Makanan Minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi bahan makan seperti, mentega, lemak untuk masakan shortening, bahan tambahan cokelat, bahan tambahan es krim, dan lain-lain. b. Bahan Baku Kosmetika dan Obat-obatan Krim, shampo, lotion dan vitamin A adalah beberapa produk yang berasal dari minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit jauh lebih mudah diserap kulit dibandingkan dengan minyak lain. Universitas Sumatera Utara c. Bahan Baku Industri Berat dan Ringan Pada industri kulit, minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan pelembut dan pelunak. Minyak kelapa sawit juga digunakan pada industri tekstil karena mudah dibersihkan. Sebagai pelumas, minyak kelapa sawit cukup baik karena tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi. d. Biodiesel Biodiesel minyak sawit merupakan biodiesel yang dibuat dengan cara esterifikasi dan transesterifikasi minhyak kelapa sawit dan alkohol rantai pendek. Pardamean, 2008

2.5 Pengolahan Kelapa Sawit

1. Pengangkutan TBS ke Pabrik Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera diandkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan ALB-nya semangkin meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam setelah panen, TBS harus segera diolah. Asam lemak bebas terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang terkandung didalam buah dan berfungsi memecah lemakminyak menjadi asam lemak dan gliserol. Kerja enzim tersebut semakin aktif apabila struktur sel buah matang mengalami kerusakan. Untuk itu, pengangkutan TBS ke pabrik mempunyai peranan yang sangat penting. Ada beberapa alat pengangkutan buah yang tepat untuk mengatasi masalah kerusakan buah selama pengangkutan TBS dari perkebunan ke pabrik, yaitu: Lori, Traktor gandengan, atau Truk. 2. Perebusan Universitas Sumatera Utara Buah beserta lorinya kemudian direbus dalam suatu tempat perebusan sterilizer atau dalam ketel rebus. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam atau tergantung pada besarnya tekanan uap. Pada umumnya, besarnya tekanan uap yang digunakan adalah 2,5 atmosfer dengan suhu uap 125 o C. perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan kerenl. Sebaliknya perebusan dalam waktu yang terlalu pendek menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok dari tandannya. Tujuan dari perebusan adalah: a. merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB, b.mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang, c.memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan, serta d.untuk mengkoagulasikan mengendapkan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak. 3. Perontokan dan pelumatan buah Setelah perebusan lori-lori yang berisi TBS ditarik keluar dan diangkat dengan alat Hosting Crane yang digerakkan dengan motor. Hosting Crane akan membalikkan TBS ke atas mesin perontok buah thresher. Dari thresher, buah-buah yang telah rontok dibawa ke mesin pelumat digester. Untuk lebih memudahkan penghancuran daging buah dan pelepasan biji, selama proses pelumatan TBS dipanasi diuapi terus. Tandan buah kosong yang sudah tidak mengandung buah diangkut ke tempat pembakaran dan digunakan sebagai bahan bakar. Selain sebagai bahan bakar, tandan kosong tersebut sering juga digunakan sebagai bahan mulsa penutup tanah. 4. Pemerasan atau ekstraksi minyak sawit Untuk memisahkan dari lumatan TBS, maka perlu dilakukan pengadukan selama 25-30 menit. Setelah lumatan buah bersih dari biji sawit, langkah selanjunya adalah pemerasan atau ekstraksi yang bertujuan untuk mengambil minyak masa adukan. Ada beberapa alat yang digunakan dalam proses ekstraksi minyak, yaitu terdiri dari: a. Ektraksi dengan sentrifugasi Alat yang dipakai berupa tabung baja silindris yang berlubang-lubang pada bagian dindingnya. Buah yang telah lumat, dimasukkan ke dalam tabung, lalu diputar. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya gaya sentrifugasi, maka minyak akan keluar melalui lubang-lubang pada dinding tabung. b. Ekstraksi dengan cara screw press Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak akan keluar lewat lubang-lubang tabung. c. Ekstraksi dengan bahan pelarut Ekstraksi dengan cara ini adalah dengan menambahkan pelarut tertentu pada lumatan daging buah sehingga minyak akan terpisah dari partikel. Namun cara ini masih kurang efisien untuk digunakan. d. Ekstraksi dengan tekanan hidrolisis Dalam sebuah peti pemeras, bahan ditekan secara otomatis dengan hidrolis. 5. Pemurnian Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak kasar yang masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut serta 40-45 air. Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar Crude Oil Tank dan setelah melalui pemurnian atau klarifikasi yang bertahap, maka akan dihasilkan minyak sawit mentah Crude Palm Oil, CPO. Proses penjernian berfungsi untuk menurunkan kandungan air didalam minyak. Minyak ini siap dipasarkan atau mengalami proses pengolahan sampai dihasilkan minyak murni Procesed Palm Oil, PPO. 6. Pengeringan dan pemecahan biji Universitas Sumatera Utara Biji sawit ynag telah dipisahkan pada proses pengadukan, diolah lebih lanjut untuk diperoleh minyaknya. Sebelum dipecah, biji sawit ini dikeringkan dalam silo, minimal 14 jam dengan sirkulasi udara kering pada suhu 50 o C. Akibat pengeringan ini, inti sawit akan mengerut sehingga memudahkan pemisahan inti sawit dari tempurungnya. Biji sawit yang sudah kering dibawa ke alat pemecah biji. 7. Pemisahan inti sawit dari tempurung Pemisahan inti sawit dari tempurungnya berdasarkan perbedaan berat jenis BJ antara inti sawit dan tempurung. Alat yang di gunakan disebut hydrocyclone separator . Dalam hal ini, inti dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung yang berputar atau dapat juga mengapungkan biji-biji yang telah pecah dalam larutan lempung yang mempunyhai BJ 1,16, kemudian inti sawit dan tempurung dicuci sampai bersih. Kemudian inti sawit harus segera dikeringkan untuk menghindari kerusakan oleh mikroorganisme pada suhu 80 o C. Setelah kering, inti sawit dapat dipak atau diolah lebih lanjut, yaitu diekstraksi sehingga dihasilkan minyak inti sawit Palm Kernel Oil, PKO. Hasil samping pengolahan minyak inti sawit adalah Kernel Oil Cake , KOC. Tim Penulis PS,1997

2.6. Pengempaan kelapa sawit presser

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tekanan Pada Screw Press Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press

34 105 53

Pengaruh Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Yang Terdapat Pada Ampas Press Di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

15 72 43

Pengaruh Air Yang Digunakan Dalam Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Presentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

0 1 11

Pengaruh Air Yang Digunakan Dalam Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Presentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

0 2 2

Pengaruh Air Yang Digunakan Dalam Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Presentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

0 1 4

Pengaruh Air Yang Digunakan Dalam Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Presentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

0 0 15

Pengaruh Air Yang Digunakan Dalam Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Presentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

0 0 1

Pengaruh Air Yang Digunakan Dalam Proses Pengepresan (Screw Press) Terhadap Presentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

0 0 5

Pengaruh Proses Pengepresan Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PKS Sei Dolok Ilir

0 1 11

Pengaruh Proses Pengepresan Terhadap Persentase Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Ampas Press PKS Sei Dolok Ilir

0 0 2