Nitric Oxide dan Psoriasis

2.3 Nitric Oxide dan Psoriasis

Pada psoriasis ditemukan adanya ekspresi yang berlebihan dari berbagai sitokin – sitokin proinflamasi kutaneus dan sistemik seperti interleukin IL, tumor necrosis factor TNF dan interferon IFN. Interaksi selular yang kompleks antara keratinosit epidermal, leukosit mononuklear, neutrofil, sel – sel dendritik dan sel T yang teraktivasi dengan faktor – faktor pertumbuhan, kemokin dan sitokin terlibat dalam perkembangan psoriasis. 17 Suatu marker inflamasi yang penting adalah NO. NO merupakan suatu mediator yang labil yang dapat dideteksi pada kadar yang tinggi dengan adanya sitokin IFN γ, TNFα, IL-8, IL-1 dan IL-6 ini. NO dilepaskan secara berkesinambungan pada konsentrasi rendah oleh cNOS, sedangkan untuk konsentrasi yang tinggi oleh iNOS. 8 Peningkatan sintesis NO menunjukkan adanya peranan dalam patogenesis psoriasis. NO dapat mencetuskan proses terjadinya psoriasis, sedikitnya sebagian melalui peningkatan pelepasan dari calcitonin gene – related peptide CGRP dan vasorelaksasi yang diinduksi CGRP. 8 CGRP menginduksi produksi dari endothelial leucocyte adhesion molecule - I pada endotelium. CGRP juga menyebabkan hiperproliferasi keratinosit, degranulasi sel mast, vasodilatasi dan kemotaksis neutrofil, ini merupakan gambaran histologi psoriasis. 8,30 CGRP dijumpai pada serabut saraf dan serabut saraf yg mengandung CGRP lebih padat pada epidermis psoriatik. Dengan demikian patogenesis lesi plak psoriasis sangat berkaitan dgn ekspresi berlebihan dari CGRP. Hal ini sesuai dengan hipotesis dari Morhenn yang menyatakan kemampuan NO dalam menigkatkan pelepasan dan efek CGRP, yang dianggap berperan penting dalam patomekanisme psoriasis. 30 Universitas Sumatera Utara Penelitian yang dilakukan Kolb – Bachofen dkk, menunjukkan peningkatan ekspresi iNOS pada lesi plak psoriasis, dan menyimpulkan bahwa ekspresi iNOS terlibat dalam patogenesis inflamasi kulit pada psoriasis. Gerharz DB dkk, dalam penelitiannya mengenai peranan inducible NOS dalam inflamasi pada psoriasis membuktikan ekspresi inducible NOS pada biopsi kulit dari pasien dengan psoriasis yang tidak ditemukan dari spesimen kulit yang normal. 7 Cals-Grierson dan Ormerod dalam tulisannya menyatakan bahwa NO menstimulasi sel – sel epitel untuk menghasilkan dan melepaskan kemokin dan mediator pertumbuhan lainnya seperti vascular endothelial growth factor yang berperan dalam proliferasi keratinosit dan angiogenesis. Mereka juga menyebutkan bahwa peningkatan ekspresi NOS2 dijumpai pada berbagai kondisi inflamasi termasuk psoriasis. 23 25 Beberapa obat antipsoriatik seperti steroid, metotreksat, siklosporin diketahui dapat menghambat produksi NO. 26 Tekin dkk, melakukan penelitian tentang kadar NO serum darah pasien psoriasis yang diterapi dengan metotreksat dan ternyata terdapat penurunan kadar NO serum darah setelah diterapi metotreksat. Metotreksat akan menghambat produksi NO dengan jalan penghambatan encim cNOS ataupun iNOS. 8 Orem dkk, membuktikan dalam penelitiannya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar NO serum dari pasien psoriasis setelah diberikan terapi topikal cholecalciferol. Penelitian Ormerod dkk, menunjukkan bahwa pengaplikasian suatu krim yang melepaskan NO pada kulit normal menghasilkan peningkatan limfosit T dan 31 Universitas Sumatera Utara sel – sel endotel, dimana keduanya merupakan gambaran psoriasis. Ia juga menunjukkan penurunan produksi NO pada plak psoriasis setelah aplikasi iNOS inhibitor – NG monomethyl L arginine L-NMMA. Sedang penelitian Morhenn melaporkan perburukan plak setelah aplikasi donor NO yaitu nitrogliserin. Namazi, pada penelitiannya menunjukkan bahwa statin, yang diketahui menghambat ekspresi iNOS dan sitokin proinflamasi dapat efektif pada kondisi – kondisi seperti psoriasis. 7 Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Teori