Jenis-Jenis Motivasi Belajar Komponen Motivasi Belajar

xxxii untuk anak dari orang tua sangat dibutuhkan, sebab terkadang apa yang diharapkan orang tua supaya anak lebih termotivasi untuk belajar tidak segera tampak. Agar menjadi catatan, adalah anak perlu belajar bahwa tidak ada salahnya berbuat salah, bahwa kesalahan adalah pengalaman belajar yang berguna dan bahwa adalah lebih penting untuk memutuskan apa yang harus dilakukan sesudah berbuat kesalahan daripada menghindari berbuat kesalahan. Membiarkan anak berusaha mengerjakan segala sesuatunya sendiri, membuatnya akan semakin mengerti akan suatu tanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena motivasi belajar merupakan faktor yang dapat menggerakkan individu untuk berusaha belajar. Motivasi terdiri atas motivasi internal dan eksternal, oleh karena itu di dalam proses pembelajaran sedapat mungkin untuk mengembangkan kedua macam motivasi tersebut sehingga capaian hasil belajar siswa dapat meningkat.

d. Jenis-Jenis Motivasi Belajar

Jenis-jenis motivasi yang terjadi atas dasar pembentukannya menurut Sardiman terbagi atas 2 dua jenis, yaitu: a. Motivasi bawaaan, yaitu motivasi yang dilatarbelakangi oleh fisio kemis di dalam tubuh seseorang yang telah dibawah sejak lahir dan terjadinya tanpa dipelajari. xxxiii b. Motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena karena adanya komunikasi dan isyarat sosial serta secara sengaja dipelajari oleh manusia Sardiman. 1992. 86 Motivasi bawaan atau disebut juga dengan motivasi primer terjadi dengan sendirinya tanpa melalui proses belajar, sedangkan motivasi yang dipelajari atau motivasi sekunder muncul melalui proses pembelajaran sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang.

e. Komponen Motivasi Belajar

Connie Frieth 2007: 2 menjelaskan komponen-komponen motivasi belajar yang meliputi, 1 rasa ingin tahu, 2 pemikiran yang positif positive thinking , 3 sikap, 4 kebutuhan, 5 kemampuan competence dan motivator eksternal external motivator . Masing-masing komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a. Rasa ingin tahu curiosity . Ahli perilaku menyatakan bahwa pengaruh utama dalam belajar adalah adanya penghargaan dan hukuman. Perilaku dapat dipusatkan jika ada rangsangan yang berupa penghargaan dan dijauhkan dari hukuman. Individu secara alamiah memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Pada umumnya mereka mencari pengalaman-pengalaman baru, mereka sangat senang mempelajari segala sesuatu yang baru sifatnya, merasa puas apabila mampu memecahkan masalah, memiliki keterampilan yang sempurna dan mengembangkan kemampuannya. xxxiv Tugas utama guru adalah mengasuh dan memelihara rasai ingin tahu dan menggunakannya sebagai motivasi belajar. Siswa dengan rasa ingin tahu yang kuat akan belajar lebih intensif. Dengan demikian rasa ingin tahu merupakan salah satu motivasi intrinsik untuk belajar, dan terus belajar tanpa tergantung dari penghargaan dari guru. b. Pikiran positif positively thinking Siswa yang tidak percaya bahwa dirinya “mampu”, tidak akan termotivasi dalam belajar. Upaya membagi tugas ke dalam bagian- bagian dan menetapkan siswa dengan keberhasilan merupakan metode untuk mengembangkan rasa percaya diri siswa. Driscoll 1994 menetapkan tiga faktor penentu pikiran yang positif, adalah kecakapan kemampuan diri, pengalaman pribadi dan persuasi. c. Sikap Sikap diperlukan oleh siswa sebagai faktor pengarah dalam belajar dan merupakan motivasi intriksik yang besar serta tidak selalu diwujudkan dalam bentuk perilaku. Fleming and Levie dalam Connie Frieth 2007: 3, menyimpulkan tiga macam pendekatan untuk merubah sikap, yaitu, memberikan pesan-pesan persuasif, pemodelan dan penguatan perilaku yang tepat, dan pengaruh ketidaksesuaian antara komponen kognitif, afektif dan perilaku. d. Kebutuhan Kebutuhan yang bersifat individual dari setiap siswa sangat besar. Maslow mengklasifikasikan hirarki kebutuhan menjadi lima xxxv jenjang, yaitu; a kebutuhan fisiologi kebutuhan dasar, b keamanan kebutuhan dasar, c kasih sayang dan memiliki, d penghargaan dan 5e aktualisasi diri. Motivasi termasuk ke dalam kategori kebutuhan dasar, sehingga harus dipenuhi sebelum memenuhui kebutuhan lain yang lebih tinggi. Siswa tidak siap untuk belajar apabila kebutuhan dasarnya belum terpenuhi. e. Kompetensi Kompetensi merupakan motivasi intriksik untuk belajar yang sangat berkaitan dengan kekuatan diri self efficacy . Bagi siswa yang tidak memiliki kepekaan atas kekuatan diri, guru tidak cukup hanya memberikan situasi-situasi untuk menjadi berhasil, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas-tugas yang bersifat menantang sehingga dapat berprestasi. Selain itu, penguatan kompetensi dapat dilakukan dengan memberikan dukungan, rasa hormat dan dorongan. Kemampuan berprestasi menjadi faktor motivasi intrinsik. f. Eksternal motivator Motivasi dapat dibangkitkan melalui penguatan-penguatan oleh motivator yang mampu memberikan sugesti. Siswa membutuhkan pembangunan penguatan kemampuan seperti doa dan dorongan untuk membimbingnya. Kondisi-kondisi eksternal yang mampu mendukung kondisi internal meliputi, kesempatan, tanggungjawab, kompetensi, xxxvi hubungan personal, kebahagiaan dan dukungan dalam bentuk lain seperti perhatian dan rasa hormat serta pengembangan keterampilan bimbingan Mc. Combs, 1996.

f. Pengukuran Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 4 18

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KELUARGA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA Hubungan Antara Lingkungan Keluarga Dan Pemanfaatan Sumber Belajar Dengan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ips Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama

0 3 19

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP BATIK SURAKARTA Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas VIII SMP Batik Surakarta.

1 4 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP BATIK SURAKARTA Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas VIII SMP Batik Surakarta.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas VIII SMP Batik Surakarta.

0 2 6

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIVAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 4 MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 12

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MPBI DENGAN METODE MASYARAKAT BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIIE SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2007/2008.

0 0 7

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP CINTA TANAH AIR PESERTA DIDIK :Eksperimen di Kelas VIII SMPN 31 Bandung.

0 2 65

HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP PELAJARAN GEOGRAFI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SMA NEGERI SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 0 1

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GETASAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20172018

0 5 16