44
BAB III TINJAUAN YURIDIS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HOTEL
STUDI DI PEMKO MEDAN
A. PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL
1. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hotel
a. Dasar Pengenaan Pajak Hotel
Dasar Pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel. Apabila pembayaran dipengaruhi oleh hubungan
yang istimewa, harga jual atau penggantian dihitung atas dasar harga pasar yang wajar pada saat pemakaian jasa hotel.
Pembayaran adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh subjek pajak kepada wajib pajak untuk harga jual, baik jumlah uang yang dibayarkan maupun penggantian
yang seharusnya diminta wajib pajak sebagai penukaran atas pemakaian barang atau jasa tempat penginapan dan fasilitas penunjang termasuk pula semua tambahan
dengan nama apapun juga dilakukan yang berkaitan dengan usaha hotel.
13
b. Tarif Pajak Hotel
Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar sepuluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten yang bersangkutan.
_________________
13
Marihot Pahala Siahaan, S.E., M.T, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, hlm.304
45
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada pemerintah kabupaten untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi
masing-masing daerah. Dengan demikian, setiap daerah diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan daerah lainnya yang
tidak melebihi sepuluh persen.
14
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel
Beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Wajib Pajak Hotel
Jumlah wajb pajak hotel sangat berpengaruh dalam penerimaan pajak hotel, jika semakin banyak jumlah wajib pajak hotel maka makin banyak pula yang
menyetorkan pajak hotelnya. Begitu juga sebaliknya, apabila semakin sedikit hotel yang aktif di kota medan maka tidak optimal pula penerimaan pajak hotel tersebut.
2. Jumlah Pengunjung Hotel
Pengunjung adalah sasaran utama dari pajak hotel maka apabila pengunjung hotel sedikit, maka sangat berpengaruh besar terhadap penerimaan suatu hotel.
Sehingga suatu hotel harus menunjukkan kualitas dan juga fasilitas yang berstandar agar para pengunjung hotel tertarik untuk dating dan memakai jasa perhotelan
tersebut. _______________________
14
Marihot Pahala, Op Cit, hlm. 305.
46
Adapun hal-hal yang mungkin dapat mempengaruhi penerimaan pendapatan hotel khususnya di Kota Medan yaitu :
2.1. Tingkat Keamanan Medan merupakan salah satu kota besar yang paling aman di Indonesia
dibanding kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan lain sebagainya yang rawan terorisme dan tingkat kriminal yang tinggi. Jadi tidak
heran apabila kota Medan menjadi salah satu tempat pariwisata yang dipilih oleh masyarakat Indonesia.
2.2. Tingkat Kenyamanan dan kelengkapan Hotel Kenyamanan dan kelengkapan hotel sangat berpengaruh dalam
penerimaan pendapatan suatu hotel, dikarenakan hal tersebut merupakan penunjang dalam menarik minat pengunjung hotel. Kebersihan, keamanan dan
kelengkapan fasilitas yang dimiliki suatu hotel membuat pengunjung merasa senang dan berkesan untuk berada di hotel tersebut. Jadi, tidak sedikit
masyarakat dari golongan menengah keatas yang lebih memilih hotel berbintang disbanding hotel melati, demi sebuah kenyamanan dan segala
fasilitas yang disediakan oleh hotel. 2.3. Tarif Biaya Penginapan
Disamping kenyamanan dan kelengkapan fasilitas hotel, hal yang utama bagi pengunjung hotel adalah tarif. Hal ini dapat dilihat dengan
banyaknya pengunjung hotel yang memilih Hotel Melati untuk menginap, dikarenakan tarif penginapannya yang cukup terjangkau dan juga disenangi
47
para pengunjung. Sehingga Hotel Melati juga mempunyai peran yang cukup besar dalam penerimaan pajak hotel.
B. ASAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL
Dalam melakukan pemungutan pajak hotel, ada asas yang mengatur cara pemungutannya. Asas tersebut adalah :
a. Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata.
b. Penetapan pajak tidak ditentukan dan sewenang-wenang, oleh karena itu
Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak terhutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.
c. Wajib Pajak dapat membayar pajak sesuai dengan saat yang tidak
menyulitkan Wajib Pajak. d.
Biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan semaksimal mungkin, demikian pula beban yang dipikul
Wajib Pajak.
C. PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HOTEL
1. Tata Cara Pemungutan Pajak Hotel
Pemungutan pajak tidak boleh dilakukan secara borongan, dimana wajib pajak juga wajib membayar pajak terhutang berdasarkan SPTPD. Pajak yang terhutang
dibayar ke kas daerah melalui bank atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh kepala daerah. Dimana Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan dengan
dibayar sendiri berdasarkan SPTPD, SKPDKB, dan SKPDKBT.