koordinasi instansional, terhadap beberapa instansi yang menangani satu urusan tertentu yang bersangkutan dan koordinasi territorial, terhadap dua atau lebih
wilayah dengan program tertentu.
1.5.5.3.Prinsip-Prinsip Koordinasi
Menurut Sugandha,
36
1.6.Metode Penelitian
beberapa prinsip yang perlu diterapkan dalam menciptakan koordinasi antara lain adanya kesepakatan dan keastuan pengertian
mengenai sasaran yang harus dicapai sebagai arah kegiatan bersama, adanya kesepakatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan oleh masing-
masing pihak, termasuk target dan jadwalnya, setelah itu adanya kataatan atau loyalitas dari setiap pihak terhadap bagian tugas masing-masing serta jadwal yang
telah diterapkan. Kemudian adanya saling tukar informasi dari semua pihak yang bekerja sama mengenai kegiatan dan hasilnya pada suatu saat tertentu, termasuk
masalah-masalah yang dihadapi masing-masing, didukung dengan adanya koordinator yang dapat memimpin dan menggerakkan serta memonitor kerjasama
tersebut, serta memimpin pemecahan masalah bersama, dan adanya informasi dari berbagai pihak yang mengalir kepada koordinator sehingga koordinator dapat
memonitor seluruh pelaksanaan kerjasama dan mengerti masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh semua pihak, serta dilengkapi denagn adanya saling hormati
terhadap wewenang fungsional masing-masing pihak sehingga tercipta semangat untk saling bantu.
Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa prinsip-prinsip koordinasi adalah adanya tindakan dalam menyatukan informasi yang disetai dengan ketaatan
terhadap pertauran dan kepemimpinan
1.6.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Di dalam penelitian ini adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah,
36
Ibid., hal.47.
Universitas Sumatera Utara
dimana peneliti sebagai instrumen kunci, analisis data bersifat induktif yang lebih menekankan makna daripada generalisasi. Filsafat postpositivisme sering juga
disebut paradigma interpretasi dan konstruktif yang memandang realita sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis dan penuh makna. Penelitian
dilakukan pada objek yang alamiah. Objek alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya tidak
dimanipulasi dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi objek tersebut. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam yang mengandung
makna. Makna adalah data yang sebenarnya. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi tetapi lebih menekankan pada
makna. Sedangkan dari segi sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif analitis, dimana penelitian ini bermaksud menggambarkan bagaimana fenomena-fenomena
kekuasaan yang terjadi dalam hubungan pemerintahan kecamatan dan desa pada masa otonomi daerah.
1.6.2 Responden Penelitian
Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pimpinanpejabat BP. Batam Dwi Joko Wiwoho direktur PTSP dan Humas
BP.Batam dan Pemko Batam Ardy Winata, Ka.Bagian Humas Setdako Batam yang berwenang untuk memberikan informasi dalam penelitian ini. Disamping itu
juga digali informasi dari berbagai elemen masyarakat lainnya.
1.6.3 Sumber Data
Salah satu yang diperlukan dalam persiapan penelitian adalah mendayagunakan sumber-sumber informasi yang tersedia. Dalam penelitian
skripsi ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari aktor atau
informan yang di anggap mampu memberikan deskripsi tentang kondisi objek yang akan diteliti. Selain itu dapat juga berupa data-data yang tertulis mengenai
objek tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Data sekunder dapat diklasifikasikan yaitu data yang diperoleh dari buku, artikel, jurnal dan sebagainya juga data yang dapat diakses melalui internet yang
tentu berhubungan dengan penelitian.
1.6.4 Metode Pengumpulan Data