Obat yang Sering Menyebabkan Erupsi Obat Kerangka Teori Kerangka Konsep

pengobatan topikal. Pada eksantema fikstum, jika kelainan membasah dapat diberikan krim kortikosteroid, misalnya hidrokortison 1-2,5. Pada eritroderma dengan kelainan berupa eritema yang menyeluruh dan mengalami skuamasi dapat diberikan salep lanolin 10 yang dioleskan sebagian-sebagian. 10-12,17,19,20,27-29

2.1.9. Prognosis Erupsi Obat

Pada dasarnya erupsi kulit karena obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui dan segera disingkirkan. Akan tetapi pada beberapa bentuk, misalnya eritroderma dan kelainan berupa sindrom Lyell dan sindroma Stevens-Johnson, prognosis sangat tergantung pada luas kulit yang terkena. Sindroma Stevens-Johnson memiliki angka mortalitas dibawah 5 sedangkan nekrosis epidermal toksik mencapai 20-30 dan kebanyakan pasien meninggal akibat sepsis. 14

2.2 Obat yang Sering Menyebabkan Erupsi Obat

Saha et al melaporkan jenis-jenis obat yang paling sering menyebabkan erupsi obat adalah sulfonamid yaitu sekitar 17, lalu diikuti flurokuinolon sekitar 11,3, analgesik sekitar 11,3, anti epilepsi sekitar 11,3, allopurinol sekitar 7,5, dan azitromicin sekitar 5,70. 8 Menurut penelitian Young, Jong Joo, jenis-jenis obat yang paling sering menyebabkan erupsi obat adalah golongan antimikroba yaitu sekitar 34,10, lalu diikuti golongan anti konvulsan sekitar 32,88, dan golongan anti inflamasi non steroid sekitar 21,51. 30 Universitas Sumatera Utara Menurut penelitian Nandha, Gupta Hashmi mengemukakan jenis-jenis obat yang paling sering menyebakan erupsi obat adalah golongan antimikroba yaitu sekitar 48,30, lalu diikuti golongan anti inflamasi non steroid sekitar 21,90. Menurut penelitian Shah, Desai Dikshit jenis-jenis obat yang paling sering menyebakan erupsi obat adalah golongan antimikroba yaitu kotrimoksazol sekitar 15 dan flurokuinolon sekitar 15. 7,31 Jenis-jenis obat yang paling sering menyebabkan erupsi obat adalah golongan antimikroba yaitu sekitar 61,4, lalu diikuti golongan anti inflamasi non steroid sekitar 22,9, dan obat anti epilepsi sekitar 10. Menurut penelitian Ghosh, Acharya Rao 2006, jenis-jenis obat yang paling sering menyebakan erupsi obat adalah golongan antimikroba yaitu sekitar 30, lalu diikuti golongan anti epilepsi sekitar 25, obat anti tuberkulosis sekitar 11, dan obat anti piretik sekitar 9. 32,33 Menurut penelitian Pudukadan Thappa, jenis-jenis obat yang paling sering menyebakan erupsi obat adalah kotrimoksazol yaitu sekitar 22,2, lalu diikuti dapson sekitar 17,7 dan menurut penelitian Sharma, Sethuraman Kumar, jenis-jenis obat yang paling sering menyebakan erupsi obat adalah golongan antimikroba yaitu sekitar 42,6 lalu diikuti golongan anti inflamasi non steroid sekitar 18. 34,35 Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Teori

2.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pasien dengan Erupsi Obat Distribusi pasien erupsi obat berdasarkan umur Distribusi pasien erupsi obat berdasarkan jenis kelamin Distribusi pasien erupsi obat berdasarkan gambaran klinis erupsi obat Data demografik: • Sex • Umur • Ras • HLA Reaksi imunologis Tipe klinis: • Makulopapular morbiliformis • Urtikaria angioedema • Fixed drug eruption • Eritroderma • Purpura • Vaskulitis • Reaksi fotoalergik • Pustulosis eksantematosa generalisata akut • Sindroma Stevens- Johnson • Nekrolisis epidermal toksik Reaksi non imunologis Patogenesis Erupsi obat Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui jumlah frekuensi serta gambaran distribusi pasien erupsi obat di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik. Data yang digunakan adalah data sekunder dan rekam medis pasien EO di RSUP H. Adam Malik periode tahun 2010-2013. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah potong lintang retrospektif.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di rekam medik RSUP H. Adam Malik selama bulan Januari – Maret 2014.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi target adalah rekam medis dari pasien yang mengalami EO. Populasi terjangkau adalah rekam medis dari pasien EO di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah populasi terjangkau pada periode tahun 2010-2013. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakteristik Pasien Psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Januari 2010 – Desember 2012

3 95 56

Hubungan Psoriasis Dengan Profil Lipid Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012-2013

1 58 86

Gambaran Distribusi Karakteristik Pasien Erupsi Obat Alergi Di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2010-2012

1 60 57

Pola Penyakit Kulit Akibat Infeksi Jamur Superfisial di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2009-2012

5 60 100

Karakteristik Pioderma Superfisialis Pada Bayi dan Anak di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Tahun 2010 – 2012

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Erupsi Obat 2.1.1. Definisi Erupsi Obat - Profil Erupsi Obat di Satuan Medis Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Tahun 2010 – 2013

0 0 15

PROFIL ERUPSI OBAT DI SATUAN MEDIS FUNGSIONAL ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUP HAJI ADAM MALIK TAHUN 2010 – 2013

0 0 14

Hubungan Psoriasis Dengan Profil Lipid Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012-2013

0 0 16

Pola Penyakit Kulit Akibat Infeksi Jamur Superfisial di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2009-2012

0 0 43

Pola Penyakit Kulit Akibat Infeksi Jamur Superfisial di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2009-2012

0 0 9