Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

24 S 2 = Simpangan baku kelompok 1 pufa pada penelitian sebelumnya = 2.3 Besar sampel diambil dengan metode multisage random sampling , pengambilan secara acak yang pelaksanaannya membagi populasi menjadi beberapa fraksi sampai pada unit sampel yang diinginkan. Sampel minimum pada penelitian ini 96 anak. Menghindari dropout, ditambahkan 10 sehingga peneliti mengambil sampel sebanyak 106 anak. Penelitian Ristya mendapatkan deft rata-rata 4,67, sehingga peneliti membagi dalam dua kategori untuk pencarian sampel deft. Jumlah sampel deft 1-5 adalah sebesar 106 anak, deft 5 adalah sebesar 106 anak, dan pufa 106 anak. Sehingga total sampel penelitian 318 anak. 14,20 Pada penelitian ini, sampel diambil dengan melihat kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut: Kriteria Inklusi • Anak kooperatif • Anak telah mendapat persetujuan orangtua • Anak yang termasuk dalam kategori : Kelompok I : deft 1-5 Kelompok II: deft 5 Kelompok III : deft ≥1 dan pufa ≥1 Kriteria Eksklusi • Anak mempunyai gigi permanen

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian a. Variabel terikatdependen : Indeks massa tubuh b. Variabel independen : Skor pufa, skor deft, jenis kelamin, deft 1-5, deft 5, deft ≥ 1 dan pufa ≥ Universitas Sumatera Utara 25 Definisi operasional NO Variabel Definisi Cara pemeriksaan Kategori Skala data 1. Usia Usia dihitung dari ulang tahun terakhir sampai satu hari sebelum ulang tahun responden pada saat dilakukan penelitian Kuisioner 3-5 tahun Rasio 2. Jenis Kelamin Tanda atau ciri dari lahir yang membedakan antara laki-laki dan perempuan Dilihat secara fisik yang teridentifikasi sejak lahir a. Laki-laki b. Perempuan Nominal 3. Anak dengan indeks pufa ≥ 1 Anak yang memiliki indeks pufa. Pen- jumlahan dari akibat karies yang tidak dirawat pada gigi desidui, dengan kriteria: p keterlibatan pulpa : kamar pulpa telah terbuka dan kelihatan atau struk- tur korona gigi telah hancur dan hanya akar atau fragmen akar yang tertinggal. u ulserasi : ulser traumatik pada jaringan lunak seperti lidah atau mukosa bukal karena sisi yang tajam. f fistula : saluran pus nanah. a abses : pembeng- kakan dan mengan- dung pusnanah. Indeks pufa dihitung dengan menjumlah- kan p+u+f+a. Dilakukan pemeriksaan pada rongga mulut anak menggunakan kaca mulut dan bantuan senter. Hasil dicatat pada lembar pemeriksaan 1. Anak tanpa pufa dan deft 1-5 2. Anak tanpa pufa dan deft 5 3. Anak dengan pufa ≥1 Nominal Universitas Sumatera Utara 26 NO Variabel Definisi Cara pemeriksaan Kategori Skala data 4. Rerata indeks pufa Jumlah indeks pufa semua sampel dibagi dengan jumlah sampel Menghitung rerata indeks pufa - Rasio 5. Anak dengan indeks deft 1-5 Anak yang tidak memiliki indeks pufa dan memiliki deft minimal 1 dan maksimal 5. Penjumlahan indeks pengalaman karies pada gigi desidui, dengan indeks Klein: d decayed : Pada pemeriksaan terlihat adanya karies, radiks, ulserasi, fistula, abses, karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen, gigi dengan tumpatan sementara. e extracted : Pada pemeriksaan terlihat adanya gigi yang hilang atau dicabut karena karies. f filling : Pada pemeriksaan terlihat ada gigi dengan tumpatan permanen. t tooth : Satuan gigi desidui. Dilakukan pemeriksaan pada rongga mulut anak menggunakan sonde, kaca mulut dan bantuan senter. Hasil dicatat pada lembar pemeriksaan 1. Anak tanpa pufa dan deft 1-5 2. Anak tanpa pufa dan deft 5 3. Anak dengan pufa ≥1 Nominal 6. Anak dengan indeks deft 5 Anak yang tidak memiliki indeks pufa dan harus memiliki deft lebih dari 5 Pemeriksaan deft dilakukan dengan meng-gunakan kaca mulut dan sonde. Hasil diisi pada lembar pemeriksaan 1. Anak tanpa pufa dan deft 1- 5 2. Anak tanpa pufa, deft 5 Nominal Universitas Sumatera Utara 27

3.5 Cara pengambilan data