Tujuan komite audit sebenarnya sudah ada dalam definisi komite audit itu sendiri yang tujuannya untuk membantu dewan komisaris untuk
memenuhi tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Menurut Jati 2009 Komite audit merupakan
sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta
anggota independen. Komite audit ditugaskan untuk memberikan pengawasan pada auditor perusahaan internal dan eksternal, serta
memastikan manajemen tersebut melakukan tindakan korektif yang tepat secara berkala dan dapat mengontrol kelemahan, ketidak
sesuaian dengan kebijakan, hukum dan regulasi.
2.1.7 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan investor dalam menilai aset maupun kinerja suatu perusahaan. Jika
perusahaan mempunyai total aktiva dan total penjualan yang lebih besar, maka akan menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap
kedewasaan dan perusahaan mempunyai prospek baik dalam jangka waktu yang relatif lama. Perusahaan yang besar akan menjaga kepercayaan
investor agar tetap menginvestasikan dananya Rizkiana, 2009. Ukuran suatu perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan
keuangannya. Perusahaan besar pada dasarnya memiliki modal finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan
dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar Darmawati, 2004. Ukuran perusahaan menurut ferry dan jones dalam sujianto, 2001
adalah “menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan
Universitas Sumatera Utara
dan rata-rata total aktiva”. Sedangkan ukuran perusahaan menurut Yusuf dan Soraya 2004 : 7 adalah “ukuran atau besarnya asset yang dimiliki
perusahaan, ditunjukkan oleh natural logaritma dari total aktiva”. Besar kecilnya suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal,
semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi Ariyanto, 2002.
Defenisi lain yang juga menyimpulkan ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa
tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum
pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian Brigham, 2001.
2.1.8 Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan menurut penelitian Jap dalam Pratiwi, 2006 : 20 bisa diarahkan dengan unsur-unsur probabilitas seperti pertumbuhan,
porsi pasar dan peningkatan penjualan. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan
mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan
kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik Munawir,1995.
Menurut Vincent Gaspersz dalam Widodo, 2011, tujuan dari pengukuran kinerja adalah untuk menghasilkan data, yang kemudian apabila data
Universitas Sumatera Utara
tersebut dianalisis secara tepat akan memberikan informasi yang akurat bagi pengguna data tersebut. Berdasarkan tujuan pengukuran kinerja, maka
suatu metode pengukuran kinerja harus dapat menyelaraskan tujuan organisasi perusahaan secara keseluruhan tujuan organisasi secara
keseluruhan goal congruence. Pengertian lainnya mengenai kinerja perusahaan adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika Rivai, 2004 : 16.
Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir 2003 : 31 adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
keuangannya pada saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang di ukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar beban bunga atas hutang-hutang termasuk membayar kembali pokok hutang tepat pada waktunya serta kemampuan
membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu